3

13.3K 825 4
                                    

"Siapa yang menyuruh mu duduk di situ" sinis Nanda pada Arga yang baru saja duduk di kursi meja makan.

Arga kembali bangun dari duduknya "aku lupa, maaf" ucapnya lalu segera pergi ke belakang dengan membawa piring sarapannya.

"Mau ke mana? ayo kita sarapan" ajak Gavin yang berpapasan dengan adiknya di ambang pintu masuk ruang makan.

"Jangan cari ribut Bang masih pagi" balas Arga lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Oma" panggil Gavin berjalan menghampiri Nanda yang sedang menyiapkan sarapan bersama Alya.

"Cucu Oma udah bangun sini kita sarapan tunggu Ayah mu sebentar lagi" ucap Nanda memeluk cucu kesayangannya itu.

"Mau sampai kapan Oma gitu sama Arga, dia adek aku cucu Oma juga" ucap Gavin lalu mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Semua orang yang tinggal di rumah ini jelas tau siapa anak itu, apa perlu Oma ingatkan lagi?" balas Nanda.

"Itu udah lama lagi pula Arga tinggal di sini dari bayi, biar bagaimana pun Arga juga anak Ayah dan itu terbukti melalui tes DNA" ucap Gavin, adiknya tidak salah yang salah adalah mereka bukan adiknya tapi kenapa semua masalah di limpahan pada adiknya yang tidak tahu apa-apa tapi selalu di salahkan.

"Mau dari bayi tinggal di sini tidak merubah statusnya, dia tetap saja anak dari wanita malam itu" tegas Nanda.

"Oam-"

"Cukup, ini masih pagi Oma tidak mau ribut hanya karena anak itu" sela Nanda lalu mendudukkan dirinya di kursi meja makan, Alya menyiapkan sarapan untuk keluarganya lalu mereka sarapan pagi bersama tanpa Arga.

Selesai dengan sarapannya Arga pergi keluar untuk menemui sahabatnya yang sudah menunggunya di belakang rumah.

"Gimana lo dapat informasi apa aja?" tanya Arga tak sabar untuk mendengarkan informasi dari sahabatnya, karena hanya Agung yang bisa membantunya untuk mencari keberadaan Ibu kandungnya karena dirinya tidak bisa bebas pergi keluar rumah.

"Gue bingung gimana jelasinnya" jawab Agung turun dari atas motornya.

"Mending lo ikut gue aja gimana, biar lo lihat sendiri dan lo bisa mastiin dia orang yang lo cari atau bukan" sambungnya lagi.

"Boleh deh ayo jalan, sini gue yang bawa motornya" ucap Arga segera mengambil kunci motor milik Agung.

"Lo gak izin dulu sama om Bara? Gue gak mau ya lo di gebukin lagi kaya waktu itu" ucap Agung tidak ingin mencari masalah dengan Bara.

"Ayah gue lagi sibuk Ibu mertuanya ada di sini kalau gue izin yang ada gua cari penyakit sendiri, lo tau sendiri kan tuh nenek lampir kalau ngomong suka seenaknya jidatnya." balas Arga lalu menghidupkan mesin motornya
"Ayo buruan naik"

"Kalau om Bara ngamuk lo tanggung sendiri ya, yang penting gue udah ingetin lo buat izin dulu sama dia" ujar Agung lalu segera membonceng Arga dan mereka pergi meninggalkan halaman belakang rumah Arga.

Setelah perjalanan lumayan jauh akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang cukup mewah "Nyokap gue di sini kerja atau gimana?" tanya Arga penasaran.

"Tunggu sebentar lagi biasanya jam segini dia keluar" balas Agung yang sudah berberpa kali datang ke rumah itu. Dan benar saja tak berselang lama seorang wanita keluar dari dalam rumah mewah itu, dia keluar bersama dengan seorang anak sekitar usia 5 tahun.

"Mama ayo kita ke taman yang ada di sana" ajak anak kecil itu menarik-narik tangan ibunya.

"Hati-hati nanti kamu bisa jatuh" peringat sang ibu lau mengendong anaknya membawanya masuk ke dalam mobil.

"Ayo pergi kita ikutin mereka" ajak Agung naik ke atas motornya.

"Gak perlu ikutin mereka gue udah paham" balas Arga lalu menyerahkan kunci motor pada pemiliknya. "Lo yang bawa" ucapnya lalu mereka pergi dari sana.

..................

"Arga udah pulang?" tanya Gavin pada maid yang sedang membersihkan ruang tamu. Dia baru saja mengantarkan Nanda ke bandara.

"Belum Tuan, dari tadi pagi tuan muda Arga belum pulang" jawab maid itu.

"Pergi ke mana dia, udah sore gini belum pulang" ucap Gavin lalu pergi ke kamarnya, dia mencoba menghubungkan adiknya berulang kali, sayangnya nomor adiknya tidak bisa di hubungi.

"Kamu pergi ke mana sih Ar? sebentar lagi Ayah pulang Abang harap kamu pulang sebelum Ayah sampai rumah" gumam Gavin lalu keluar dari kamarnya.

"Bu ada apa?" tanya Gavin melihat Alya berjalan tergesa-gesa.

"Gak ada apa-apa, ibu cuma lagi buru-buru mau ambil dompet Ibu yang ketinggalan di kamar" jawab Alya lalu bergegas pergi ke kamarnya.

Setelah mengabil dompetnya di kamar Alya bergesas pergi keluar "Ibu mau ke mana?" tanya Gavin.

"Ibu ada perlu di luar" jawab Alya lalu segera pergi keluar rumah.

"Aneh, perlu apa sampai buru-buru gitu" monolog Gavin, sepertinya ada yang ibunya sembunyikan dari dirinya, apa ada hubungannya dengan sang adik yang sampai sekarang belum juga pulang ke rumah.

Sementara itu Alya yang sampai di rumah sakit segera menanyakan tentang keadaan Arga yang katanya anak itu baru saja mengalami kecelakaan. Setelah bertanya pada suster mengantarkannya ke UGD di mana Arga sedang di obati di sana.

"Terima kasih" ucap Alya pada suster yang mengantarnya lalu segera menghubungi Arga.

"Ibu, aku bisa jelasin semuanya" ucap Arga melihat Alya yang berjalan ke arahnya.

"Gak perlu di rawat kata dokter lagian lukanya cuma sedikit" sambungnya lagi, tadi setelah mengantar Agung pulang dia meminjam motor Agung dan di jalan pulang ia ingin menghindari anak kucing malah dirinya yang terjatuh dari motor, warga yang menolongnya langsung membawanya pergi ke rumah sakit terdekat apa lagi melihat ada darah yang keluar dari kepalanya, padahal lukanya hanya sedikit.

"Kamu gak bisa sehari aja gak bikin masalah? kenapa setiap kali keluar rumah selalu aja bikin masalah" ucpa Alya menatap tajam Arga.

"Maaf bu, aku-"

"Apa! Jangan cari perhatian dengan cara kaya gini Arga, kita semua sibuk bukan cuma ngurusin kamu doang. Masih banyak kerjaan kita yang jauh lebih penting dari pada ngurusin kamu yang suka bikin ulah begini" kesal Alya dengan tingkah anaknya yang satu ini, kenapa susah sekali di atur. Tadi ia mendapatkan telfon saat sedang menemani Bara meeting.

"Maaf bu" lirih Arga menundukkan kepalanya.

"Simpan maaf mu itu, ayo cepe pulang" ucapnya lalu berjalan lebih dulu tanpa membantu Arga.

Dengan pelan-pelan Arga berjalan menuju parkiran di mana Alya sudah menunggunya di dalam mobil, setelah Arga masuk ke dalam mobil. Alya segera melajukan mobilnya ke jalan raya dengan kecepatan sedang.

ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang