Octagon 3 - 655 : Pertunjukan Besar Pt. 5

190 24 18
                                    

Dari langkahnya setelah mengambil minumannya dari lemari pendingin, San berhenti untuk membalas ucapan dari seseorang yang berada dalam panggilan bersamanya. San sebenarnya baru sampai sekitar 20 menit yang lalu dan hanya menginginkan waktunya dahulu sendiri, sebelum akan pulang.

San tak akan menghindari Wooyoung, atas kejadian kemarin, hanya saja, ingin sendirian dahulu.

"Jadi Mama cuti dari tanggal berapa sampai tanggal  berapa?"

Saat mendapat balasan, San terkesiap.

"Oktober? Jadi Mama cuti dari 20 September sampai 31 Oktober? Artinya kembali ke rumah sakit 1 November nanti?" San bertanya sampai membuatnya mengangguk paham, dalam keterkejutannya. "Well, menurut San, keputusan Papa cukup baik, Ma. Mama tau sendiri sama lukanya Papa, dan pasti gak mau  semua terulang, dan San rasa orang-orang di rumah sakit pun tau ini, 'kan, Ma?"

San mengubah mode menjadi pengeras suara, untuk menaruh ponselnya di atas meja. Sehingga dirinya bisa membuka botol dengan kedua tangannya, dan kemudian meminum soda dari botol tersebut.

"Mama hanya gak enak harus cuti selama itu."

Setelah menelan cairannya--dan menaruh botolnya kembali--San bertanya, tapi dengan pengeras suara itu membuatnya bebas untuk berjalan menuju meja pantry, mencari apa yang sekiranya dia bisa makan. "Kalau Papa cuti dari kapan?"

"Tanggal 1 Oktober--tak adil." Hyunyoung, dari seberang terdengar mendesah pasrah. "Ya, tapi gimana lagi, kami juga beda spesialis. Mama, 'kan, cuma dokter umum, sedangkan Papa kamu kerjanya di ruang operasi."

"Mama harus tahan~" San menyahut sembari menoleh, lalu terkekeh. Sedikitnya, San tersenyum tipis di sana. "Yang penting Mama sehat, Papa sehat, dan kita harus menghindari masalah-masalah yang udah pernah terjadi sebelumnya."

"Pasti anakku."

"Tapi, Ma," San berhenti ketika meraih sebuah apel di tangannya, dari keranjang buah. San menarik napasnya sejenak, lalu berbalik untuk kembali mendekat pada meja makan--island--di sana. "Apa Mama pernah merasa takut... tentang... kutukan yang Papa bilang?"

"No."

San agak menjilat bibir bawahnya.

"Mama percaya semua yang dia bilang." lanjut Hyunyoung, terdengar begitu lembut. "Jika Hajoon bilang, semua akan baik-baik saja, Mama percaya. Jadi Mama akan menuruti semua ucapannya, karena dia sudah tahu banyak--lebih dari banyak, akan dunia ini."

Hal itu membuat San tersenyum kemudian.

San mengangkat apel tersebut, sebelum menggigitnya. Seraya masih mendengarkan, San berjalan perlahan ke arah dinding kaca di area ruang makan tersebut, yang langsung mengarah keluar. Niatnya adalah untuk menutup gorden yang bagian tebal setelah hanya tertutup bagian tipisnya.

"Terdengar sangat penurut, ya? Mama akan jadi istri yang penurut~"

San terkekeh, membalasnya. "San senang lihat Mama dan Papa saling sayang seperti ini." lalu San berniat menutup, sembari berbisik pelan melanjutkan. "Sama kayak orang tua kandung San--selalu penuh cinta setiap hari."

"Yang penting itu, Mama dan Papa juga sayang kamu~ kami senang untuk merawat Desan, walau Desan juga sepertinya sudah susah untuk dirawat, ya? Desan masih mau dipeluk-peluk manja?"

Hendak San menjawab, dirinya melihat dari seberang, pada tetangga, ada tamu yang mengetuk berulang--namun tampak begitu agresif melakukannya. Sehingga San segera menarik gorden yang tipisnya, untuk melihat pada kediaman dari tetangga mereka di depan. Sampai kemudian pupilnya refleks membuat, dan membawanya segera menuju ke arah meja kembali.

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang