Flashback
Sore itu keluarga kecil Bara sedang bersantai di rumahnya, Bara yang sedang berbincang-bincang dengan Alya sedangkan Gavin kecil sedang bermain di atas karpet ruang keluarga di temani oleh Nanda.
"Permisi Nyonya, ada seseorang wanita yang mencari tuan Bara" ucap maid yang bekerja di rumah Bara.
"Siapa?" tanya Alya bangkit dari duduknya. "Suruh dia masuk" titahnya.
Seorang wanita masuk ke dalam rumah Bara dengan seorang bayi di dalam gendongannya, Alya menatap wanita yang begitu sangat ia kenali "Ayu" gumam Alya segera menghampiri Ayu yang berdiri di ambang pintu masuk ruang keluarga.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Nanda bangkit dari duduknya mendorong tubuh Ayu agar menjauh dari anaknya.
"Mama, Ayu kamu gak pa-pa?" tanya Alya meraih tangan Ayu lalu mengajaknya untuk duduk.
"Aku datang ke sini ingin menyegarkan bayi ini pada Ayah-nya" ucap Ayu menatap Bara yang duduk di sofa panjang.
"Maksud mu?" tanya Alya yang tak paham dengan ucapan Ayu.
"Bayi ini adalah anak suami mu" ucap Ayu menjada sejenak ucapannya. "Aku gak bisa rawat bayi ini maka dari itu aku memberikannya pada mu" jelas Ayu.
"Apa maksud ini semua Bara?" tanya Nanda menatap menantunya, meminta penjelasan darinya.
"Dia datang ke tempat kerjaku lalu memaksa ku untuk ikut dengannya-"
"Diam!! Aku tidak bertanya dengan mu sialan!" bentak Nanda pada Ayu yang ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.
"Bara, katakan apa yang di katakan wanita itu tidak benar, dia sedang berbohong benar kan?" ujar Nanda.
"Dia tidak berbohong aku yang melakukannya," jawab Bara.
Plak!
Nanda menapar Bara dengan keras "Bajingan berani kau mengkhianati anak ku" marah Nanda lalu beralih menatap Ayu.
"Pergi kau dari sini!" usir Nanda menarik paksa tangan Ayu.
"Aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali setelah aku menyerahkan anak ini pada Ayah-nya" ucap Ayu mendekati Alya.
"Aku mohon, terima anak ini aku tidak bisa merawatnya" mohon Ayu bersimpuh di hadapan Alya.
Alya mengabil alih bayi itu lalu membatu Ayu untuk berdiri. "Aku akan merawat bayi ini" ucap Alya menggendong bayi yang terus menagis sejak tadi.
"Apa kau gila Alya!" marah Nanda berusaha merebut bayi itu dari tangan Alya.
"Bara kenapa kau diam saja?" ucap Nanda yang melihat Bara hanya duduk santai sambil menikmati kopinya.
"Apa yang harus aku lakukan Ma? Istriku saja menerima bayi itu, aku harus apa membunuh bayi itu? Apa Mama pikir istri ku akan memberikan hal itu terjadi? Tentu saja tidak apa lagi wanita itu adalah adik dari laki-laki yang begitu di cintainya" ucap Bara dengan santai lalu bangkit dari duduknya mendekati Nanda.
"Kejutkan untuk mu" bisiknya lalu pergi menbaw Gavin ke kamarnya.
"Aku akan membunuhmu" ucap Nanda mendekati Ayu. Alya menghalangi Nanda yang berusaha meraih tangan Ayu.
"Pergilah!" teriak Alya pada Ayu.
"Mama cukup! Aku sudah melakukan apapun yang mama inginkan, untuk kali ini aku mohon biarkan Ayu pergi dan biarkan aku merawat anak ini, anak ini tidak bersalah" mohon Alya, dia sudah menuruti semua yang Ibu-nya inginkan, termasuk menikah dengan Bara.
"Pergilah Yu, aku akan merawat anak ini dengan baik, aku janji anggap ini sebagai permintaan maaf ku untuk semua yang menimpa Kakak mu" ucap Alya, meminta Ayu segera pergi dari rumahnya.
Ayu menuruti perintah Alya. Dia pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Alya.
"Kamu akan menyesalinya nanti" ucap Nanda lalu pergi begitu saja meninggalkan rumah anaknya.
Waktu berlalu begitu cepat sejak kecil Arga memang tidak mendapatkan kasih sayang dari Bara, tapi Kakak-nya begitu menyayanginya begitu pula dengan sang Ibu yang begitu menyayanginya, namun semuanya berubah saat Gavin yang sering jatuh sakit perhatian Alya muli berkurang, Bara juga sering marah-marah padanya bahkan tak jarang Bara juga beramin tangan pada dirinya.
Hingga waktu Arga duduk di bangku kelas 3 SD, Bara memaksa Arga untuk sekolah di rumah bersama dengan Gavin dengan alasan Arga yang tak berprestasi di sekolahnya, dan setiap kali Nanda datang berkunjung ke rumah dia selalu mengingatkan dari mana Arga berasal, awalnya Arga tidak paham dengan apa yang di katakan oleh Nanda. Namu saat mendengar pertengkaran kedua orang tuanya, Arga mulai mengerti kenapa Nanda begitu membenci dirinya karena dirinya bukanlah anak kandung Alya melainkan anak dari wanita lain.
.................
Suara musik khas klub malam tiba-tiba saja berhenti membuat para pengunjung yang sedang asyik menikmati musik menjadi sepi seketika.
Semua pengunjung yang ada di sana mengalihkan perhatian mereka pada seorang pria yang baru saja masuk dengan pakaian formalnya, tak hanya sendiri pria itu datang bersama dengan berberapa anak buahnya yang berjejer di belakang pria itu.
Pria itu berjalan masuk tujuannya adalah meja nomor 7 di mana dua pemuda sedang asyik berbincang-bincang tanpa memperhatikan situasi sekitarnya.
"Bagus, sudah berani berbuat ulah rupanya?" suara dingin pria itu terdengar di telinga mereka berdua.
"Yah, a-aku nyasar ke sini" ujar Arga dengan gugup.
"Nyasar dari hongkong lo! jelas-jelas lo niat datang ke sini" ujar Natha dengan santai.
Arga tersenyum paksa pada Natha memberinya kode pada Natha agar diam tapi sayangnya Natha tidak sepeka itu jadi dia melanjutkan kata-katanya. "Tadi aja lo nawarin gue buat cobain minuman di sini berarti lo udah sering ke sini," ujar Natha lagi.
"Anak anjing satu ini nyesel gue nyamperin dia" gerutu Arga dalam hati.
"Gue pulang dulu ya, jangan lupa besok ketemu lagi di sini" pamit Natha lalu segera pergi melewati segerombolan orang dewasa dengan berpakaian serba hitamnya sedangkan Arga hanya bisa diam dan mengumpati Natha dalam hati.
"Awas aja kalau ketemu lagi gue cekik tuh anak" umpat Arga dalam hati.
"Apa yang kamu minum barusan?"
"Air putih kasih es Yah," jawab Arga menunjukkan gelas bekas minumnya.
"Yang tadi di katakan teman mu itu?"
"Aku cuma bohong sama dia" jawab Arga menundukkan kepalanya, Bara meraih tangan Arga lalu menariknya keluar dari tempat itu.
"Siapa anak yang tadi?" tanya Bara lalu menyuruh Arga untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Teman aku"
"Kita ke rumah sakit" titah Bara pada sopir pribadinya.
"Siapa yang sakit? Abang sakit lagi Yah?" khawatir Arga menatap Bara yang duduk di sebelahnya.
"Ibumu" jawab singkat Bara.
"Ibu, kenapa kok tiba-tiba? Tadi pas aku pergi ibu baik-baik aja? Kenapa tiba-tiba sakit?" tanya Arga, seingatnya tadi Alya baik-baik tidak ada masalah dengan sang Ibu kenapa tiba-tiba saja ada di rumah sakit.
"Diamlah kamu ikut aja jang banyak tanya" balas Bara lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA
Teen FictionArga adalah remaja yang lahir dari hasil perselingkuhan sang Ayah yang di lakukannya dengan sengaja, sejak bayi tinggal bersama dengan Ayah-nya yang hanya memanfaatkan dirinya untuk obat sang kakak yang yang menderita penyakit anemia aplastik. hidup...