Bonchap - Addicted

164 15 1
                                    

-Mohon tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen di cerita ini, jadilah reader yang supportive ^_^-



Sweet Home:
| Bakal pulang telat. Mau latihan band dulu

Hwang Yeji:
| Makan diluar atau di rumah?

Sweet Home:
| Di rumah dong

Hwang Yeji:
| Okay~ Aku juga dijemput hari ini ya. Tapi aku bakal masakin

Sweet Home:| Jaga diri ya

Yeji mematikan layar ponselnya dan menyimpan ponsel itu di dalam roknya sebelum akhirnya dia mengambil tas dan bersiap untuk pulang. Heejin masih sibuk berkutat dengan soal Fisika yang baru saja diajari oleh guru sementara Siyeon sudah dari tadi menghilang mungkin bertemu dengan pacar barunya atau entahlah siapa pun itu. 

"Heejin, aku dijemput kak Jungwoo. Tidak apa aku tinggal?"tanya Yeji.

"Hmm silakan Ji, Haechan mau kesini,"jawab Heejin dengan senyumnya yang sangat imut. Bahkan Yeji yang perempuan saja terpesona. Oh iya, Haechan lagi pdkt dengan Heejin. Tidak menyangka kan? Hehe. Jadi ceritanya Heejin baru pulang dari klub paduan suaranya terus saat berjalan ke halte bus, ada segerombolan anak laki-laki dari sekolah lain yang mencegat Heejin. Heejin panik dong. Tapi untungnya Haechan yang baru dari klub sepak bola lewat dengan Eric. Langsungnya mereka berdua mendatangi Heejin yang diganggu itu. Heejin benar-benar kaget karena Haechan yang biasanya tidak pernah serius dan suka terbully oleh the Riots itu bisa menghajar 3 orang sekaligus dan langsung menghampiri Heejin yang sudah keringatan karena dicegat tadi. Eric sih tidak maju menghampiri Heejin ya karena dia kan mantannya Siyeon - iya, sudah mantan. Pertama kali buat Heejin lihat ekspresi Haechan yang cemas dan serius, bikin Heejin jadi terpesona. Sejak itu mereka jadi dekat.

"Oh. Oke, aku duluan ya,"Yeji lalu beranjak dari bangkunya dan meninggalkan kelas. 

Saat melewati ruang klub musik, Yeji bisa mendengar tabuhan drum yang dimainkan Soobin dan genjrengan gitar disertai suara Yeonjun yang menyanyi. Yeji lalu sedikit menoleh ke arah ruang klub musik yang kebetulan pintunya tidak ditutup. Sebentar cuma, tapi Beomgyu duduk sambil main gitar tepat menghadap pintu, langsung melihat Yeji.

"Aku ke wc bentar ya,"kata Beomgyu pada TXT bandnya dan Kazuha yang juga lagi duduk menunggu kegiatan klub Beomgyu. Hmm, iya, Kazuha sih nempel terus sama Beomgyu hehe.

Yeji yang tadi cuma lewat dan melirik sekilas tidak menyangka saat sedang asyik berjalan, tangannya tiba-tiba ditarik. Baru mau bersuara, mulutnya dibekap. Yeji menoleh dan melihat Beomgyu yang sudah tersenyum lebar. Mereka ada di bawah tangga sehingga agak sedikit tersembunyi dan keadaan memang sudah sangat sepi karena jam pulang sekolah sudah lewat sekitar 30 menit yang lalu.

"Rambutnya dikuncir Gyu,"kata Yeji setelah Beomgyu melepaskan bekapan tangannya dimulut gadis itu. Yeji memberikan ikat rambut yang selalu dibawanya. Saat mau mengikatkannya dirambut Beomgyu, pria itu menahan tangannya. 

"Nanti aku ikat. Jangan pulang malam ya, Ji,"kata Beomgyu sambil mengusap pipi Yeji dengan lembut. 

"Iya Gyu, aku cuma mau ke toko buku dengan dia terus diantar ke bimbel,"

Beomgyu mengangguk. Yeji tau maunya Beomgyu apa, karena sejujurnya Yeji juga menantikannya. Tanpa kata-kata lagi mereka saling mendekatkan wajah mereka hingga bibir mereka bertemu. Tangan Beomgyu memeluk pinggang Yeji dengan erat dan yang satunya lagi memegang belakang kepala Yeji. Tidak ada kecupan, tidak cuma sekedar menempel lagi, ciuman mereka sudah saling melumat. Sejak saat itu memang mereka jadi saling membutuhkan dalam hal ini. Tidak pernah lebih namun tidak kurang juga. Tiada hari tanpa saling merasakan bibir satu sama lain bahkan seakan sudah menjadi rutinitas mereka selalu berciuman sebelum dan bangun tidur. Di sekolah Beomgyu juga sering mencuri waktu untuk bertemu Yeji berdua saja hanya untuk mendapat 'vitamin'-nya. Energy Beomgyu entah kenapa jadi naik setiap saat dia melakukan ini dengan Yeji. Dia sangat ketagihan dengan kegiatan memangut bibir ini.

Ponsel di kantong rok Yeji bergetar dan Beomgyu bisa merasakannya. Bibir mereka lalu berpisah dan Yeji tersenyum kecil "Aku sudah dijemput. Duluan ya,"ucap Yeji.

"Nanti dulu,"Beomgyu menahan tangan Yeji.

"Hm?"

"Cium sekali lagi,"pinta Beomgyu.

"Ya ampun Gyu udah ih nanti ada yang lewat gimana?"

"Gak akan. Sekali lagi baru aku lepasin,"kali ini pria itu menampakkan ekspresi seperti anak kecil yang mau permennya.

"Kamu kayak anak-anak mau permen aja,"

"Iya emang...ini kan permen aku,"Beomgyu langsung meraih belakang leher Yeji lagi dan mengarahkan padanya, memangut bibir Yeji lagi.

"Hmpph...udah Bam,"Yeji melepaskan ciuman mereka saat sekali lagi ponselnya bergetar. Mendengar panggilan khusus yang jarang sekali terucap itu Beomgyu akhirnya menurut. Kalau dipanggil 'Bam' artinya keluarganya sedang sangat serius, begitu juga Yeji. Dan seperti sihir juga, jika dipanggil 'Bam', Beomgyu bakal langsung nurut.

"Ya sudah, hati-hati Ji,"Beomgyu mengusap kepala Yeji pelan. Dia sebenarnya belum rela ciuman mereka berlangsung cukup cepat namun dia juga tidak bisa berlama-lama karena takut ada yang lewat.

"Jangan melanggar janji ya,"Beomgyu mengecup singkat bibir Yeji sekali lagi sebelum ia melepaskan gadis itu. Yeji mengangguk dan pergi meninggalkan Beomgyu yang menatap punggung istrinya menjauh. Pria itu tersenyum kecil.

Yah, bagaimana pun juga pernikahan mereka ini memang tidak didasari cinta. Saat ini istrinya itu sedang berjalan menuju cintanya. Dan Beomgyu? Ia berjalan kembali ke ruang klub menemui the Riots dan Kazuha yang selalu setia menunggunya.





a/n:
Ini aku kasih bonchap dulu ya buat intermezzo sebelum masuk season 2 hehee...

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang