Octagon 3 - 645 : Menuju Perpotongan Jalan

211 28 30
                                    

Seonghwa melirik tangan Hongjoong di sampingnya, dan menyentuh pelan dengan telunjuknya. Menyusur di atas punggung tangannya tersebut, selagi dirinya bersandar kepala pada bahunya, di posisi mereka duduk di atas karpet, setelah saling memantapkan hati satu sama lain. Setelah mengikat jiwa lebih pasti, karena kesadaran diri sudah lebih bisa dimengerti untuk sekarang, ketika semuanya lepas tanpa ada paksaan dan tekanan.

Di mana, di malam menuju pagi itu, Hongjoong dan Seonghwa sudah saling jelas akan apa yang mereka tuju, dan bertahan demi janji dari diri masing-masing.

Mau tak mau mereka harus mengakhirinya.

Walau itu takkan mengubah kekhawatiran sama sekali.

Seonghwa akan tetap berada di paling depan, untuk Hongjoong.

Hongjoong akan tetap berada di paling depan, untuk Seonghwa.

Begitu sentuhannya naik ke pergelangan tangannya, dirinya terkejut. Seonghwa segera mengangkat wajah untuk melihat ke arah Hongjoong, sebelum menunjukkan jam tangan yang sama, yang dikenakannya.

Hongjoong ikut melihatnya, sebelum mengangguk tipis. "Punya kamu, dari Yunho?"

"Ya..." Seonghwa menjawab, masih benar-benar terkejut. "Terus kamu...?"

"Dikasih ketua-ketua di atasku, baru tadi malam." jawab Hongjoong. Hongjoong mengamatinya sejenak, sebelum merasakan Seonghwa kembali menjatuhkan dirinya, untuk bersandar padanya. Bagaimana pun juga, Seonghwa masih merasa berat--dari harus meninggalkan, dan dari terengah napasnya setelah mereka harus saling melepaskan. "Pastiin ada nomor Yunho di dalam sana."

"Ada kok." Seonghwa menjawabnya, pelan. "Ada nomor kamu juga."

Hongjoong menjilat bibir bawahnya, tertahan untuk protes.

Tapi Seonghwa menenangkannya. "Yunho yang pasang sendiri. Asal kamu tau, Yunho gak ada niat untuk langkahi kamu, tapi dia bakal lakuin itu semisal... kamu nyakitin aku."

"Aku tau." balas Hongjoong, yang sadar untuk itu. "Yunho terus anggap aku influence kamu untuk berubah, setiap selesai ketemu. Aku gak bisa salahin siapa-siapa di sini, walau pada kenyataannya, ulang tahun Hyunjae lalu pun... terlalu kaku untukku, perlakuin kamu seperti gak ada, di depan Hunters yang kenal dalam bagaimana kita berdua..."

Senyuman Seonghwa berubah miris karenanya. "Aku bakal bilang ke Yunho, dan minta maaf..."

Hongjoong segera meliriknya secara hati-hati. "Tentang ini...?"

Sehingga Seonghwa perlahan mengangkat wajahnya kembali, untuk menatapnya dari posisinya--dari dekat--dan menatap matanya secara lekat. "Dari awal aku sudah bilang, 'kan? Tenang, Hongjoong. Aku mau ambil alih semua tanggung jawab ini. Taruh atas namaku, walau itu gak akan membenarkan perbuatan kita, tetap terhitung perselingkuhan... apalagi untuk Winter yang gak tau apa-apa tentangku."

Hongjoong menelan ludahnya, dalam kesulitan.

Sedangkan Seonghwa tersadar sesuatu. "Winter... tau atau gak... tentangku?"

"Winter gak tau dari mulutku." jawab Hongjoong, berusaha menahan tatapannya tetap bertahan di mata Seonghwa, tak turun ke bibirnya. "Tapi Winter itu pintar. Sex tape kita pasti bisa membuat pertanyaan, di titik dia tonton video itu."

"Dia belum nonton?"

Hongjoong mendesah tipis dalam gelengan.

Ada rasa bercampur dari Seonghwa mendengarnya. Seraya Seonghwa perlahan menempatkan jemarinya di sela-sela jemari Hongjoong, dari arah punggung tangannya--di mana bersitirahat di atas karpet. Tapi tak sedikitpun Seonghwa memutus tatapannya. "Aku tau ini perpisahan kita, dan aku mau tanggung jawab atas permintaanku tadi ke kamu--karena aku butuh kamu terasa meninggalkan semua di dalam jiwaku, untuk pulang. Tapi Hongjoong, semisal kamu gak nyaman, kamu mau sembunyiin ini?"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang