Ia menatap langit malam ini sembari mendengarkan lagu dengan Headphone yang ia pasang di telinganya. Beberapa kali ia menghela nafas mencoba untuk menenangkan diri sejenak. Ia menatap ponselnya saat teringat sesuatu."Kabarin kalo udah sampe rumah ya. Enggak juga gakpapa. Aku bakal anggep Acha lupa kayak biasanya..."
Sial, air matanya menetes begitu saja saat mengingat bagaimana lembutnya Zoyya saat mengucapkan kalimat tersebut. Ia berkali-kali mengusap air matanya yang tak berhenti mengalir. Ia benar-benar menangis. Jika saja Zoyya berada disini gadis itu pasti langsung membawa Acha kedalam pelukanya dan menenangkanya sampai ia berhenti menangis.
Kini ia berfikir apa salahnya menghubungi gadis itu toh juga cuma memberi tahu kabar. Karena tidak bisa menahan diri, ia segera mencari satu nama kontak dan memilih untuk menelfonya.
Tut tut...
Acha menekuk alisnya karena Zoyya tidak bisa di hubungi karena melakukan panggilan lain. Beberapa kali ia mencoba namun tetap saja. Ia menunggu beberapa menit dan kembali menghubungi gadis itu dan tetap saja ia mendapat pemberitahuan sibuk.
"Telfonan sama siapa sih?" Ia merasa kesal karena tidak bisa mengubungi gadis itu padahal ia sangat merindukanya. Ia memilih untuk merebahkan diri ke tempat tidurnya dengan posisi tengkurap. Headphone-nya ia lepas lalu ia menatap ponselnya seolah menunggu panggilan balik dari gadis itu.
"Dek?"
"Mmmm..." jawabnya malas tanpa melihat lawan bicaranya.
"Ngapain dah? Nungguin Hp bertelor?" Siapa lagi kalau bukan Gio. Seperti biasa jika lelaki itu ke kamar Acha pasti mencari sesuatu di antara barang-barang yang ada di meja rias adiknya itu.
"Abang ambil ini ya?"
"Mmmm..." setelah mengambil barang yang ia inginkan, Gio menggeleng lalu beranjak pergi ke kamarnya.
Sementara saat ini di sisi lain Zoyya tengah sibuk mengurus perform mereka yang akan di laksanakan dengan waktu yang sudah dekat ini dengan Marsha lewat telfon.
"Simplenya gitu dulu. Nanti aku jelasin lebih lanjutnya ya. Thanks yah udah mau ikut" setelah sekian purnama membujuk, akhirnya Zoyya mau ikut gabung untuk perform.
"Sama-sama Kak. Sorry kalo aku sering buat suasana latihan jadi gak nyaman. Dan untuk tadi siang, aku gak bermaksud kayak gitu ke Kak Marsha kok. Itu cuman karna kesel doang sama si kutu kapret"
"Its okey. Besok bisa ajarin main gitar lagi gak?"
"Gasss!"
"Yaudah kamu tidur gih udah malem"
"Kak Marsha juga ya"
"Iya"
"Goodnight Kak"
"You too Zoy"
Tut!
Jam sudah menunjukan pukul 11.25 malam. Bibirnya sudah menguap merasa mengantuk namun matanya tiba-tiba mendelik saat melihat notif panggilan tak terjawab dari Acha. Segera ia menelfon balik gadis yang sangat ia rindukan itu. Tak butuh waktu lama, panggilan di angkat oleh gadis di seberang.
"Hallo, Acha kenapa nelfon?" Jelas jika ia bertanya soal itu karena untuk saat ini itu termasuk hal yang tak biasa baginya.
"Acha?" Panggilnya lagi karena gadis di seberang tidak terdengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE? DELSHEL
Ficção Adolescente"Apa salah kalau gue suka sahabat sendiri?" Monmaap gak pinter buat deskripsi kalo kepo mending baca langsung☺️ Jangan sampai salah lapak ya🤭 ⚠️GXG ⚠️18+