Octagon 3 - 712 : Trauma dan Karma Pt. 6

163 22 30
                                    

"Juyeon sama Younghoon belum datang?"

Saat Yunho bertanya, Hongjoong hanya bersandar diam di posisi duduknya, pada area tunggu terbuka di lantai 6, dari gedung utama Checkmate berada. Hongjoong memainkan jemarinya sendiri, dalam pikirannya, di mana dirinya tengah lelah mengenakan topeng, dan tampaknya bukan masalah.

Yang ada di sekitarnya hanya Yunho dan Mingi.

Untuk staf yang berlalu-lalang, mungkin tak akan memikirkannya secara berat.

Mingi yang duduk di sofa berbeda dari pada satu sosok itu, mengedik pada Yunho. Seperti memberikan isyarat bahwa Hongjoong sedang tak ingin bicara.

Sehingga di sana Yunho meringis, sebelum mengajak Mingi dalam pembicaraan untuk membunuh waktu. "Kata Juyeon tadi, malam ini kemungkinan gak akan nginap lagi, sih."

"Masih aja sama San dan Wooyoung?"

"Bukan." Yunho membelanya. "Katanya ada urusan sama Jisoo, mumpung kosong. Tapi gue dengar juga, Jisoo-nya yang pengen ketemu Soobin. Entah deh, harus gimana."

Mingi terlihat tak berusaha untuk mempertahankan pembicaraan. "Oh."

Lagi, Yunho yang melakukannya. "Terus, lo sama Soobin gimana? Aman, 'kan?"

Seketika Mingi bungkam.

Heningnya justru membuat Hongjoong melirik pada sosok di sampingnya. "Kenapa lo? Soobin juga kelihatan murung. Lo udah jujur sama dia?"

Satu tembakan.

Yunho dibuat sadar, dan terkejut karenanya. "Loh, lo udah jujur ke Soobin? Langsung banget? Gak kasih dia waktu?"

Diserang pertanyaan bertubi membuat Mingi merasa keputusannya adalah salah.

Raut wajah Mingi yang mendadak takut dilihat oleh Hongjoong, yang tak bergerak sedikit pun dari posisinya--kecuali arah kepalanya. "Yuto lo bawa juga, 'kan?"

"Baejin?" Yunho ikut, sebelum mencondong, dalam bisikan. "Lisa?"

"Ya... y-ya, gue jujur semuanya." Mingi mengangguk. Padahal sejak tadi berusaha untuk tak menonjol, nyatanya, disadari juga. Menyebalkannya, Mingi sulit berbohong, dan selalu Hongjoong yang sadar, walau kondisinya sendiri sedang penuh tekanan. "Soobin bilang--"

"Lo berdua putus?"

Kali ini Hongjoong melirik Yunho dengan datar.

Sedangkan pupil mata Mingi membulat, membuatnya kemudian mengibaskan tangan. "Gak, tapi... tapi Soobin minta waktu."

"Kasih dia waktu kalau gitu." Hongjoong berucap lagi, tapi kali ini seraya melipat kedua lengan depan dada dan mulai memejamkan mata. Hongjoong melanjutkannya pelan, untuk sebuah peringatan. "Jangan lupa, Soobin lagi dapat tanggung jawab baru, dari nyokap gue, pun dari gue. Sebisa mungkin lo jangan tekan dia, dan jangan jauh dari dia, sekalipun dia menghindar. Kasih waktu, tapi jangan ditinggal."

"Ya, Gi." Yunho setuju untuk itu. "Semoga lo gak lupa, gimana pun posisi kalian di sebuah hubungan, Soobin itu lebih muda, dan seorang bungsu di keluarganya. Selagi lo seorang kakak, lo pasti tau caranya bersikap."

"Gue paham..." Mingi berbisik pelan sebelum menunduk. "Maaf, gue gak bermaksud nyusahin..."

Hongjoong membalas, tanpa intonasinya. "Bangunin gue kalau Stella udah ada."

.

.

.

Satu tarikan napas, sebelum Soobin mengangkat wajahnya, untuk menatap dirinya di pantulan cermin, dalam kamar mandi tersebut. Setelah membasuh wajahnya, memastikan tak ada jejak dari air matanya lagi, Soobin mencoba tersenyum, sebelum keluar dari kamar mandi setelah mengelap wajahnya dengan handuk dan menikmati waktunya sendirian di rumah Hongjoong.

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang