One And Only

76 12 2
                                    

"Tiga orang korea dan satu orang china tinggal di korea,"seorang pria kaukasian menghitung sambil menunjuk empat orang di depannya.

"Sebenarnya aku tinggal di Liverpool selama 6 tahun,"jawab Somi, gadis berambut blonde dengan mata bulat dan lipstick merah kontras dengan warna kulitnya.

"Aku tinggal di Amsterdam sejak kecil,"jawab seorang gadis cantik berambut hitam disebelahnya.

"Aku tinggal di Amsterdam sejak kecil,"jawab seorang gadis cantik berambut hitam disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Intinya kalian kelompok korea,"ucap pria itu, Jacob.

"Rasis,"Somi berdecak kesal saat Jacob pergi setelah mencatat nama mereka.

"Kalian sudah merasakan ini sejak kecil?"tanya Renjun pada Somi dan Olivia Park, nama gadis berambut hitam itu.

"Keluargaku seumuran ada yang tinggal di Liverpool juga dan tidak ada yang berani padaku karena dia asli full kaukasian,"jawab Somi sambil menghidupkan laptopnya.

"Aku sudah biasa. Awal-awal sih memang agak parah sampai aku masuk cheerleaders,"jawab Olivia santai. 

"Waktu di korea dulu karena masih sama-sama asia tidak ada masalah sih karena ras tapi saat disini benar-benar terasa bedanya,"tanggap Renjun.

"Kau sendiri bagaimana, Gyu?"tanya Renjun.

"Aku tidak peduli,"jawab Beomgyu santai, fokus pada laptopnya, mencari beberapa referensi untuk kelas yang akan dimulai 30 menit lagi.

"Dia bisa membayar orang yang mengatainya,"tawa Renjun.

"Oh ya? Beomgyu sekaya itu?"tanya Olivia tak percaya.

"Ck. Biasa aja,"Beomgyu tidak suka dibahas soal harta keluarganya.


*** 

"Gyu, kau tidak ikut?"

Beomgyu yang sejak tadi menatap pada apa pun kegiatan para mahasiswa di taman depan gedung fakultasnya menoleh. Olivia mendekat dengan buku dipelukannya dan rambut terurai indah. Cantik, jika bisa dikatakan oleh siapa pun yang melihatnya. Wangi white lily yang halus dapat tercium oleh indra Beomgyu saat Olivia sudah berdiri disampingnya.

Beomgyu menggeleng.

"Setiap kita mau party kau selalu skip. Memang tidak bosan di apartemen saja? Menurutku menikmati masa muda dengan bebas dan pergi ke berbagai macam pesta, pub dan cafe adalah kehidupan mahasiswa yang sebenarnya,"

Beomgyu terdiam. Memang seharusnya begitu kan? Sejak dulu harusnya dia menikmati masa mudanya, pergi berpesta, minum-minum dengan the Riots, melakukan apa pun yang dia inginkan. Namun tentu saja kalian tau penyebabnya kenapa dia tidak melakukan itu semua.

Kehidupan masa muda Beomgyu bisa dibilang sudah sangat berat.

Masa mudanya seakan dirampas.

Namun untuk membalasnya sekarang, bahkan Beomgyu merasa itu tidak perlu lagi. Dia sudah terbiasa melepas semua masa muda itu.

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang