6

11.6K 766 7
                                    

Baru saja kakinya sedikit membaik bukan Arga namanya kalau tidak berbuat ulah, lihat saja anak itu sekarang sudah berani memanjat pagar belakang rumahnya.

"Kalau gue loncat kaya biasanya, bisa-bisa kaki gue sakit lagi. Kalau gak loncat kelamaan" monolog Arga mengambil ancang-ancang untuk loncat ke bawah, baru saja ingin loncat suara Bara mengurungkan niatnya "ARGA!!" teriak Bara dari arah belakang.

"Mampus gue" gumam Arga menoleh ke arah belakang. "Ayah, belum berangkat ke kantor?" tanyanya dengan tersenyum lebarnya.

"Mau kabur ke mana kamu?" tanya Bara berjalan mendekati anaknya yang sedang berusaha turun dari atas pagar rumahnya.

"Siapa yang mau kabur orang lagi-"

"Apa?" sela Bara meraih tangan anaknya setelah anak itu berhasil turun.

"Yah, dengerin aku dulu, aku tuh bukan mau kabur cuma mau main sebentar" ucap Arga berusaha melepas cengkraman tangan Bara.

"Berani kamu bolos sekolah malah pergi main" ucap Bara menarik paksa tangan anaknya menyeretnya masuk ke dalam.

"Aku bosen Yah di rumah terus, sekali aja yah izinin aku sekolah umum" mohon Arga setelah Bara melepaskan tangannya.

"Sekolah umum? Homeschooling aja satu pun pelajaran gak ada yang masuk ke dalam otak kamu apa lagi sekolah umum, yang ada malu-maluin" balas Bara menoyr kepala Arga.

"Kalau nilai aku bagus semua Ayah izinin aku sekolah umum?" tanya Arga mendongakkan kepalanya menatap Bara.

"Jangan mimpi"

"Kenapa gak boleh aku juga mau punya mimpi kaya anak-anak lain"balas Arga menatap Bara.

"Mimpi apa? jadi bajingan keluar masuk klub malam, ikut balapan liar jadi brandalan ikut tawuran" ujar Bara menatap tajam anaknya.

"Aku ada di dunia ini juga karena ayah, wahar yah kalau aku jadi bajingan kan aku anak ayah-''

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Arga bukan dari Bara, melainkan dari Alya "Siapa yang mengajari mu seberani itu dengan orang tua?" marahnya.

"Tapi yang aku bilang itu fakta Bu" jawab Arga menundukkan kepalanya.

"Tau apa kamu tentang fakta, anak kecil kayak mu gak tau apa-apa lebih baik diam. Tugas kamu  itu belajar dan nurut apa kata orang tua apa susahnya, jangan membangkang Arga sekali aja jangan buat masalah gak bisa?" ucap Alya yang sudah 
kesal dengan tingkah Arga yang selalu saja membuat keributan di rumahnya.

"Aku cuma mau-"

"Pergi ke ruang belajar guru kamu udah datang dari tadi" sela Alya lalu pergi dari sana.

"Tunggu apa lagi sana pergi, belajar yang benar jangan bisanya bikin ulah aja" imbuh Bara lalu pergi meninggalkan anaknya sendiri.

Arga menghela napasnya lalu pergi ke ruang belajar, di sana sudah ada guru
bu Wina yang sudah menunggu "Arga mana buku PR kamu yang Ibu kasih waktu itu, udah kamu kerjain kan?" tanya bu Wina.

"Pr apa ya bu?" tanya Arga, karena ia tidak ingat jika ada pr.

"Ipa kamu lupa?"

"Sebentar Bu aku cek dulu" ucap Arga segera pergi untuk mengabil buku di kamarnya. "Mati lah gue kalau belum di kerjain tuh pr" gerutunya dalam hati lalu membuka buku pelajarannya.

"Abang gue emang paling the best" ucap Arga setelah melihat PR nya sudah di kerjakan sudah pasti Gavin yang mengerjakannya karena dia merasa tidak mengerjakannya sama sekali.

......................

"Pipi kamu kenapa?" tanya Gavin melihat pipi adiknya yang sedikit merah, dia berjalan menghampiri adiknya yang sedang bermain game di kamarnya.

"Biasa, kaya gak tau aja" jawab Arga tetap fokus pada gamenya.

"Hari ini kenapa lagi, samapi kamu di pukul gitu?"  Gavin duduk di sebelah adiknya, mengusap pipi adiknya dengan lembut "Sakit?"

Arga menggelengkan kepalanya. "Gak sakit panas doang, tadi ketahuan sama Ayah pas mau bolos sekolah" jawab Arga menyudahi acara bermain gamenya, mengapit perhatiannya pada Gavin.

"Bang kamu mimisan" ucap Arga segera mengambilkan tisu untuk Gavin.

Gavin membersihkan darahnya dengan tisu yang di berikan adiknya. "Sebentar" ucap Arga lalu berlari menuju pintu kamarnya. "IBU ABANG SAKIT" teriaknya memangil Alya, setelah itu Arga membantu Gavin untuk berbaring di kasurnya setelah mimisannya berhenti.

Alya yang mendengar teriakkan Arga segera bergesas menuju ke kamar Arga "Ada apa?" panik Alya berjalan mendekati anaknya.

"Abang mimisan barusan, katanya kepalanya pusing" jawab Arga turun dari atas kasur.

"Ambilin obat di kamar Abang" titah Alya yang segera di laksanakan oleh Arga.

Arga segera pergi ke kamar Gavin untuk mengambil obat, setelah menemukan obatnya dia kembali ke kamarnya.

"Ibu ini obatnya" ujar Arga memberikan tabungan obat milik Gavin pada Alya.

Alya menerima tabungan obat itu lalu membatu Gavin untuk duduk dan minum obatnya "Aku gak pa-pa Bu, cuma pusing sedikit" ucap Gavin melihat wajah Ibu-nya yang terlihat begitu khawatir.

"Nanti kita ke rumah sakit lagi" ucap Alya mencium kening anaknya, mengusap kepalanya dengan lembut. Sedangkan Arga hanya memperhatikan interaksi mereka berdua, ada sedikit rasa iri di hatinya namun dia segera menepisnya jauh ingin di perlakukan sama seperti Abang-nya tapi dia sadar diri, siapa dirinya di rumah ini.

"Gak usah ke rumah sakit Bu aku baik-baik aja, istirahat sebentar juga udah baikan" balas Gavin.

"Ya sudah istirahat Ibu temenin di sini" ucap Alya lalu membaringkan dirinya si samping Gavin, Arga keluar dari kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya dengan pelan-pelan.

"Ibu Arga belum makan" ucap Gavin, niatnya ke kamar adiknya untuk mengajaknya makan siang tapi dirinya malah sakit.

"Ibu udah masak tadi, nati Arga juga makan" balas Alya.

"Kalau gak di ingetin suka lupa, nanti tolong ingetin Arga makan Bu" ucap Gavin memejamkan matanya karena merasakan sakit di kepalanya yang semakin bertambah.

"Nanti ibu ingetin" balas Alya mengusap kepala anaknya dengan lembut.

Sementara itu Arga yang sedang duduk di ruang keluarga sambil bermain ponselnya, tiba-tiba saja ada seorang maid yang menghampiri dirinya "Tuan muda guru les anda sudah datang" ucap maid itu.

"Hari ini aku gak ada les" ucap Arga, karena seingatnya les nya itu besok bukan hari ini.

"Saya juga kurang tahu Tuan, saya hanya di tugaskan untuk memanggil anda karena guru sudah menunggu anda di ruang belajar" balas maid itu.

"Ya udah, sebentar lagi aku ke sana" ucap Arga segera menyimpan ponselnya "Sekolah selesai lebih awal tapi les nya di tambah sama aja bohong jir" dumel Arga sambil berjalan menuju ke ruang belajar.

Setelah Gavin tertidur Alya keluar dari kamar lalu turun ke bawah "Kemana Arga?" tanya Alya pada maid yang ada di sana.

"Tuan muda sedang ada les Nyonya" jawab maid itu. Setelah mendengar jawaban maid itu Alya berjalan menuju ruang makan, membuka tutup saji di atas meja makan.

"Anak ini, apa susahnya tinggal makan kenapa harus selalu di ingetin" ucap Alya melihat makanan di atas meja masih utuh itu artinya Arga belum makan siang.

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang