Octagon 3 - 581 : Angin Mati Pt. 2

233 22 26
                                    

Mingi melirik Yuto yang berdiri di sampingnya, untuknya kemudian memalingkan wajah dan bersikap seperti tak ada apa-apa. Mingi tak akan menjauhi Yuto untuk ini--bukan salahnya sama sekali. Namun sekarang, Mingi tak sendirian. Di luar sebuah ruangan tersebut, bukan hanya dirinya yang berada di sana, melainkan bersama seluruh Hunters dan The Overload--kecuali Hongjoong.

Dikarenakan Hongjoong berada di dalam ruangan Stella, sejak satu jam yang lalu, dan mereka menunggu.

Sebenarnya menunggu karena jelas, seluruhnya sudah tahu apa yang Hongjoong tengah hadapi. Dan ini bukan tentang cerita biasa mengenai perceraian dan akan menjadi anak broken home. Ini semua di luar tentang itu. 

Yang Hongjoong akan hadapi adalah bagaimana rusaknya relasi dan apapun yang dibangun oleh kedua orangnya, di mana pihak akan saling memihak, dan pihak di luar itu akan memanfaatkan keadaan.

Itu yang mereka khawatirkan.

Terlebih Hongjoong sebagai ketua lingkaran dalam, yang satu-satunya, berada di spotlight umum--sebagai public figure.

Younghoon berdiri di samping Hyunjae, sembari sesekali menanyakan apa sosok itu pegal atau tidak. Lantaran jika pegal, Hyunjae bisa duduk di kursi yang berada di sana, bergabung bersama Byounggon dan Yunho. Juyeon bersandar di dinding sembari sesekali mengecek jam tangannya. Sedangkan Kino, yang berangkat bersama dari Lotus juga, hanya sesekali menghela napasnya.

Hingga akhirnya Hongjoong keluar, berwajah datar seperti dia biasanya.

Delapan orang yang telah menunggu itu butuh kejelasan untuknya.

Dan Hongjoong yang setelahnya menutup pintu, hanya menjawab dengan pelan. "Gue cuma disuruh ganti rugi."

"Itu bukan 'cuma'?" Kino bertanya lebih dahulu, langsung mendekat padanya.

Yunho dan Byounggon berdiri, untuk mulai ikut berjalan, seperti yang lainnya--mengekor Hongjoong, karena mereka ingin mendengar, apa saja yang harus Hongjoong pertanggung-jawabkan atas hilangnya dia, yang mengakibatkan kerugian dari agensi. Walau sebenarnya, seluruhnya juga tahu, Hongjoong akan tetap menjadi anak emas dari Checkmate sendiri.

Oh, tanpa Hongjoong, Checkmate juga takkan berkembang sepesat ini dalam waktu belum genap satu tahun tersebut. Walau tak bohong, ada juga turut andil dari Stella dan perusahaannya sebelumnya--yang kini diambil alih adiknya.

"Berapa?" Yunho mencoba menyusul, ikut bertanya. "Semisal lo gak bisa bilang bokap lo, biar gue bantu."

"Well, gue udah punya duit, gue bisa bantu lo sekarang, kayak lo bantu kami sepanjang SMA."

Hongjoong menggelengkan kepala, mencoba menunjukkan bahwa itu bukan masalah. "Lagipula Stella bilang, semua juga formalitas untuk laporan ke bokapnya. Di sisi lain, Stella bakal terus backing gue--ada hal yang dia pengen dari keluarga gue."

Di belakang sana, Juyeon mulai berdiri dan mengekor, tapi bukan dirinya yang terakhir.

Ada Mingi dan Yuto, yang bicara saling berbisik tiba-tiba, lalu mengikuti langkah.

Hongjoong, di sana baru tersadar, bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang malah sedang menjadi masalahnya. "Ah... keluarga. Entah. Yang pasti, Stella juga khawatir penuh sama gue tentang berita semalam. Ya... khawatir ke gue, atau relasi kedua orang tua gue--gue gak tau, dan gak mau peduli juga."

"Jadi berapa?" Yunho sudah siap dengan jawaban apapun itu.

Hal itu membuat Hongjoong berhenti sesaat, dan melihatnya. "Aman, Yun. Aman. Masalah kita sekarang bukan itu."

"Ya, masalah kita sekarang bukan itu." Kino ikut bersuara, tertahan sejenak. "Kalau Taeyang, Yunho dan Juyeon gak datang ke UnBada waktu itu, kami udah kewalahan Hongjoong. Waktu lo cuma satu minggu lagi, 'kan? Jadi gimana? Ini benar-benar gak terstruktur karena lo gak ada."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang