Octagon 3 - 683 : Tepat di Ruang Tengah

202 26 36
                                    

Refleks seluruhnya membungkamkan mulutnya, tepat selepas Hongjoong menjelaskan seluruhnya. Yang mana Hongjoong sendiri menekan tengkuknya sendiri, dengan kedua tangan, mengerang berat, dan membalikan tubuhnya--belum siap dengan reaksi yang lainnya. Hening itu sudah menjawab besar, bagaimana seluruhnya tahu persis, ada yang harus dipertaruhkan, ada yang perlu direlakan.

Hongjoong mengangkat wajahnya, pun menahan napasnya, benar-benar tak berani untuk menghadapi hasil perbuatannya--kali ini. Rasanya, selalu salah, langkahnya sekarang. Mereka bilang, Hongjoong selalu menemukan jalan keluar. Namun untuk kali ini, terasa tidak. Hongjoong hanya menundanya.

Dari mereka yang mendengar, sebelas orang itu, pun belum berani berucap.

Hingga satu suara membuka, dan itu adalah dari satu orang yang selalu paling berani untuk bersuara diantara yang lainnya.

"Lo gila?"

Hongjoong bertahan di sana, tak mampu mendengar nada kekecewaan dari San--yang dirinya yakin, berasal juga dari yang lainnya.

"Apa... sudah fix, Hongjoong...?" Yeosang ikut bersuara--tak seperti biasanya.

Selagi Jongho menelan ludahnya, dan membuatnya tertahan.

Tak tahan untuk itu, San bereaksi.

Agak tergesa, Wooyoung untuk menyentuhnya, namun percuma.

San sudah berdiri. "Lo tuh impulsif, lo tau gak?"

"Kak Hongjoong justru mikir jauh ke depan." Winter langsung protes pada San, memahami dari sudut pandangnya.

Sedangkan San, sedikit tertekan, sampai membuatnya tak siap untuk langsung menyerangnya. "Lo tuh baru masuk ke kehidupan kami akhir-akhir ini--"

"San!" Tak terduga juga, yang membentaknya adalah Seonghwa.

Winter terlihat berkaca-kaca tapi bisa membalas.

Hanya saja Seonghwa menatapnya cukup kesal. "Lo ngomong seolah gak kenal keluarganya Hongjoong?"

"Ya, memang lo kenal?" balas San kembali, dengan suara agak tinggi. "Kita semua juga sama-sama baru tau di tahun ini. Keluarga lo sendiri kena--"

"Lo gak berhak ngomongin keluarga gue, ya, San?!" Lagi, Seonghwa memotong.

Untuk itu Hongjoong berbalik, untuk menahannya. "Seonghwa, udah."

"Tapi--"

Hongjoong hanya menunjukan satu tangannya, memintanya berhenti, selagi arah tatapannya tertuju pada San. Hongjoong menatap San yang Wooyoung tengah coba tarik agar duduk kembali, tapi dirinya masih bertahan.

Sulit, memang.

Secara perlahan, Hongjoong menarik napasnya, dan melanjutkannya tipis. "Lo, Mingi, Juyeon dan Yunho gak bisa..."

"Padahal Yunho yang seenggaknya lebih memungkinkan..." balas Yeosang pelan.

Yunho sendiri menelan ludah, tapi dirinya mengangguk. "Ya, Hongjoong. Seharusnya gue."

"Gue rasa percuma kalau adik gue malah berakhir dengan keluarga yang punya sangkut pautnya sama lingkaran dalam." jawab Hongjoong pelan, melirik pada dua pihak yang berada saling bersebrangan. "Ini juga gak berlaku untuk Winter dan Soobin, karena pada dasarnya, kalian berdua gak benar-benar terikat sama keputusan gue dulu."

"Lalu Jennie?" Wooyoung dengan itu ikut bicara.

Hongjoong menggelengkan kepalanya. "Jennie itu orang lain paling orang lain yang gue seret ke masalah seumur hidup. Seenggaknya, gue harus terus jauhin dia dari semua masalah ini. Satu-satunya jawaban paling tepat adalah Jennie gak tau apapun, dan terus sama Changkyun."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang