Octagon 3 - 613 : Area Terkunci Pt. 2

189 22 17
                                    

Sampai di titik merasa muak, Seonghwa memutar matanya.

Seonghwa berhenti memakan smoothie bowl-nya, untuk menatap Yunho yang sebelumnya memang mengajaknya sarapan bersama. Seonghwa awalnya menolak, namun setelahnya mengiyakan karena Yunho tak menyuruhnya untuk berangkat menggunakan mobil yang sama.

Hanya saja, rasanya kesal, sejak tadi diperhatikan.

Yunho bahkan hanya sedikit menyentuh makanannya sendiri.

"Kenapa sih, Yun?" tanya Seonghwa, yang karena hal ini, enggan melanjutkan kata maafnya perkara beberapa malam lalu.

Padahal yang Yunho makan jelas menggugah selera. Bagaimana pun juga, Yunho tak membawanya ke restoran biasa, tetapi restoran khusus untuk sarapan--yang buka hanya sampai pukul 11 pagi--dan sangat privat. Yunho sebenarnya, selain memang ada yang ingin dia bicarakan, merasa khawatir padanya. "Makan yang banyak, Seonghwa."

Sayangnya, Seonghwa juga cukup sensitif mengenai berat badan. Bukan hanya karena itu salah satu faktor dari bagaimana orang-orang dahulu membicarakannya, tapi Hongjoong juga selama ini selalu menekan perihal berat badan. Memintanya untuk lebih naik karena merasa Seonghwa terlalu kurus untuk itu.

"Agensi nyuruh lo kayak gini?"

Sekalipun agensi menyuruhnya demikian, Seonghwa akan tetap mempertahankan beratnya tak lebih dari 60 kilogram. 

Dikarenakan Seonghwa tak menjawab lagi, Yunho terdengar menghela napas dan memutar pandangan seperti mencari pelayan. 

Sehingga Seonghwa langsung bereaksi, untuk menahannya. "Gue lagi coba dapatin role gue sekarang. Please, ngerti. Gue juga makan makanan sehat, bukan gak makan sama sekali."

"Okay." Yunho menerima, karena akhirnya Seonghwa bicara. Lalu tatapannya kembali, Yunho ingin mengutarakannya. "Gue udah izin ke Checkmate; besok gue ingin antar lo ke Kolen--"

"Gak perlu." Seonghwa yang terkejut segera memotong.

Yunho datang bukan untuk penolakan, jadi dia mencoba kembali. "Gue gak mau lo berangkat sama Hongjoong besok. Di sisi lain, Hongjoong gak bisa--"

"Lo juga ikut urusan Hongjoong, 'kan, lo bilang? Ngapain cuma izin ke Checkmate, tapi bukan izin juga ke Hongjoong?"

"Kami udah bicarain ini." jawab Yunho.

Dengan kesal Seonghwa menatapnya, tapi menahan untuk tak membentak, membuatnya menggelengkan kepalanya pelan. Berusaha, menurunkan intonasinya. "Gak perlu, Yun. Gue besok berangkat sambil jemput Layla di kotanya. Jadi ada teman buat gantian nyetir."

"Layla bisa nyetir?"

"Buat seorang remaja yang harus mendadak dewasa; apa yang gak bisa dia lakuin? Pasang gas atau benerin genteng aja bisa." jawab Seonghwa, walau memang nadanya masih terdengar agak ketus. "Padahal dulunya anak cheers paling terkenal."

Namun Yunho tetap khawatir. "Tapi Layla perempuan."

"Dan gue laki-laki, Yunho." Seonghwa membalasnya, paham ke mana maksudnya, tapi dirinya merasa muak setiap kali Yunho memperhatikannya sedalam ini. Rasanya seperti terkekang. Seonghwa yang hendak makan kembali berakhir dengan kesal, dan menatapnya malas. "Gue  bakal berangkat bareng Layla dan gue gak mau lo datang ke Kolenmijn."

"Gue--"

"Jangan bikin berat, Yun. Lo The Overload--dan Hongjoong pun. Lo mau bikin nama The Overload jelek selanjutnya? Semua anak kelas itu suka sama Hongjoong. Gak ada yang enggak." Kali ini Seonghwa agak naik pada intonasinya.

Yunho samar mengeraskan rahang, tapi tak sepenuhnya. "Memang gue bakal bikin jelek apa?"

"Lo, sama gue." Seonghwa menekan. "Gue gak mau setelah orang-orang tau kalau dulu gue dan Younghoon itu mantan, lalu ada video seks gue sama Hongjoong, dan sekarang gue harus sama lo--gue mau pandangan teman-teman gue itu membaik. Kedatangan lo cuma bakal bikin semuanya jadi tambah buruk."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang