Selama jam pelajaran berlangsung, tak ada satupun yang mengeluarkan suaranya. Tanpa sesekali Acha melirik gadis di sebelahnya yang tatapanya terlihat kosong. Tangan Zoyya memainkan pulpen sementara telinganya tak mendengarkan penjelasan dari guru di depan, benar-benar tidak ada gairah."Waduh, ini beneran perang?"
"Firasat gue ini yang paling parah..." Rena dan Dara dapat merasakan suasana dingin bahkan dinginya mengalahkan es di kutub utara.
"Lo sih ngapain juga bilang ke Zoyya?" Bisik Rena.
"Acha gak ada nyuruh gue buat rahasiain itu jadi ya gue bilang aja. Secara gue tau kalau Zoyya suka sama Acha. Biar Zoyya juga paham maksud si Acha selama ini itu gimana" ujar Dara.
Kring!!!
Bel pertanda istirahat yang di tunggu-tunggu akhirnya berbunyi. Saat itupun Zoyya berdiri sedikit menghasilkan bunyi dari kursinya dan pergi begitu saja.
"Zoy? Kemana?" Panggil Rena namun gadis itu tidak menjawab."Rena..." panggil Acha dengan suara lirihnya membuat Rena langsung menoleh dan menghampirinya "Rena, Acha harus gimana? Hiks hiks hiks..." ucapnya saat Rena memeluk dan mencoba menenangkanya. Tangisan Acha juga mengundang Sean yang duduk di bangku paling depan.
"Acha?" Kenapa nangis?" Sean menggantikan posisi Rena yang tadinya meluk Acha. Gadis itu menggeleng karena tidak mungkin ia mengatakan jika Zoyya marah padanya karena tidak mengatakan tentang hubunganya dengan Sean.
"Ren, kenapa Acha nangis?"
"Tanya Acha aja nanti"
Saat itu Sean mendapat panggilan dari seseorang. Melihat siapa yang menelfonya membuatnya langsung melepas pelukanya.
"Waduh Pak Sem nelfon. Acha jangan nangis lagi ya? Aku harus ke lapangan sekarang" dari cara Sean menatap Acha, Rena dan Dara dapat melihat jika lelaki itu benar-benar tulus mencintainya. Mereka juga bingung harus berbuat apa agar Zoyya bisa menerima kenyataan jika mereka tidak mungkin bisa bersatu.Karena harus mengikuti latihan basket, mau tak mau Sean harus pergi ke lapangan sebelum Pak Sem marah.
___________
Matanya tak sengaja menangkap layar ponsel seseorang. Ia menghentikan langkahnya seraya memperhatikan dan mendengar perbincangan di antara dua insan itu.
"Separah itu? Duit segitu ngembaliinya gimana ya?"
"Kalau gue sih mending mati aja daripada malu ketemu banyak orang"
Ucap mereka saat itu membuat Zoyya tanpa berfikir panjang merampas ponsel milik mereka. Kedua gadis itu seketika terkejut dan menutup mulut mereka karena di hadapan mereka saat ini adalah Zoyya.
Ia menekuk alisnya saat melihat berita tentang Ayahnya Marsha di sebarkan oleh seseorang di grup chat sekolah sehingga semua siswa tahu tentang hal itu.
"Zoyya jangan please..." ucap salah satu gadis itu saat tangan Zoyya mengetik di room chat sekolah menggunakan ponsel milik gadis itu. Zoyya tidak mengetahui hal tersebut karena ponsel miliknya rusak akibat dirinya sendiri yang melempar hingga pecah.
"Anggap aja kali ini kalian beruntung..." ucap Zoyya saat memberikan ponsel itu lalu beranjak pergi. Ia khawatir jika Marsha kembali merasa sedih seperti kemarin. Ia menuju kelas Marsha namun gadis itu tidak ada disana. Mungkin di kantin, fikir Zoyya saat itu dan ia segera kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE? DELSHEL
Novela Juvenil"Apa salah kalau gue suka sahabat sendiri?" Monmaap gak pinter buat deskripsi kalo kepo mending baca langsung☺️ Jangan sampai salah lapak ya🤭 ⚠️GXG ⚠️18+