• Lemah

1.6K 165 36
                                    
















"Ini...lo tau orang ini?" Ia memperlihatkan sebuah foto kepada gadis itu.

"Tadi gue gak sengaja ketemu orang yang mirip banget sama temen gue yang udah meninggal dua bulan yang lalu di salon lo..." jelasnya saat Gresel memperhatikan foto tersebut.





"Dia langganan di tempat gue. Namanya Mauren, lengkapnya gue gatau"

"Mauren...? Bisa jelasin lebih detail gak tentang tuh cewe?"

"Lo mau ngapain? Jangan macem-macem ya udah punya Acha juga"

"Engga lah! Acha tetep satu-satunya. Gue kesini cuma mau nyari informasi mengenai tuh cewe" ucapnya dengan cepat.





"Dari dulu dia udah langganan di tempat gue. Dia baru balik dari USA. Gue gak tau banyak sih. Cuma itu doang yang bisa gue kasih tau" Kini sebuah ide tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Yaudah thanks dan sorry ganggu waktu lo. Kalo gitu gue balik dulu..." Zoyya menepuk pundak gadis itu dua kali dan tersenyum tipis lalu segera beranjak pergi dengan langkah cepat menuju mobilnya.





"Pantes Acha sampe segitunya suka sama dia..." Grecel yang dibuat mematung dengan senyuman tipis dari Zoyya.




Zoyya menancap gas dan melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat dimana ia bisa mendapatkan informasi yang pastinya lengkap. Setelah sampai di rumah besar itu, ia memelankan langkahnya dan mengatur nafas.






Bayangan Marsha masih terlihat jelas saat itu. Ia benar-benar di buat trauma dengan kehilangan.

Ding dong...




Ia menekan tombol bell rumah itu dan tak lama kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintu. Rumah yang dulunya terdapat banyak pembantu rumah tangga kini tak satupun terlihat disana.

"Kamu? Ada apa datang kesini?" Itu Dinda, tak lain adalah Mamah Marsha. Wanita paruh baya itu tinggal sendirian di rumah yang besar ini karena suaminya terkena hukuman 10 tahun penjara karena kelalaianya hingga membuat Marsha meninggal.







Zoyya merasakan apa yang saat ini wanita itu rasakan. Tinggal sendiri di rumah yang besar namun tak satupun keluarga yang menemani. Terlihat mata itu sembab seperti habis menangis.

"Ada hal yang mau saya tanyakan...ini menyangkut Kak Marsha..." mendengar itu Dinda langsung mengijinkan gadis itu masuk kedalam.






"Sebelumnya maaf mengganggu waktunya. Dan saya juga lancang datang di jam yang gak pantasnya menerima tamu. Tadi siang, saya gak sengaja ketemu sama orang yang mirip banget sama Kak Marsha...tapi penampilanya jauh berbeda sikapnya juga. Saya gak bohong, saya melihat jelas di depan mata kepala saya sendiri kalau orang itu mirip banget sama Kak Marsha..." Jelas Zoyya membuat wanita itu seketika menatapnya serius.



"Mauren...nama gadis itu Mauren tante..."




"...."




"Apa tante kenal sama orang itu?"


"Mauren...?" Tiba-tiba saja Dinda meneteskan air mata "Dia kembaranya Marsha nak..." seketika ia terkejut mendengar hal itu. Ia bingung kenapa Marsha tak pernah cerita soal ini.




"Kembar???"


"Iya...waktu Marsha dan Mauren berumur 3 tahun, kami sempat mengalami kecelakaan hingga membuat kedua putri kami koma. Saat itu, Om dan tante tak mampu membuayai rumah sakit hingga kami menjual banyak aset-aset penting yamg kami punya. Dan saat itu, uang yang kami punya hanya cukup menyelamatkan satu nyawa..."




CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang