Octagon 3 - 765 : Senyap Lenyap Pt. 2

153 17 5
                                    

"Tante, Winter." 

San menyapa, dengan lembut dan hati-hati ketika dirinya baru saja meninggalkan Wooyoung yang memang membiarkannya, setelah mencoba menenangkannya selama beberapa waktu. Ya, San memang cukup tertekan di awal acara tadi, dan ketika yang lainnya bertanya, dia tak mau menjawab selain hanya ingin bersama Wooyoung. Sebenarnya San juga belum memberitahu Wooyoung perihal apa yang dipikirkannya, tapi pasti Wooyoung sudah menangkap mengenai pertemuannya dengan Gemini lalu. Sekarang, San terpikirkan sesuatu, dan karena itu dirinya mendatangi tiga orang yang tengah bicara.

Lagipula, San belum mau mengganggu Hyunyoung yang tengah dikerumuni oleh teman-temannya, pun Hajoon yang ia lihat tengah bersama para anggota The Overload.

Jadi San tersenyum, lalu pada satu lainnya.

"Om Jeremy."

"Oh, Desan, kemari." ucap Jeremy, menariknya ke dalam rangkulan hangat untuk menepuk punggungnya. Sedikit penasaran, tentu. "Tadi, mengapa tiba-tiba turun altar? Padahal momen tadi bagus. Semua orang jadi tahu siapa kamu--dan sedikit bertanya-tanya mengapa anak Hajoon sudah dewasa, karena mereka tahu Hajoon dahulu 'nyaris' menikah."

San meringis dalam senyuman, sedikit menggigit bibir. "Malu menjadi pusat perhatian."

"Ew." Winter langsung bereaksi melihat ekspresinya.

Seperti biasa, dengan jahilnya, San melihat ke arah Winter yang berdiri di samping ibunya. "Don't 'ew' me. Kakak kamu ini teman dekat pacarmu, loh~"

"What is wrong with you?!" Winter membalas dengan membelalak, merinding di sekujur tubuhnya.

Selagi San tertawa, sebelum membawa tatapannya mengarah pada Jeremy sambil tersenyum, mengisyaratkan bahwa dirinya perlu bicara.

Karena itu, Jeremy yang paham segera menyentuh lengan istrinya, memintanya beranjak dahulu. "Sayang, coba keliling dulu dengan Winter? Semisal nanti bertemu dengan teman, beritahu, ya?"

"Okay." Istrinya tak perlu waktu lebih dari satu detik untuk paham. Biasanya pun jika sedang bersama lingkaran dalam lainnya, Jeremy sering memintanya untuk pergi. Jadi dirinya menyentuh pinggang anak satu-satunya, mengajaknya untuk pergi meninggalkan dua lelaki itu berdua.

Di mana Winter sendiri tanpa protes, membawa langkahnya, sambil sekilas menoleh ke arah belakang, di posisi Hongjoong yang masih sibuk bicara dengan pengantin pria dalam acara tersebut.

Jeremy dan San sama-sama tersenyum, menunggu mereka pergi.

Sampai ketika sudah berjarak, San pun membawa diri menghadap J eremy untuk mengutarakan maksudnya. "Om, San mau bicara tentang hal. Tentang, orang-orang dari kuasa hukum Ayah dan Ibu Desan? Atau... mereka yang waktu itu memegang wasiat."

"Kamu ingin bertemu mereka?" tanya Jeremy.

San mengangguk cepat. "Mereka bagian dari lingkaran dalam, 'kan?"

"Ya." jawab Jeremy, selagi menatapnya khawatir. "Jika boleh tahu, untuk apa?"

"Ada semua hak San di sana, 'kan? Maksudnya, yang lebih, selain yang sudah San terima sekarang."

Jeremy sedikit menjilat bibir bawahnya.

Sedangkan San tetap menatap, membutuhkan jawaban. "Tolong?"

"Desan." Jeremy membenarkan posisinya, untuk kemudian menyentuh kedua bahu San, membuatnya menghadap jelas. Jeremy tersenyum tipis, mendapatkan San menatap kedua matanya lekat, menunggu. "Ada poin-poin dalam wasiat itu--entah, waktu itu kamu sudah membacanya dengan jelas atau belum."

"Tentang adopsi?"

"Bukan." balas Jeremy. "Wasiat tentang peninggalan aset dan harta, yang tak tercatat di wasiat pertama yang diberikan padamu, untuk properti yang mereka miliki. Dalam artian, untuk turun nama, yang sebagian sudah kamu jual?"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang