Octagon 3 - 614 : Area Terkunci Pt. 3

176 22 27
                                    

"There is no way, Kak..."

Berada di dalam perpustakaan, tepatnya di dalam rumah keluarga Sadewa, Hongjoong berada di sana bersama sang anak bungsu dari keluarga tersebut. Tengah memperlihatkan apapun yang telah Hongjoong temukan, dan berhasil dipotretnya karena jika membawanya secara langsung dapat menimbulkan kecurigaan pihak manapun yang mungkin tengah mengawasinya selama ini.

Hongjoong menunjukkannya dari ponselnya, di mana Soobin tampaknya ingin menolak, tak ingin mendengar apapun yang diterimanya.

"Gak, Kak..."

"Look!" Hongjoong menggeser, berulang, dan menekan Soobin untuk bisa fokus. Posisinya yang berdiri, berhadapan dengan Soobin, dengan meja sebagai pembatas mereka, membuatnya menunjuk ponsel yang ia letakan di alasnya tersebut. "Sekarang gue tanya, keluarga lo bukan old money, 'kan? Sejak kapan keluarga lo kaya?"

Soobin mengangkat wajahnya, sedikit menggelengkan kepalanya. "Setau gue, dari... orang tua bokap, tapi memang gak sekaya itu..."

"Segimana?" tanya Hongjoong mengulang.

"Katakanlah bisa sekolahin bokap di sekolah taraf internasional, tapi termasuk jajaran termiskin diantara kalangan yang lain."

Jawaban Soobin jelas membuat Hongjoong tak bereaksi banyak, hanya menjadi setuju dengan pikirannya. "Lihat. Keluarga lo, keluarga Digjaya, keluarga Lowen, keluarga Azzariya--semuanya. Semua yang ada di sini, bukan kalangan dari mereka yang turun-temurun berkuasa. Ini kenapa, bokap lo punya catatan yang lo tunjukin kemarin, dan bokap-nya Winter punya catatan yang sama--"

"Ini pertanyaan gue, kenapa lo bisa dapatin ini dari keluarga Digjaya?" Soobin memiootng, butuh kejelasan.

Hongjoong mengangkat wajahnya, agak terbuka pada mulutnya.

"Digjaya itu... ketua, 'kan? Ketua angkatan berapa?" 

"Dua puluh empat." Hongjoong menjawab, lalu menarik napasnya pelan.

Soobin mengangguk, membuatnya kembali padanya. "Di atas 25, tiba-tiba ada di pihak lo?"

"Gue pacaran sama anaknya." Seketika, ucapan Hongjoong membuat Soobin langsung terkejut. Namun Hongjoong terus melanjutkannya. "Di sisi lain, Digjaya ada di pihak gue sejak awal."

"Lo percaya?"

Sayangnya, jawaban Hongjoong tak sesuai dengan yang Soobin harapkan. Hongjoong mengangguk dengan mantap adanya. "Gak 100%, tapi gue percaya. Juga, Digjaya ini teman dekat orang tuanya San. Gue punya banyak alasan untuk bisa terus percaya, selagi selama ini, beliau memang membantu."

"Gue tau Digjaya..." Soobin mengerang, agak meluruskan tubuhnya untuk mengacak rambutnya sendiri pelan. "Gue tau, walau belum pernah ketemu. Tapi bokap bilang, Digjaya itu ketua yang paling lingkaran dalam percaya--"

"Dan jelas alasannya, 'kan?"

"Tapi lo bukan di pihak lingkaran dalam, 'kan?" Soobin membalas cepat.

Hongjoong tersentak, namun setelahnya justru senyuman tipis yang ia berikan. "Siapa bilang?"

"Hah...?" Soobin terkejut sendiri akan itu. "Jelas-jelas keluarga lo itu ancaman buat lingkaran dalam? Kakak perempuan gue yang gak ada sangkut-pautnya pun kena, Kak? Lo itu musuh banyak pihak di dalam. Gue... gue yang ada di sini, berharap, lo bukan musuh kita?"

Nada kecewa dan tertekan tersirat jelas. Hongjoong tersenyum miris padanya. "Gue bukan musuh lo, atau musuh Kak Seungcheol, Soobin. Gue mungkin bisa jadi musuh bokap lo, tapi selebihnya, gue ada di lingkaran dalam."

Refleks Soobin tertawa--masih dalam rasa tak percaya. "Siapa yang khianati keluarganya sendiri demi lingkaran dalam?"

"Kakak lo." Hongjoong menjawab singkat. "Kak Seungcheol."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang