Octagon 3 - 639 : Semarak Pt. 3

196 25 16
                                    

Hongjoong mengulang pertanyaan, setelah dirinya mencoba mendapatkan kabar, dari tiga orang yang sengaja ditinggalkannya. Dalam sebuah panggilan tersebut, berusaha bicara di lorong dekat toilet--setidaknya meredam sedikit suara--dirinya harus memastikan sesuatu. "Oke, jadi aman?"

"Aman." Yunho, yang dihubunginya menjawab. "Udah tidur lagi, dan Soobin juga ketiduran. Tapi tadi Mingi sempat nangis dalam tidurnya."

"Gue gak pernah lihat yang kayak gitu..."

Yunho terdengar diam, sebelum sedikit terkekeh. Pelan. "Ya, lo belum pernah lihat."

"Entah." Hongjoong menjawab lagi. "Aryadava datang jam 8 pagi. Pastiin mereka sarapan--dan lo juga, harus."

"Pasti itu. Lo tenang aja." balas Yunho. "Sekarang udah jam 2 pagi loh--lo belum berangkat?"

Segera Hongjoong melirik jam tangan barunya, mengumpat seketika. "Oh, iya, shit! Gue harus pamit sekarang berarti. Waktu jalannya cepat banget, tsk. Kalau gitu, gue titip mereka."

"Gue juga--titip Seonghwa."

Baru Hongjoong mengambil langkahnya, ia sudah terhenti kembali. Hongjoong tersenyum tipis, menarik napasnya tak kentara, dan kemudian mengangguk. "Lo tau jawabannya."

"Ya. Thanks udah nelepon."

Hongjoong tak sempat membalas, Yunho sudah mematikan panggilannya lebih dahulu. Jadi tak ada yang bisa Hongjoong lakukan lebih banyak, selain menerima keadaannya, tanpa ada perpanjangan pembicaraan lagi. Hongjoong pun membawa diri, memperhatikan sekitarnya, dan kemudian mendapati Shownu, yang sebenarnya tak pernah berjarak lebih dari lima sampai tujuh meter darinya. Hongjoong mencapainya dengan sengaja, menepuk lengannya sekilas.

"Saya titipkan dulu tempat ini ke Taeyang." Hongjoong berucap, mengganti ponsel dengan kunci mobil, lalu memberikannya. "Bisa ambil barang-barang saya di mobil, dan pindahkan? Sekalian, ini kuncinya."

Shownu menerima kunci, tapi menolak perintah.

Agak menghela napasnya, Hongjoong menatap kembali. "Tempat ini dijaga, 'kan? Tenang saja. Di sisi lain, saya butuh cepat. Jadi lakukan saja."

"Saya tak mengulang kesalahan."

Hongjoong memutar mata sembari melewatinya, dan lagi, tak ingin memperpanjang hal. Hongjoong pun berkeliling, mencari, di mana dirinya tahu bahwa Taeyang tak mungkin berada di tengah. Di atas juga sepertinya tidak.

Ah, benar.

Hongjoong bergegas menuju meja bar, melihat di mana sekiranya satu dari sekian bartender yang berada di sana, dan kemudian menjatuhkan tatapan ke sekitarnya.

Benar adanya.

Taeyang berada di sana.

Hongjoong pun membawa langkahnya segera, mencapai Taeyang, dan menyentuh bahunya dari belakang. Kala itu, Taeyang menoleh, dan di sanalah Hongjoong mendekatkan wajah ke telinganya, untuk bicara lebih jelas.

"Gue berangkat sekarang."

"Oke." Taeyang mengangguk, tak banyak protes. "Nanti gue urus bareng Hunters."

Hal itu membuat Hongjoong mengangguk, menarik diri kembali. "Gue juga bakal titip pesan ke Hunters."

"Lewat gue aja." Taeyang menjawab, sebelum mengedik ke arah lantai dua--yang hanya memiliki setengah area besar dari bawah, sehingga terlihat. Taeyang menunjuk memperjelas, lalu menatap ke arah Hongjoong. "Mereka lagi sibuk dekati para budak satu per satu, untuk penekanan pemahaman. Dan gue bisa bilang, lo berhasil bikin budak gak ada yang takut sama sekali untuk jadi bagian di sini--padahal hidup mereka dipegang oleh ancaman."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang