"Loh Bunda?"
Irene tersenyum lembut melihat Yeji. Masih menampakkan sisi ramah dan lembut hatinya. Namun nenek Beomgyu atau yang sering disebut Nyonya Besar ini sama sekali tidak menyunggingkan senyum. Padahal setau Yeji, nenek tidak seperti ini. Yeji lalu duduk disamping mama dan juga ternyata ada papanya.
Irene menghembuskan nafas dengan berat saat nenek Beomgyu memberikan kode dengan tatapan. Mama Seulgi juga cuma memijat-mijat dahinya.
"Biar aku saja, Ren,"kata Seulgi saat Irene mau membuka mulutnya. Bagaimana pun, ini anaknya, Seulgi tidak rela jika Yeji disakiti orang lain. Biarlah dia yang menegur, memarahi, dan mungkin membuat Yeji menangis.
"Kenapa Ma?"tanya Yeji pelan.
"Kamu dari mana?"tanya mama Seulgi.
"Aku dari mall beli perlengkapan untuk besok Beomgyu ulang tahun,"
"Jangan bohong Yeji,"
Yeji, mama Seulgi, bunda Irene dan papa Minhyun terdiam saat mendengar suara tegas nenek Beomgyu. Irene langsung mengenggam tangan ibunya itu "Ibu, aku mohon ibu diam saja,"
"Nek...ada apa nek?"tanya Yeji bingung. Tidak biasanya nenek Beomgyu setegas ini.
Mama Seulgi menghela nafas panjang sementara papa Minhyun tidak bisa berkata-kata lagi.
"Ini siapa Yeji?"
Yeji terdiam saat melihat mama Seulgi menunjukkan ponselnya, foto Jungwoo sedang mencium dahinya lalu foto mereka berjalan sambil berpegangan tangan. Ya ampun padahal setau dia keluarga ini maupun keluarga Beomgyu jarang sekali ke mall yang dia kunjungi apalagi pada siang hari. Mama Seulgi malah hanya kesana kalau Yeji yang mengajak.
"I-ini...,"
"Yeji kau menyelingkuhi cucuku Choi Beomgyu?"nada suara nenek Beomgyu sekarang bergetar. Terlihat terluka dan kecewa karena cucu kesayangannya diselingkuhi oleh sang istri. Yeji meremas roknya dan menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa beralasan karena foto itu sudah menampakkan hubungan apa yang Yeji miliki dengan Jungwoo.
"Ibu, aku mohon jangan berbicara,"pinta bunda Irene.
"Diam Irene. Kamu sanggup melihat anakmu satu-satunya dikhianati anak ini?"tanya nenek Beomgyu.
Mata Yeji sudah berkaca-kaca dan entah dari mana keberaniannya datang "Ya. Aku masih anak-anak nek, bun, pa, ma. Aku masih anak-anak saat kalian menikahkanku dengan Beomgyu. Lalu apa yang bisa kami lakukan dalam pernikahan ini disaat usia kami masih sangat muda? Apa kalian pernah bertanya apa kami saling mencintai?"Yeji lalu menatap bunda Irene dengan sedih.
"Apa bunda pernah bertanya siapa yang Beomgyu cintai?"Yeji membayangkan Kazuha, dia tidak pernah tau bahwa yang dicintai Beomgyu adalah dirinya sendiri.
"Yeji apa kalian selama ini sama-sama punya pacar?"tanya mama Seulgi tak percaya.
"Mama berharap apa dengan kami ma? Kami tidak pernah memulai ini dengan cinta dan saat bersama kami sudah mencintai orang lain! Kami bisa apa ma? Kasih tau Yeji! Yeji dan Beomgyu sudah cukup menderita beberapa tahun yang lalu untuk saling tumbuh dewasa dalam kondisi seperti ini! Lalu kami sepakat untuk menjalani hubungan pribadi kami masing-masing!"akhirnya semuanya keluar juga. Hal yang selama ini Yeji harap dapat diketahui orang tua mereka. Iya, sudah cukup mereka memaksakan ego mereka pada kedua pasang suami istri muda ini.
"Kalau begitu aku sudah tetapkan. Kalian akhiri saja pernikahan ini!"ucap nenek Beomgyu tegas namun rahangnya gemetaran, matanya berkaca-kaca.
"Yeji maafkan mama,"mama Seulgi sekarang duduk berlutut dihadapan Yeji dan mengenggam tangan Yeji yang sedang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With U [BEOMGYU YEJI]
FanfictionKarena suatu hal, Yeji yang masih berusia 17 tahun harus menikah muda dengan Choi Beomgyu teman sekelasnya. "Kalau mau mesra-mesraan minimal jangan di depan mata bisa kali? Dasar istri durhaka,"- Beomgyu. "Mending mulai sekarang urus urusan masing...