• Rapuh

1.4K 169 21
                                    











Zoyya POV




Aku menatap sebuah gitar yang sudah lama tak aku mainkan itu. Gitar kesayangan yang di berikan Kak Sera padaku saat aku berumur 14 tahun. Bahkan aku sampai melipakan benda itu karena banyak hal yang telah aku lewati.




Aku meraihnya, dan terduduk di kursi yang sengaja aku letakan di balkon. Aku memainkanya dengan alunan yang menenangkan sambil menatap langit malam.



"Kamu bisa kan ajarin aku main gitar?"


Tiba-tiba aku teringat dengan seseorang yang belum lama meninggalkan ku. Bibir ku reflek tersenyum sangat mengingat hari itu. Aku memang tidak bisa mencintai Kak Marsha, namun aku menyayanginya sama seperti aku menyayangi Kak Sera.






"Kak Marsha, aku kangen banget. Aku masih belum bisa maafin diri aku sendiri..." aku ber-monolog. Tak lama Hp ku berdering. Terlihat panggilan dari Acha. Aku segera menjawabnya tanpa ragu.




"Joyaaa! Makasih ya hadiahnya!" Aku menekuk alis bingung. Hadiah apa yang Acha maksud?

"Hadiah?"

"Iya hadian. ada masker wajah sama parfum. Pas banget lagi masker Acha habis. Mau maskeran ah"


Aku makin bingung dibuatnya. Secara habis ngater Acha balik kerumahnya, aku tidak ada pergi kemana-mana selebihnya ngasih Acha gift.


"Tapi aku gak ada ngasih apa-apa loh"

"Lah terus? Biasanya kan Joyya yanh sering ngasih Acha gift kayak gini"

"Iya sih, tapi jujur itu bukan dari aku. Aku gak ada ngasih Acha apa-apa suer. Coba cek lagi deh siapa tau ada nama pengirimnya..."

"Dari siapa?" Acha lama terdiam hingga membuatku bertanya lebih dulu.




"Sean..." jawab Acha dengan suara kecil. Lagi-lagi aku mendengar nama lelaki itu. Sean benar-benar ingin mempermainkan amarahku. Aku tidak menyalahkan Acha dalam hal ini.


"Owhhh Sean ya? Yaudah pake aja. Sayang kalau di buang. Anggep aja dia ngefans sama kamu" jawab ku agar Acha tak merasa bersalah padaku. Aku kembali mendengar suara Acha yang ceria seperti sebelumnya.






Setelah panggilan kami berakhir. Aku segera menghubungi lelaki yang membuat nafas ku memburuh.

"Sharelok!"






Zoyya POV END






Ia menancap gas dengan cepat menuju ke tempat yang telah di bagikan oleh Sean. Dari kejauhan terlihat seperkumpulan anak motor dan salah satu anggotanya adalah Sean. Zoyya pun turun dari mobilnya dengan gagah tanpa takut sedikitpun.

Benar-benar diluar dugaanya. Yang ia tahu Sean itu lelaki polos, anak emas di sekolah. Tapi kelakuanya di luar sekolah sangat berbeda. Sean membuat putung rokoknya sembarangan lalu mendekat.





"Ck! Ini yang biasanya di bilang anak emas?"

"Kepancing juga lo akhirnya..." Sean bersemirik. Semua anggota geng motor itu memperhatikanya dengan tatapan keji.

"Gue peringatin lo sekali lagi. Jangan pernah ngusik kehidupan gue sama Acha!"

"Emang itu tujuan gue bangsat..."



Kedua tangan Zoyya mengepal erat di bawah sana namun ia tetap menahan diri.
"Ohhh jadi gini? Beraninya rombongan? Banci!"

"Sendiri juga gue bisa habisin lo..." Sean mendekatkan wajahnya lalu bersemirik "Justru gue berniat baik mancing lo kesini..." lelaki itu kembali menegakan dirinya.






CAN WE?  DELSHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang