32

3.4K 358 10
                                    

"Hal yang sering membuatnya lupa tentang hal-hal kecil, disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf otak di bagian tertentu sehingga menurunkan kemampuan berkomunikasi dengan saraf tubuh lainnya, dan mengakibatkan kemunculan gejala sesuai dengan area otak yang mengalami kerusakan." Dokter menjelaskan tentang hasil pemeriksaan Arga pada Erlan dan Rania.

"Demensia progresif adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf otak tertentu dan dapat memburuk seiring waktu. Kondisi ini umumnya tidak dapat dipulihkan secara tuntas. Beberapa jenis demensia progresif meliputi penyakit Alzheimer."

Penjelasan dokter membuat sepasang suami istri itu terkejut, apa lagi dengan usia Arga yang masih remaja. Dan yang menjadi pertanyaan mereka adalah, bagaimana bisa Arga mendapatkan penyakit yang seperti ini.

"Dokter, apa semua yang di alami Arga ada hubungannya dengan bekas luka di kepalanya?" tanya Rania.

"Sepertinya begitu, jika dulu Arga tidak pernah mengalami masalah pada ingatannya. Dari hasil pemeriksaan, sepertinya Arga pernah mengalami sebuah benturan di kepala yang cukup parah. Namun karena tak mendapatkan penanganan yang tepat dan kurangnya perhatiannya membuatnya seperti sekarang ini." jelas dokter.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang Dok?" tanya Erlan setelah cukup lama hanya diam mendengarkan penjelasan dari dokter.

"Menjaga pola makan yang sehat, tidur teratur, olahraga teratur, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan minum obat tepat waktu. Ini semua untuk mengurangi demensia agar tidak semakin memburuk." jawab dokter.

"Untuk aktivitasnya di luar, pastikan ada orang dewasa yang mengawasinya. Jauhkan dari hal-hal yang berbahaya. Hal kecil yang dia lupakan biasa saja membuatnya terluka." sambungnya lagi.

"Dan ini hal yang sangat penting, dalam kondisi yang di alami anak Anda. Suasana hati akan berubah-ubah tidak menentu. Terkadang tiba-tiba dia akan marah tanpa sebab, frustasi dan tak jarang juga akan mengamuk. Saat dia ada dalam kondisi seperti itu, berusaha menenangkan kembali ada hal yang terbaik namun tidak akan mudah. Sebagai orang tua, saya berharap Anda akan lebih sabar untuk menghadapinya di saat seperti ini." ucap dokter itu menatap kedua orang yang duduk di hadapannya.

"Kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, yang ada akan memperburuk keadaannya. Jika masih ada yang belum Adan pahami, Anda bisa bertanya dengan saya. Dengan senang hati saya akan menjelaskan semuanya."

"Kita sudah mengerti dokter, terima kasih Dok." ucap Erlan bangkit dari duduknya.

"Sama-sama, saya tahu ini sulit untuk Anda. Tapi jangan putus semangat, kita sama-sama berusaha yang terbaik untuk Arga. Saya yakin Arga anak yang hebat. Dia juga pasti akan berusaha sebaik mungkin." ucap dokter tersenyum tipis pada Erlan.

Erlan menganggukkan kepalanya. "Tentu Dok, terima kasih. Kita permisi dulu, sekali lagi terima kasih Dokter." ucap Erlan tersenyum tipis pada dokter lalu keluar dari ruang rawat dokter.

"Sekarang bagaimana? Enggak mungkin kalau kita biarin Arga pulang ke rumah Ayah-nya." ucap Erlan sambil berjalan menuju ke ruang rawat Arga.

Rania menghentikan langkahnya. "Kamu enggak keberatan kalau Arga tinggal di rumah kita?" tanyanya membuat Erlan menghentikan langkahnya.

Dia memang tidak akan memberikan Arga kembali ke rumah Bara, tapi dia juga belum membahas tentang hal ini pada suaminya. Rencananya jika Erlan tidak setuju Arga tunggal di rumah, dia akan menjadikan apartemennya sebagai tempat tinggal Arga. Tentunya dia juga harus menyiapkan keperluan Arga dan juga mempercayakan salah seseorang untuk tinggal bersama dengan Arga.

"Kenapa enggak setuju? Aku enggak masalah kalau Arga tinggal di rumah." balas Erlan berbalik menatap istrinya.

"Arga bukan anak kamu sendiri. Kamu kan enggak suka kalau ada orang asing masuk ke rumah, apa lagi sampai tinggal bersama."

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang