Octagon 3 - 631 : Selamat Kembali Pulang Pt. 8

194 25 18
                                    

"Kami penasaran loh..."

"Iya, mungkin lo dengar dari Hongjoong?"

"Lo lagi ada di tempat?"

"Kasih tau dong, Seonghwa. Kepo banget nih."

"Beneran merkosa, ya?"

"Gila, padahal baik banget selama ini."

"Gue merinding."

"Tapi selama di SMA, gak ada tuh, ya, laporan dia nyentuh anak cewek?"

"Sopan banget loh. Beneran guru baik."

"Hongjoong akrab padahal."

Sembari terkekeh tak nyaman—tapi tak mau memperlihatkannya--Seonghwa memeluk kedua kakinya yang menekuk, di posisi duduknya. Berada dalam lingkaran, dari 29 orang--termasuk dirinya--yang membentuk lingkaran tersebut, dirinya menjadi pusat kembali, ketika pembicaraan tiba-tiba jatuh mengenai satu pihak.

Dion Bagaskara.

Guru mereka dahulu, yang diketahui meninggal terbunuh oleh seorang influencer yang ternyata adik dari Hongjoong.

Beritanya ada di manapun.

Jadi saat itu, Seonghwa yang tak ingin menjadi pusat, lagi dan lagi kena untuk itu.

"Seonghwa, lo tau sesuatu, ya?" Yeeun, arah duduknya sejajar dengannya, dari lingkaran lebar tersebut, mengedik padanya sembari menyeringai. Seperti sudah menduga, menebak sesuatu. "Gak mungkin Hongjoong gak cerita. Di sisi lain, Hongjoong ada di sana, 'kan?"

Gue juga saksi di sana...

Batin Seonghwa agak menjerit, kesal, tak ingin membahasnya.

Rano melihatnya terus memaksakan senyuman, sehingga ia mencoba mengambil alih. "Mungkin Seonghwa gak tau. Di sisi lain, gak enak juga ngomongin orang yang udah meninggal."

"Loh, biarin aja. Kita ngomongin rapist kok. Biar makin menderita tuh di Neraka." ucap Yeeun tak setuju, yang cemberut, lalu mencoba membujuk Seonghwa kembali. "Kasih tau dong, pengen tau ceritanya. Eh, lo dekat gak sih, sama adiknya Hongjoong? Sering main ke rumah Hongjoong, 'kan? Waktu gue ke rumahnya, gak ada."

"Kan anak haram."

Satu menyahut, Seonghwa langsung tersinggung. "Nagyung bukan anak haram."

Sang perempuan melihatnya. tak bermaksud membuat Seonghwa agak meninggikan suara.

Selagi Seonghwa sendiri langsung tersadar, dan merasa menjadi canggung seketika. "Sorry. Gue cuma... jangan kita ngomongin orang yang udah meninggal, dan juga jangan ngomongin jelek tentang Nagyung--dia korban, dan dia adik Hongjoong."

"Pacarnya marah loh." Ilham ikut untuk membela Seonghwa pada Yeeun. "Kita bahas yang lain aja."

Seonghwa benar-benar merasa tak nyaman, sehingga dirinya bergerak resah. Ketika terpikirkan, Seonghwa segera berdiri, sembari merogoh saku celana seragam pinjaman yang dikenakannya, dan kemudian memperlihatkan ponselnya. "Gue mau telepon dulu Hongjoong."

Sehingga mereka membiarkannya, walau beberapa berbisik, tengah menyalahkan Yeeun.

Tetapi di sana Yeeun hanya melambai saja, terlihat ceria melakukannya. "Hati-hati Seonghwa~"

.

.

.

Jiwoong merengut, sembari menatap dengan tatapan seperti anak anjing, diarahkan pada Wooyoung, yang duduk di kursi sampingnya--tapi sisi meja lain, dari meja kotak dengan empat kursi tersebut. Selagi Yeosang, duduknya berhadapan dengan Wooyoung, menahan kekehannya, melihat bagaimana Jiwoong bersikap pada sosok tersebut.

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang