Octagon 3 - 650 : Usaha Tak Berusaha Pt. 5

172 21 25
                                    

"I hate you so much."

Juyeon, yang tengah memijat batang hidungnya sendiri--ketika merasakannya mendadak ngilu setelah terus-menerus berdarah setelah dirinya menjatuhkan dirinya dan jatuh dengan wajahnya cukup keras pada lantai--mencoba untuk tak membalas ucapan Younghoon. Juyeon tahu, Younghoon khawatir. Saking khawatirnya, satu hal paling gegabah yang yang Younghoon katakan adalah pagi nanti dirinya akan membeli mobil, untuknya terus bisa membuatnya terjaga--dengan memaksanya juga untuk tinggal di apartemennya dalam beberapa waktu.

Tak bisa melawan.

Selepas dari rumah sakit, diantarkan oleh agensi pukul 11 malam lalu, Juyeon memang berada di apartemen Younghoon.

Kini sudah berganti hari.

Selasa, pukul 1 pagi.

Juyeon mendapatkan panggilan berulang dari Jisoo, yang baru berhenti sekitar 15 menit lalu. Dari sekian, tak ada satu pun yang Juyeon angkat. Padahal Jisoo ada di rumah sakit, datang setelah Stella bersama Lisa, tapi setelahnya dipaksa untuk pulang agar tak menimbulkan berita lebih lainnya.

Setidaknya Juyeon sudah melakukan apa yang dia bisa.

"Ide lo tolol!" Younghoon tak henti-hentinya menceramahinya, sejak kedatangan mereka di sana. 

Sejujurnya Juyeon sudah sangat lelah, ingin berbaring secepatnya.

Younghoon kala itu berbalik, tak bisa menahan diri lagi, untuk menunjuk ke arahnya. "Lo bisa lakuinnya pura-pura, Juyeon! Lo bisa keluar frame dan pura-pura jatuh! Lo gak perlu nambah luka sekarang dan--lihat hidung lo! Sebanyak apa darah keluar tadi, hah?"

Dari bagaimana Juyeon memalingkan wajah, terlihat bahwa dirinya tak ingin menjawab.

Tapi Younghoon muak hanya menjadi satu pihak yang bicara, jadi dia membentak lagi. "Juyeon, lo dengar gue, 'kan?! Lo tolol! Hongjoong juga tolol--"

"Gue mau Hongjoong bisa depends ke gue." Juyeon membalas, lalu agak mengerang--nyeri di batang hidungnya menjalar naik ke dahi, menuju pelipisnya juga. "Gue nyesal kenapa gue terlalu pengecut sebelumnya. Sekarang gue gak rela kalau Hongjoong lebih percaya sama anaknya Kantata--"

"Lo serius mau mentingin lingkaran dalam kayak gini?"

Juyeon langsung mengangkat wajahnya dengan tersinggung. "Younghoon, gue ada di sini juga buat lindungi lo?"

"Tapi gue gak suka sama keputusan lo tadi!" Younghoon tak menurunkan suaranya, sama sekali. "Lo tuh gak dengerin gue dari tadi! Gue bilang, lo bisa pura-pura! Lo gak punya hutang apapun ke Hongjoong--lo mau buktiin apa?!"

Karena sakit yang dirasakannya--entah hanya fisik atau ada yang lainnya--pada akhirnya, Juyeon ikut membentaknya. "Gue bisa jadi tangan kanan, Younghoon! Gue bisa! Gue mau Hongjoong tau, kalau gue bisa!"

"Agh! Lo anjing! Lo gak seharusnya masuk lingkaran dalam dari awal!"

Sudah terlanjut emosi, Juyeon mengertak, begitu lelah di perasaannya. "Gue bukan anak orang kaya, Younghoon! Orang tua gue sekarang bisa lebih lancarin bisnis merea, karena gue ada di Ovu! Kakak gue gak akan pernah dapat pengobatan yang lebih layak, kalau gue gak ada di Ovu! Dan semua terjadi karena gue, anjing, ada di lingkaran dalam!"

"Dan kakak lo buta dan bisu juga karenga lingkaran dalam!"

Juyeon begitu marah saat berdiri, yang mana dengan cepat menerjang Younghoon dengan menarik kerahnya kasar.

Sebenarnya bukan Younghoon tak siap, tapi dirinya terlalu kecewa, sampai tak peduli jika Juyeon mau memukulnya, yang penting ia mau mendengarkannya. "Gue teman lo dari awal. Lo tuh bisa bilang ke gue tentang masalah finansian dari awal kalau--"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang