• Hei I Miss u

1.3K 148 25
                                    







1 bulan berlalu...





Tidak ada kemajuan dari kondisi gadis itu. Ia masih mengenakan alat medis dan alat pernafasan yang menempel di hidungnya. Sudah sebulan lamanya Acha belum sadarkan diri dari komanya. Doket mengatakan jika Acha lumayan kuat bertahan hingga satu bulan lamanya. Kabar buruknya, jika tidak ada kemajuan selama seminggu lagi, dengan terpaksa sesuai peraturan dari rumah sakit bahwa alat medis akan di lepas.







Itu artinya mereka melepas semua alat medis yang membantu Acha bertahan selama ini. Dan Acha akan dinyatakan meninggal. Pihak rumah sakit membuat perjanjian tersebut bukan tanpa alasan, itu karena jika pasien pengidap kanker koma lebih dari satu bulan lamanya, maka kemungkinan besar tidak akan pernah sadar namun jantungnya tetap berdetak.









"Zoyya? Gue kira lo bakal absen" Rena terkejut melihat gadis itu datang ke sekolah.

"Tadinya sih gitu. Tapi Kak Sera paksa gue karna hari ini haru pertama sekolah lagi..." ucapnya malas.

"Terus keadaan Acha gimana? Udah ada perkembangan?" Kini Dara yang mengeluarkan suaranya. Zoyya hanya bisa menjawab dengan gelengan tipis. Saat ini seluruh siswa di minta untuk berkumpul di tengah lapangan. Biasa baru masuk di hari pertama kepala sekolah memberi beberapa sambutan kepada siswa baru.







Selama kepala sekolah memberikan sambutan, Zoyya hanya melamun memikirkan gadis yang saat ini sedang berjuang melawan penyakitnya itu.

"Maaf tapi kami harus menjalankan apa yang harus kamu lakukan. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, alat medis pasien akan di lepas jika pasien mengalami koma lebih dari satu bulan satu minggu..."







Ia memijat kepalanya yang terasa begitu berat.
"Lo sama Acha udah gak ada garapan. Percaya sama gue..." bisik seseorang dari barisan belakang itu membuat kedua tanganya mengepal. Ia tak mau meluapkan emosinya karena situasi saat ini belum tepat untuk menghantam mulut Sean.

"Udah jangan di denger. Mulut boty emang suka ga di filter..." Dara membalas apa yang baru saja di katakan oleh lelaki itu.

"Maybe, lo yang gak ada harapan buat sekolah disini lagi..." ujar Zoyya tanpa menatap lawan bicaranya. Ia bersemirik "setelah ini lo bakal staycation di penjara..." lanjutnya membuat lelaki itu terdiam tak paham dengan maksud dari ucapanya.







"Ck! Jelasin Ren..."

"Semua bukti pelecehan lo sama Acha udah di amanin sama polisi. Jangan tanya dapet bukti darimana. Mungkin lo juara umum di sekolah, nyatanya trmen gue Zoyya kebih pinter dari lo..." jelas Rena dengan tertawa kecil.

"Sial..."





Kini Zoyya berbalik menatap tajam lelaki itu.
"Liat seberapa jauh permainan lo ngerubah gue sampai sedikit pun gak ngerasa perduli kalau...masukin lo ke penjara..." setelah mengucapkan kalimat tersebut, ia segera pergi dari lapangan tak memperdulikan semua orang yang saat itu memperhatikanya.







"SIALAN LO!"





BUGH!!!







Zoyya di hantam secara tiba-tiba dari belakang. Sean tak mampu menahn emosinya hingga ia menyusul Zoyya dan memukul kepala gadis itu cukup keras hingga tersungkur. Ia memegang telinganya berkuing, tak bisa mendengar apapun selain suara itu.




"Arghhhh..." ia tak bisa memperjelas pandanganya dan meringis kesakitan. Lelaki itu berdecak dan berjongkok agar ia dapat menatap wajah itu lebih dekat.

CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang