Octagon 3 - 589 : Sebuah Malam Perubahan Pt. 2

223 23 53
                                    

Begitu Mingi masuk ke dalam kamar Yuto, hanya dengan handuk di pinggangnya, dirinya sedikit berusaha menutupi tubuh teratasnya, selagi sang pemilik kamar sibuk di depan lemari untuk mengambilkan pakaian ganti untuknya. Yuto mendengarnya masuk, kemudian berucap sembari bersiap untuk bergantian mandi.

"Pakai baju gue yang ini, soalnya--"

Yuto menoleh, dan terhenti sendiri begitu melihat tubuh teratas Mingi. Ada bekas samar, sudah lumayan memudar tapi sebagian masih terlihat pekat, dari hisapan. Yuto sambil menggelengkan kepala, antara takjub dan tak percaya. "Itu hasil lukisan gue sama Lisa?"

"Ya..." Mingi menjawab canggung, dan kaku. Sebenarnya dari kamar mandi, Mingi hendak mengenakan pakaiannya sebelumnya--yang kini dipegangnya--tapi benar-benar lengket, setelah aktifitasnya seharian. 

Dengan kekehan, Yuto kembali dengan pakaian yang telah dipilihnya, lalu menutup pintu lemari dengan kaki dan mendekat padanya. "Oke, well... tubuh lo memang seindah kanvas bersih, so pardon me and Lisa's behavior."

Mingi tersenyum tipis, menerima pakaian tersebut.

Selagi Yuto masih menatapnya, dan ringan menepuk lengan atasnya. "Dibawa santai aja, Gi. Semisal habis ini lo mau join ke bawah sama Kino dan Hyunjae juga boleh, belum tutup juga. Dan, ah, rambut lo ini, basah." Tangan Yuto naik, ke rambut Mingi, untuk mengusaknya pelan. "Mau pakai hairdryer? Yang punya cuma Byounggon dan Hyunjae, tapi BX udah tidur kayaknya. Gue ke Hyunjae aja."

"BX?" Mingi mengernyit.

Yuto menunjuk ke arah pintu, sekilas. "Byounggon. Panggilan dari Hyunjae, kami jadi ikutan."

"Ah, ya." Mingi memeluk pakaian barunya, dan mengangguk. "Oke, tapi gak perlu pinjam hairdryer. I mean, nanti gue pinjem, tapi gue aja yang ke bawah. Lo mandi aja..."

"Alright." Dengan ramah, Yuto tersenyum.

Mingi membalasnya juga, dan hendak membiarkannya pergi.

Tapi justru, Yuto yang merasa berat untuk pergi. Yuto berhenti, menghadapnya sejenak, untuk kemudian meminta izin padanya. "Boleh gue tanya sesuatu, Gi? Semisal lo gak mau jawab juga, bukan masalah."

"Oke..." Mingi mengangguk, memberikannya. "Silahkan."

Yuto, samar, menyentuh bibirnya sendiri. "Kenapa?"

Berusaha menangkapnya, Mingi memperjelas pertanyaannya. "Tanpa... ciuman?"

"Ya." Yuto mengiyakan tebakannya. "Itu, kenapa?"

Ada sedikit jeda dari Mingi, untuknya mempertimbangkan. Sedikit, antara harus terbuka atau tidak. Pada akhirnya, Mingi sedikit meberitahunya. "Cuma... belum move on. Dan seseorang pernah bilang... ciuman bisa merasuk ke hati, jadi... gue gak mau coba lakuin itu... karena memang pernah juga masuk ke hati, saat hanya sekilas dengan seseorang."

"Sebentar." Yuto menghentikannya sesaat, lalu terkekeh canggung menyadari sesuatu. "Jangan bilang, lo dengar dari Hongjoong... tentang itu?"

Mingi, lagi sadar, bahwa dirinya bukan siapa-siapa untuk mengenal Hongjoong lebih jauh dari Yuto--atau Kino dan Byounggon. Jelas, akan tertebak. "Y-ya... uhm, ya, itu dari Hongjoong."

"Lo... belum move on itu... ke Hongjoong maksudnya?"

Terkesiap, Mingi menahan seluruh pakaian lama dan barunya dengan satu tangan, untuk menggunakan satu lainnya mengibas. "Bukan, bukan! Orang yang beda. T-tapi memang... pernah... kayaknya... gue suka sama dia..."

"Sebentar..." Yuto semakin merapat, seolah dengan itu ia bisa mendapatkan jawaban lebih lekat. "Lo... pernah suka sama Hongjoong?"

Agak tipis, Mingi mengangguk, terasa seperti diinterogasi. "Pernah. Sesaat. Rasanya juga... seolah dosa ke Seonghwa dan--"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang