• Losing you

1.9K 164 16
                                    



Rekomendasi lagu buat di dengerin sambil baca chapter ini biar feelnya makin dapet

Tak segampang itu - Anggi Marito









Laju mobil itu sangat kencang. Tanpa ragu kakinya menginjak gas hingga laju mobil sangat cepat. Ia merasa panik sekaligus khawatir karena Marsha tiba-tiba tak bersuara saat di dalam panggilan.

"Joyya pelan-pelan kamu tenang okei?"

"Engga Acha, aku gak bisa tenang sekarang" jawabnya tetap fokus pada jalanan.

'Se-khawatir itu ya sama Kak Marsha...?' 






Dari kejauhan ia melihat lampu berwarna merah dan biru menerangi di luar rumah Marsha. Perasaanya semakin tak enak saat melihat banyak orang di luar sana sekaligus larangan garis lintas polisi mengelilingi rumah itu.

"Ini kenapa ada polisi ya?" Sekarang Acha juga ikut panik. Terlihat situasi saat itu sangat gawat hingga warga di sekitar juga ikut penasaran.

Saat sudah tiba, mereka segera turun dari mobil dan mendekat kerumah itu. Mereka berusaha masuk di antara warga yang berdesakan.

"Permisi...permisi Buk, Pak. Permisi tolong..." Zoyya berusaha menyela di antara kerumunan itu dengan perawaan khawatirnya. Bahkan suaranya sudah bergetar dan tangisan sudah berada di ujung tanduk.





"Maaf adek ada keperluan apa ya?" Tanya salah satu polisi yang berjaga disana.

"Saya mau masuk pak"

"Tidak bisa masuk. Kami sedang bertugas" tegas polisi tersebut berusaha keras melarangnya masuk.


"Memangnya ada apa pak?"

"Baru saja terjadi pembunuhan dirumah ini. Seorang gadis remaja di bunuh menggunakan senjata tajam. Kami mendapat informasi dari ART di rumah ini" jelas polisi seketika membuat jantungnya mencelos.



Kepalanya seolah sulit untuk berfikir.
"Joyya...?" Acha memegang lengan gadis itu. Zoyya sudah terlihat syok berat.

"Pak izinin kami masuk ya?" Mohon Acha kepada polisi.

"Tidak bisa"

"Saya harus masuk pak..." Zoyya berjalan masuk namun beberapa polisi menahanya untuk masuk. Emosinya benar-benar tak bisa ia kendalikan. Ia mendorong dan melawan polisi yang mencegahnya untuk masuk kedalam.





"SAYA HARUS CEK KEDALAM!" Ia masih berusaha untuk masuk kedalam "TOLONG BIARKAN SAYA MASUK! KAK MARSHA! KAK MARSHA DENGER AKU KAN? AKU DISINI!" Teriaknya berharap gadis itu keluar menyambut kedatanganya.

"Acha bilangin aku mau masuk" ucapnya kepada Acha saat itu membuat gadis itu tidak tega melihat Zoyya sampai seperti itu.

"Pak tolong ya? Izinkan kami masuk tapi tetap dalam pengawasan bapak. Kita ini teman dekat yang punya rumah ini pak" mohon Acha benar-benar membuat polisi sampai geleng kepala.

"Apa kami boleh tau siapa korban dari pembunuhan ini?" Tanya Acha sekali lagi.


"Korban bernama Marsha Pramesta"

"...."


Tubuhnya seketika melemas, kakinya seolah tak mampu menompang tubuhnya sendiri. Saat itu beberapa pihak rumah sakit mendorong sebuah brankar dengan kantong mayat di atasnya. Air matanya tak bisa ia hentikan saat brankar itu lewat tepat di sampingnya.

Ia pun sekuat tenaga melepaskan dirinya dari polisi itu lalu menghentikan petugas rumah sakit.
"Tunggu! Tunggu sebentar saya mohon..." ia sampai mencakup kedua tanganya untuk memberi permohonan.

CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang