45

3.2K 337 17
                                    

"Mana Arga? Kamu bilang ketemu di sini. Atau ini cuma akal-akalan kamu aja Alya." ucap Banu yang sudah kesal menunggu sejak tadi pagi, sampai sekarang sudah sore. Namun yang di tunggu tak kunjung datang juga.

"Kemarin aku bilang ketemu di sini, dia udah jawab iya. Mungkin aja dia lupa." balas Alya.

"Dia lupa, dia bodohnya kamu enggak ingetin dia lagi." ucap Banu bangkit dari duduknya.

"Jika aku harus mendekam di penjara, kamu juga harus ikut dengan ku." ucapnya lalu pergi meninggalkan istrinya.

Alya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. "Anak sialan, aku akan membuat perhitungan dengan mu. Kamu menghancurkan semuanya, anak sialan." marah Alya.

"Aku harus mencari cara agar bertemu dengan anak itu, secepatnya aku harus membuatnya keluar dari persembunyiannya." gumam Alya lalu pergi dari sana.

Ia akan mencari cara agar bisa membuat Arga keluar dari tempat persembunyiannya, dengan begitu ia bisa memanfaatkan anak itu agar Ibu kandungnya mencabut laporannya pada Banu.

"Rania, aku harus cari tahu di mana dia tinggal. Setelah baru memikirkan bagaimana cara membuat Arga keluar dari rumah wanita itu." gumam Alya menambah kecepatan mobilnya.

"Jika aku menderita karena anak itu juga harus menderita. Hidup mu tidak akan tenang anak sialan!" kesal Alya.

"Gavin, dia pasti tahu di mana anak itu tinggal. Aku harus membuat Gavin mengatakannya, iya benar. Gavin pasti tahu."

Alya memutar arah perjalanannya, mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah. Dia akan kembali pulang ke apartemen Gavin.

Saat perjalanan menuju apartemen, keberuntungan berpihak padanya. Tanpa sengaja Alya melihat Rania yang keluar yang keluar dari sebuah ruko. Alya menepikan mobilnya, memperhatikan Rania yang tengah berbincang-bincang dengan dua orang wanita dan satu laki-laki, mungkin mereka teman atau rekan kerjanya.

Setelah beberapa menit, Rania masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya ke jalan raya.

Alya mengikuti mobil Rania, dia tidak ingin kehilang kesempatan emas ini. Orang yang tengah di cari-cari, kini dengan sendirinya muncul di hadapannya tanpa ia harus susah-susah lebih dulu.

Setelah perjalanan kurang lebih empat puluh menit, mobil Rania berhenti di sebuah halaman rumah yang besar dan mewah. Di depan pintu gerbang rumah itu di jaga oleh empat pria berbadan besar.

Rania turun dari mobil, memberikan kunci mobilnya pada salah satu pria itu. Lalu dia masuk ke dalam rumah mewah itu.

"Oh, dia tinggal di sini." monolog Alya tersenyum tipis.

"Aku akan kembali ke tempat ini secepatnya, kamu akan hancur Rania. Dan anak mu itu yang akan menjadi penyebab kehancuran mu." ucap Alya lalu kembali melajukan mobilnya pergi dari sana.

Sekarang ia sudah merasa sedikit lega, akhirnya ia tahu di mana Arga tinggal. Dan yang harus di pikirkan sekarang adalah, mencari cara Arga anak itu keluar dari rumah itu.

Sementara itu di rumah mewah itu, Rania yang baru saja sampai di sambut oleh Kakak iparnya. "Nia, apa kabar? Udah lama kita enggak kumpul-kumpul di rumah Mama. Akhirnya kita kumpul juga." ucap Mira, istri Abyan.

"Aku baik Mbak, di mana anak-anak? Kok sepi? Bisanya kalau kumpul ramai mereka main bareng-bareng. "ujar Rania yang tak mendengar suara anak-anak dari tadi.

"Mereka ada di ruang keluarga, ayo kita ke sana. Anak kamu ternyata pendiam ya Nia. Kalau gak di tanya gak mau ngomong." ucap Mira yang tadi mengajak keponakannya itu mengobrol, tapi anak itu tak banyak bicara. Hanya bicara saat di tanya, itupun hanya dengan jawaban singkat.

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang