Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kangen delshel...
"Eh non kenapa mukanya lebam gitu? Itu juga kepalanya kenapa ada perban?" Khawatir Bibik saat Zoyya baru saja sampai di rumahnya malam itu.
"Bibik kapan sampe?"
"Jam 7 tadi non. Kata suami Bibik, makasih banyak udah mau nolong kita. Semoga kebaikan Non Zoyya berkah buat non juga..."
"Sama-sama bik..." jawabnya namun terlihat lesu membuat bibik khawatir.
"Non lagi ada masalah ya?"
"Saya ke kamar dulu bik. Bibik istirahat aja..." Zoyya yang selalu mengalihkan topik. Ia segera menuju kamarnya dan merebahkan diri di tempat tidur.
"Dan kamu tau apa yang buat aunty menyetujui hubungan kalian? Acha bilang...Acha bilang kalo dia mau sama kamu sebelum hari itu datang...." entah kenapa di antara banyaknya kalimat yang di katakan oleh Vera, kalimat tersebut yang paling melekat di kepalanya.
Kalimat yang membuat hatinya begitu sakit saat mendengarnya. Membayangkanya saja sudah membuatnya hancur, apalagi hari itu benar-benar terjadi. Ia pun memilih untuk membersihkan diri agar kepalamya tak mengingat kalimat tersebut.
Setelahnya ia menenangkan diri dengan memainkan gitar akustiknya.
'Gue cape sama semua ini...kenapa selalu aja ujung-ujungnya harus kehilangan?'
___________
Tok tok tok!
"Siapa...?"
"Maaf non mengganggu waktu tidurnya, ini bibik non..." ucap Bibik dengan pelan.
Ia menghela nafas lalu membuka pintu. Ia memasang wajah malasnya. Jujur saja ia belum bisa tidur dengan tenang karena masih kepikiran soal Acha. "Iya kenapa bik?"
"Loh non belum tidur? Ini, Non Acha dateng katanya pengen ketemu non. Tadi bibik kira siapa dateng jam segini"
"Hah? Kok bisa?" Zoyya terkejut karena Acha datang di jam 12.38 tengah malam.
"Bibik teh mana tau. Coba tanya non Acha aja"
"Eh tunggu bik" Zoyya menahan Bibik yang baru saja hendak kembali ke bawah. Zoyya menggaruk kepalanyayang tak gatal.
