• Heartbeat

1.7K 120 2
                                    









Sudah tiga hari sejak saat itu interaksi antara mereka sangat sedikit, ditambah Acha yang begitu bersikap dingin dan selalu menolak bila Zoyya mengajaknya pergi ke suatu tempat.

"Biar aku bukain" Zoyya hendak membantu Acha yang kesusahan membuka air minumnya namun Acha menolak.

"Bisa kok..." Acha masih berusaha membuka botol itu cuma gak mau ngerepotin Zoyya.





"Acha hari ini ada jadwal cuci darah kan?" Tanya Zoyya di balas anggukan tipis "Aku anter ya?" Tanya Zoyya berusaha untuk bersikap seperti biasanya siapa tau dengan itu sikap Acha kembali.

"Mmmm itu...katanya Bang Gio yang bakal nganter Acha..." jawab Acha terlihat jelas berusaha menghindarinya.

"Owhhh gitu?" Zoyya mengambil botol minum yang belum bisa di buka oleh Acha di atas meja dan membukanya. Ia menaruh botol tersebut setelah ia buka "Betah kayak gini terus?" Ucapnya dengan wajah kecewa lalu beranjak pergi dari kelas.





"Ca? Lo kenapa aneh banget sih sekarang?" Tanya Dara yang tak sengaja melihat sikap Acha ke pada Zoyya akhir-akhir ini.

"Iya biasanya juga nempel terus ama si Zoyya" timpa Rena.

"Lo berdua berantem ya? Kenapa harus berantem sih? Gue tau si Zoyya emang ngeselin tapi masak iya lo sampe segitunya?" Tanya Dara namun Acha tidak menjawab melainkan memilih untuk pergi.

"Aelah tu anak berdua pengen gue geprek deh!" Kesal Dara.






•••




Ia berjalan dengan tatapan kosong hingga tak sengaja menabrak tubuh seseorang.
"M-maaf kak gak sengaja..." ucap Acha yang hanya di balas dengan tatapan kesal oleh gadis di itu.

"Mata lo di pake gak?" Kedua tangan gadis itu melipat, tatapan matanya sangat sinis membuat Acha takut.

"Sekali lagi maaf kak..."

"Ck! Cupu...jadi lo orangnya? Orang yang di belain sama cewe brengsek itu sampe buat Jordy babak belur?" Allexa dengan semiriknya "Dasar beban!" Lanjutnya lalu memilih untuk pergi.





Rahangnya mengeras mendengar apa yang baru saja Allexa katakan padanya. Dia segera berlari dengan sedikit isak tangisan menuju lapangan basket dan menangis di salah satu bangku penonton.

"Acha?" Saat itu Sean yang sedang melakukan latihanya segera menghampiri Acha.




"Acha kenapa nangis?" Sean memegang kedua pundak Acha dan menatap iba.

"Acha bener-bener gak tau harus gimana...hiks hiks hiks...."

"Udah-udah Acha tenang ya...kalo udah tenang Acha boleh cerita..." Sean mencoba menenangkan Acha sampai gadis itu berhenti menangis.

"Jangan nangis lagi, muka Acha kayak nenek lampir tau gak kalo lagi nangis"

"Ihhh jahat banget!"

"Yaudah makanya udahan nangisnya" Acha segera menghapus air matanya dan menatap Sean kesal.





"Tuh kan cantik lagi kayak Jennie Blackpink"

CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang