9

10.7K 700 9
                                    

Setelah di rawat selama satu minggu akhirnya Arga di perbolehkan pulang oleh dokter, saat ini dia sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah di bantu oleh Bara.

"Udah beres semuanya kan?" tanya Bara.

"Kayanya udah semuanya Yah, ayo kita pulang" balas Arga lalu segera berjalan keluar lebih dulu, sedangkan Bara mengikutinya dari belakang.

"Tunggu di sini sebentar Ayah ambil mobil dulu" ucap Bara segera pergi untuk mengabil mobil. Tak butuh waktu lama Bara sudah sampai di depan lobby rumah sakit, setelah memasukkan barang-barang milik Arga ke dalam mobil merekapun pergi meninggalkan rumah sakit.

"Yah, sesuai perjanjian ya habis ini setiap libur sekolah aku boleh pergi main ke luar" ucap Arga, saat ini mereka dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Tapi ingat di luar rumah kamu gak boleh berbuat ulah" balas Bara sambil fokus menyetir.

"Iya aku gak akan berbuat ulah di luar" ujar Arga tersenyum manis pada Bara. "Kalau gak lupa, kalau lupa ya mau gimana lagi yang penting gue gak janji" lanjutnya dalam hati.

"Habis ngantri aku pulang Ayah langsung pergi lagi?" tanya Arga karena Gavin belum di perbolehkan pulang dari rumah sakit.

"Tunggu Ibu kamu pulang baru ay6ah pergi" jawab Bara menghentikan mobilnya di halaman rumah, setelah itu mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Sana ke kamar mu istirahat, nanti barang-barang kamu biar bibi yang bawain ke kamar kamu" ujar Bara mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.

"Di rumah sakit aku udah banyak istirahat Yah, kalau aku pergi main boleh kan?" balas Arga mendudukkan dirinya di sebelah Ayah-nya. "Sebentar aja janji pulangnya gak smpai malam"

"Pergi ke kamar mu" titah Bara menatap tajam anaknya, apa-apa anaknya ini baru saja keluar dari rumah sakit sudah ingin pergi keluar aja.

"Sebentar doang gak boleh Yah?"

"Pergi ke kamar mu Arga" tegas Bara.

"Iya, iya ini mau pergi ke kamar" jawab Arga segera pergi ke kamarnya.

"Anjing banget lah udah satu minggu lebih di kurung di rumah sakit, sekarang udah di rumah malah di kurung lagi" dumel Arga sambil berjalan menuju ke kamarnya.

Arga masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan dirinya di atas kasur. "Gue pengen ketemu sama Ibu kandung gue, pengen ketemu secara langsung terus nyapa dia" monolog Arga mengingat wanita waktu itu.

"Dia gak mungkin ngenalin gue tapi gue yakin dia ngenalin Ibu sama Ayah, gue mau tau reaksinya kalau dia lihat foto Ayah sama Ibu" gumam Arga, dia ingin menemui wanita itu lagi dan menunjukkan foto ayah dan ibunya, ia ingin tau apakah wanita itu mengigat anaknya yang dulu di berikan pada ayahnya atau dia sudah lupa dan tidak perduli lagi.

"Arga" suara Alya yang baru saja masuk ke dalam kamarnya mengalihkan perhatian Arga.

"Iya bu" jawab Arga bangun dari tidurannya.

"Ini buah kamu makna habisin" ujar Alya memberikan piring berisi buah-buahan pada Arga.

"Kurangin dikit-"

"Habisin itu satu porsi kaya biasanya" sela Alya lalu pergi keluar dari kamar Arga.

"Habisin itu satu porsi kaya biasanya, iya satu porsi kaya biasanya kalau Abang di rumah lah sekarang Abang gak ada di rumah siap yang mau ngabisin" dumel Arga lalu memakan buah-buahan yang di berikan Alya dengan terpaksa.

................

"Abang" panggil Arga berjalan menghampiri ranjang pasien Gavin.

Gavin merentangkan tangannya lalu memeluk adiknya dengan erat "Abang kangen tau kenapa lama banget gak ke sini-sini" ucap Gavin melepas pelukannya pada adiknya.

"Kan ada oma di sini nanti aku kena marah sama Oma, lagian kan tiap hari kita telponan" balas Arga, memang selama dirinya di rawat di rumah sakit dirinya tidak pernah menemui Gavin, tapi Gavin selalu mengirim pesan dan menelpon dirinya.

"Beda dek, ketemu langsung sama telpon" ucap Gavin meminta adiknya untuk naik ke atas ranjangnya. "Duduk sini Abang masih pengen peluk kamu" ucapnya.

"Aku mau makan dulu tadi di suruh makan sama Ibu tapi aku lupa" balas Arga lalu mengabil tempat makan yang tadi di bawanya dari rumah.

Gavin melihat jam di dinding kamar rawatnya. "Udah jam sembilan malam kamu belum makan malam?" tanya Gavin menatap adiknya.

"Tadi kan belum lapar nah sekarang baru lapar" jelas Arga lalu duduk di sofa panjang yang ada di ruang rawat Gavin. "Abang mau?" tawarnya menoleh ke arah Gavin.

"Buat kamu aja Abang tadi udah makan" balas Gavin lembut tersenyum pada adiknya "Habisin makannya jangan di disain kaya biasanya" ujarnya lagi.

"Hmm" dehem Arga lalu segera memakan makanan malamnya. "Ayah" panggil Arga saat Bara masuk ke dalam ruang rawat Gavin.

"Kenapa?" tanya Bara menghapri Arga.

"Aku keluar sebentar mau minum obat" bisik Arga pada Ayah-nya. Bara menganggukkan kepalanya.

"Jangan lama-lama habis itu balik lagi ke sini"

"Iya"  Arga segera pergi keluar.

"Arga mau ke mana Yah?" tanya Gavin melihat adiknya pergi begitu saja.

"Dia mau pergi ke luar sebentar"

"Mau ngapain?" tanya Gavin penasaran turun dari ranjangnya. "Biar aku keluar lihat sendiri" ucap Gavin.

"Arga cuma pergi sebentar" cegah Bara menahan lengan Gavin.

"Ada apa?" bingung Arga melihat Ayah-nya yang sedang memaksa Gavin untuk kembali ke atas ranjangnya.

"Kamu habis dari mana barusan?" tanya Gavin berjalan menghampiri adiknya di bantu oleh Bara.

"Baru dari kantin" jawab Arga menunjukkan botol minum yang baru saja di belinya di kantin rumah sakit. "Kenapa?" tanya Arga menatap keduanya.

"Lain kali kalau pergi bilang sama Abang Ar, jangan pergi gitu aja kaya tadi" ucap Gavin meraih tangan adiknya lalu memeluknya. "Kamu gak lagi bohong sama Abang kan Ar?" tanyanya.

"Gak mungkin aku bohong sama Abang, ngapin juga aku bohong kurang kerjaan" balas Arga lalu membantu Gavin untuk kembali tidur di kasurnya.

"Beneran kan?"

Arga menganggukkan kepalanya lalu tersenyum pada Gavin. "Gak percaya sama adek sendiri sekarang? ea4jar sih bukan adek kandungnya soalnya" ucap Arga mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang Gavin.

"Ngomong apa barusan kamu? berapa kali Abang bilang sama kamu kalau kamu adek kandung Abang"

"Ya habisnya Abang yang mulai duluan, aku udah bilang dari kantin malah di kata bohong" balas Arga mencabikkan bibirnya.

"Bukan gak percaya tapi Abang takut kamu sembunyiin sesuatu dari Abang, apa lagi selama Oma di sini kamu gak mau vido call sama Abang" balas Gavin mengusap rambut adiknya.

"Maaf deh, Abang percaya sama kamu" sambungnya lagi.

"Tetep aja tadi udah curiga" balas Arga menepis tangan Gavin lalu bangkit dari duduknya.

"Abang minta maaf dek" ujar Gavin menahan tangan adiknya yang ingin beranjak pergi.

Arga melepas tangan Gavin lalu berjalan menuju sofa. "Aku mau pulang kapan Ibu sampai sini Yah?" tanya Arga berdiri di hadapan Bara.

"Sebentar lagi sampai" jawab Bara. Arga menganggukkan kepalanya mengerti lalu duduk di sebelah Ayah-nya.

"Marahnya jangan lama-lama ya, nanti kalau udah sampai rumah istirahat jangan main game lagi udah malem" ucap Gavin terus menatap adiknya yang tak menanggapi ucapannya.

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang