• Iklas

1.9K 120 11
                                    










"Aunty jangan plisss" mohonya namun Vera tetap memaksanya untuk masuk ke dalam ruangan sementara dua insan yang sudah ada di dalam ruangan tersebut menatap heran.

"Nanti aunty kasih uang jajan. Udah cepet. Dadahhh" ucap Vera setelah berhasil mendorong Zoyya masuk ke dalam ruangan lalu menutup pintu.







Ceklek!






"..."




Ruangan tiba-tiba menjadi senyap. Mata mereka saling bertemu namun tak berlangsung lama sebelum Zoyya memilih untuk membuang pandanganya.

"Sorry ganggu..." ucap Zoyya tanpa menatap lawan bicaranya. Seperti biasa Acha dapat melihat wajah khawatir gadis itu. Kening Zoyya di penuhi oleh keringat. Acha berfikir jika gadis itu berlari dan ngebut di dalam perjalanan.






"Joyya?" Panggil Acha membuatnya kembali menatap gadis itu. Zoyya masih tetap berdiri di depan pintu tak mau mendekat.

"Mmmm?"

"Kasih Acha kesempatan buat ngejelasin semuanya..." mendengar suara lirih itu membuat hati mungilnya tercubit. Ia tak mau menangis dan kelihatan cengen di depan Acha.

"Sean? Acha boleh minta waktu sama Joyya bentar kan?" Lelaki itu mengangguk lalu keluar ruangan. Tapi sebelum itu ia dengan Zoyya saling melempar tatapan dingin satu sama lain.








"Acha udah mendingan?" Tanya Zoyya perlahan mendekat ke arah gadis yang duduk bersandar lemah di atas ranjang.

Acha pun mengangguk tipis untuk menjawab.
"Joyya..." panggil Acha dengan pelan.

"Iya?" Zoyya berusaha menahan benteng pertahananya.




"Asal Joyya tau kalau Acha sesedih itu pas mutusin buat ngejauh dari Joyya...Acha juga gak mau kita kayak gini. Ini semua bukan karna Zoyya confest ataupun karna Sean..." ia menjeda sebentar "Acha cuman gak mau kalau Joyya terus-terusan kena masalah gara-gara ngebelain atau ngurusin Acha yang sakit-sakitan kayak gini..." pelupuk matanya mulai di penuhi oleh air mata.

"Hei kamu ngomong apa sih?" Ucap Zoyya dengan lembut "Aku udah pernah bilang kan ke Acha? Aku seneng di repotin sama Acha. Bukan karna apa, tapi karna aku ngerasa berguna buat Acha, aku ngerasa yang paling Acha butuhin, aku ngerasa bisa di andelin. Please stop ngerasa kayak gitu lagi..." lanjutnya.








"Acha tau kan kalau aku sesayang itu sama Acha? Kemarin-kemarin aku seberusaha itu buat tetep tenang dan komunikasi sama Acha yang tiba-tiba berubah?" Ia menatap teduh kedua mata gadis di hadapanya itu. Tanganya beralih menggenggam tangan Acha.

"Tolong lupain apa yang aku rasain...sekarang yang terpenting Acha sama kayak dulu lagi. Karna semesta hanya memberi aku kesempatan untuk mengenal Acha, tapi tidak untuk jadi pemilik..." ucapnya begitu dalam. Kedua matanya begitu memohon. Perlahan ia menarik gadis itu ke dalam pelukanya. Keduanya saling mengobati rasa rindu mereka selama ini.









"Maafin Acha..." gadis itu menangis di dalam dekapan Zoyya.

"Sssstttt...its okey..." Zoyya mengusap-usap ujung kepala gadis itu.



'Tuhan kenapa kau titipkan rasa kepada seseorang yang gak mungkin bisa aku miliki?'






Pelukan itu berlangsung cukup lama. Pelukan itu terlukur dan kedua insan saling menatap teduh. Tangan Zoyya beralih mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Acha dan Acha pun begitu. Sesudahnya mereka tertawa kecil karena melihat perilaku mereka masing-masing.


CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang