Octagon 3 - 579 : Kemudaratan Pt. 3

239 20 21
                                    

San baru keluar dari kamar Hongjoong, ketika Yunho terlihat keluar dari kamar Mingi. Sehingga San langsung berjalan cepat ke arahnya, untuk bertanya apakah Mingi, satu-satunya yang sejak tadi tak ada--bahkan Jongho pun pulang--segera mendekat untuk itu.

Hal itu membuat Yunho sedikit terhenti, sebelum kembali ke kamar San, untuk menunggu sang penghuni kamar sampai di hadapannya.

"Ada Mingi?" tanya San, langsung.

Yunho mengangguk pelan--dalam perasaan sedihnya. "Ya. Nanti dia gabung."

"Tapi--"

"Winter gimana?" tanya Yunho, mengalihkan pembicaraan, dengan mengedik ke pintu kamar Hongjoong.

Yang membuat San menoleh sekilas dari tempatnya berasal, sebelum menarik napasnya cukup panjang. "Gue udah tawarin buat antar dia pulang, dari tadi, tapi gak mau. Dia khawatir, tapi dia mau nempatin diri pisah dari kita, karena mereka gak sedekat kita dengan Hongjoong dan gak mau kurang ajar, walau posisinya sekarang dia pacar, dan anak seorang ketua. Sekarang masih diam, karena udah dengar juga masalahnya."

"Lo ngasih tau?"

"Mana mungkin enggak?" balas San dengan helaan napas lelah. "Di sisi lain, Om Jeremy juga ngehubungin dia tadi, sekitar jam 2, untuk kasih tau ini, sekaligus ngasih tau kalau beliau gak pulang karena ada rapat alumni lingkaran dalam, di luar kota."

"Langsung dibawa rapat...?" Yunho bertanya dalam nada ngeri.

San membalas dengan mengedikkan bahunya, tapi bukan karena tak tahu, melainkan pasrah akan itu. "Bokap gue juga langsung berangkat. Maksud gue, yang bikin Hongjoong tersiksa justru ini, 'kan--karena beritanya disebarluaskan, dan itu kesempatan orang-orang, pihak di luar keluarganya Hongjoong, untuk mulai gerak."

"Hongjoong bilang nyokapnya udah gerak sejak minggu lalu, untuk nyerang, tapi bokapnya lakuin damage control..."

San tersenyum tipis, menepuk lengan Yunho sekilas, tak punya jawabannya. San pun melewatinya untuk masuk lebih dahulu ke dalam kamarnya, untuk kembali berkumpul setelah berpisah beberapa waktu, demi menjaga kekasih dari Hongjoong. San tentu akan melakukannya--Winter, dan Hongjoong, ada ketika dirinya terpuruk, waktu itu.

Setelah menarik napasnya pelan, Yunho pun kembali masuk.

Empat dari lima orang di dalam sana melihat ke arah dua orang yang sudah masuk tersebut.

Wooyoung yang bertanya, namun pada Yunho. "Jadi benar ada Mingi, 'kan? Suara kuncinya kedengar tadi."

"Ada." Yunho menjawab, untuk berdiri di hadapan meja, di mana hanya Hongjoong yang duduk di sofa, selagi yang lainnya memisahkan diri--walau ada beberapa yang duduk di lantai. "Nanti Mingi gabung. Mungkin mandi dulu."

Refleks San terkesiap. "Mandi? Ngapain mandi? Mending dia ke sini--"

"Hongjoong." Yunho tak ingin membahas lebih lanjut--atau dalam artian, Yunho ingin melindungi Mingi dari topik ini. Yunho memperhatikan sosok yang duduk bersila, tertunduk, dan memainkan jemarinya tersebut, merasa cemas untuknya. "Hongjoong... lo istirahat dulu, deh. Gak akan benar kalau lo gak istirahat. Dan... dan lo bilang juga, lo bakal balik Checkmate hari ini atau besok, 'kan? Jadi mending lo istirahat."

San menahan protes, mengangguk untuknya. "Winter juga pengen ketemu lo, Hongjoong, tapi dia gak berani gabung sini. Dia gak mau lewat batasan."

Agak bingung, Jongho membalas. "Kenapa mikirnya gitu? Oke, gue paham, ini selalu jadi masalah kita berdelapan, tapi Winter pacarnya sekarang, dan Winter anak seorang ketua--mungkin mudahnya--"

"Gak perlu, Jongho." Seonghwa memotong.

Seluruh tatapan terarah padanya.

Selagi Seonghwa yang berdiri di sisi sofa, menahan nyeri dari tatapan mereka. "Gak. Gue bukan batasain Hongjoong dan Winter. Sekalipun Winter tahu, biar nanti aja--urusannya sama Hongjoong. Tadi memang baiknya cuma kita aja yang tau."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang