1

22.7K 940 5
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya Arga hanya sarapan dengan sang Ayah karena Alya sedang membuat bubur untuk Gavin yang semalam terserang demam.

"Yah, nanti habis sekolah selesai aku mau izin keluar boleh kan?" ujar Arga setelah menyelesaikan sarapannya.

"Mau pergi ke mana?" tanya Bara menatap anak bungsunya.

"Mau main sama temen boleh kan?"

"Gak" ucap Bara lalu ku kembali fokus dengan sarapannya.

"Sebentar doang Yah, lagian udah gak ada les atau pelajaran yang lain" mohon Arga, dia merasa bosan dan ingin pergi jalan-jalan keluar rumah lagi pula hari ini tidak ada kegiatan lain selain sekolah.

"Ayah bilang gak ya gak Arga, di rumah temenin Abang kamu" tegas Bara lalu bangkit dari duduknya.

"Ayah ke kantor dulu ingat kamu gak boleh pergi main keluar temenin Abang kamu dia semalam demam" peringatnya lagi lalu pergi meninggalkan meja makan.

"Udah ada ibu yang nemenin Abang ngapain gue juga nemenin, lagian orang sakit bisa di ajak main apa? yang ada tiduran dong kali" gumam Arga lalu pergi ke kamarnya untuk siap-siap sebelum guru datang ke rumah.

Tok tok tok

"Ibu ini Arga" ucap Arga mengetuk pintu kamar Gavin.

"Masuk" sahut Alya yang sedang menyuapi bubur pada Gavin. Arga masuk ke dalam kamar Gavin lalu duduk di tepi ranjang Gavin.

"Guru kamu belum datang?" tanya Alya sambil menyuapi Gavin.

"Udah" jawab Arga.

"Terus ngapain di sini? sana turun ke bawah belajar" titah Alya menatap anak bungsunya. "Kenapa diam aja sana keluar"  ujar Alya karena anak bungsunya hanya diam memandangi dirinya.

"Aku lupa ngerjain PR yang kemarin di kasih guru" ucap Arga menundukkan kepalanya.

"Ya terus?" tanya Alya.

"Abang bantuin aku ngerjain PR nya ini PR matematika aku gak bisa ngerjain sendiri" pinta Arga dengan cepat dia menunjukkan buku yang di bawanya pada Gavin.

"Ayo bantuin aku ngerjain pr nya, sekarang Bang" ujarnya yang sudah duduk di atas ranjang Gavin.

Alya menghela napas melihat tingkah anak bungsunya. "Berantem aja ingat giliran PR gak ingat"

"Namanya juga lupa ya gak ingat Bu" balas Arga tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Ajarin caranya aja Gav, biar jawabnya mikir sendiri" ucap Alya pada Gavin.

"Kelamaan dong kalau gitu udah Bang langsung jawabnya aja, biar cepat nanti gurunya nunggunya kelamaan" ucap Arga memberikan buku dan pulpennya pada Gavin.

"Abang tulisin seklian ya" sambungnya lagi lalu turun dari atas kasur.

"Mau ke mana?" cegah Gavin ketika adiknya beranjak pergi dari kamarnya.

"Mau turun ke bawah Abang kerjain PR aku nanti aku ambil lagi ke sini" jawab Arga lalu segera turun ke bawah untuk menemui gurunya.

"Gak usah di kerjain biarin aja, biar Arga tanggung jawab sama tugasnya sendiri" ucap Alya, hal seperti ini bukan hanya sekali tapi sudah berulang kali, ia sering mengingatkan anaknya untuk mengerjakan PR nya tapi anak itu selalu bilang nanti dulu alhasil dia lupa jika ada pr.

"Cuma sedikit Bu gak pa-pa, kasihan nanti di marahin sama gurunya lagi" balas Gavin lalu mengerjakan pr matematika milik adiknya agar cepat selesai saat adiknya mengambil bukunya kembali.

Di bawah di ruang khusus untuk belajar, Arga sedang mengerjakan tugas yang di berikan gurunya. "Arga PR yang Ibu kasih tiga hari yang lalu udah di kerjakan?" tanya Wina guru homeschooling Arga.

"Sudah, tapi bukunya masih ada di kamar nanti aku ambil Bu" jawab Arga mengalihkan perhatian sejak.

"Kamu benar yang ngerjain sendiri kan?" tanya Bu Wina untuk memastikan jika Arga mengerjakan pr yang diberikannya sendiri.

"Iya lah Bu ngerjain sendiri, emang siapa yang mau ngerjain" balas Arga.

"Kakak mu, Ibu mu bilang setiap kali PR matematika kamu  minta kakak kamu yang ngerjain" jelas bu Wina. Waktu itu mendapatkan laporan dari Alya jika Arga jarang mengerjakan pr nya sendiri selau Gavin yang mengerjakannya, Alya meminta dirinya untuk memperingati Arga agar dia belajar sendiri.

"Cuma minta di ajarin, karena aku kurang paham"

"Dari dulu emang kamu gak pernah perhatian setiap pelajaran yang ibu kasih, gak kaya kakak kamu yang paham semua mata pelajaran gak harus di jelasin berulang kali" balas Bu Wina.

Arga tidak lagi membalas ucapan bu Wina karena ia paham ke arah mana pembicaraan bu Wina, lagi pula ia juga sadar diri tak sepintar sang kakak tapi ia juga tidak suka jika harus di banding-bandingkan dengan kakak nya atau orang lain, menurutnya semua orang memiliki batasan kemampuannya sendiri begitu juga dengan dirinya.

"Cepat selesaikan tugas mu setelah itu ambil buku pr mu" ucpa Wina yang di jawab anggukan kepala oleh Arga.

..................

Sore ini sesuai yang di rencanakan Arga yaitu pergi jalan-jalan keluar rumah bersama dengan sahabatnya.

"Lo yakin kan aman? Ayah lo gak tau kalau gue yang jemput lo" tanya Agung sahabat dekat Arga, mereka berteman sejak SD dan sampai sekarang ini.

"Lo gak percaya sama gue, Ayah gue pulang malam karena ada meeting di kantornya sedangkan Ibu lagi sibuk ngurusin Abang gue yang lagi demam" balas Arga.

"Oke, kalau gitu kita mau ke mana sekarang?" tanya Agung karena mereka sudah jalan sejak 30 menit yang lalu tanpa tujuan.

"Ketepatan biasa" jawab Arga yang membonceng motor Agung.

Reflek Agung menghentikan motornya secara mendadak. "Lo gila! mau cari mati? gak, gak gue gak mau" tolak Agung ia tau tempat biasa yang di maksud oleh Arga.

"Sekali ini lagi kalau gak ketemu juga gue janji gak bakal datang lagi ke sana, mau kan tolongin gue ini yang terakhir gue janji"

"Bener ya ini yang terakhir, awas lo kalau bohong" ancam Agung lalu kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat yang di inginkan Arga.

Setelah perjalanan cukup jauh mereka sampai di sebuah tempat yang cukup kumuh. "Lo tunggu sini biar gue yang yang ke sana sendiri" ucap Arga lalu memasuki pemukiman itu.

Arga terus berjalan masuk dalam pemukiman langkahnya berhenti di sebuah bangunan tua namun di dalamnya sangat ramai orang-orangnya yang sedang duduk santai sambil menikmati minumannya.

"Lo lagi, mau mau cari orang yang sama lagi?" tanya salah satu dari mereka yang sudah sangat hafal dengan wajah Arga, menandakan jika Arga tidak hanya sekali datang ke tempat itu.

Arga tersenyum ramah pada orang itu. "Aku pasti akan terus datang ke sini sebelum Tante kasih tahu di mana dia" balas Arga.

"Bukanya gue udah bilang berulang-ulang sama lo kalau dia, orang yang lo cari itu udah gak ada di sini, dia udah bahagia di luar sana dan gue gak tau dia ada di mana entah hidup atau mati gae gak tau" jawab wanita itu bangun dari duduknya lalu menghapri Arga.

"Dia punya hutang sama lo?" penasaran wanita itu.

Arga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Iya banyak banget hutangnya, belum bunganya" jawabnya.

Wanita itu masuk ke dalam bangunan tua itu, tak berselang lama dia kembali menghapri Arga.

"Yang gue tau dia tinggal di sini, kalau udah ketemu jangan lupa hasilnya bagi gue juga" ucap wanita itu memberikan sepucuk kertas bertuliskan alamat rumah orang yang di cari oleh Arga.

"Pasti" ucap Arga lalu menyimpan kertas itu di sakunya.

"Kalau begitu aku permisi dulu, terima kasih" pamit Arga lalu meninggalkan tempat tersebut.

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang