Octagon 3 - 762 : Malam Suci Pt. 2

148 20 0
                                    

"Kak San kok... belum masuk?" tanya Winter perlahan, di mana sesekali membuatnya melirik ke belakang, melihat orang-orang sudah mulai mempersiapkan jalan, pertanda sebentar lagi pengantin akan tiba. Namun di sana belum terlihat bahwa sosok itu akan masuk ke dalam, sehingga Winter melirik Hongjoong kemudian. "Memang Kak San jadi pengantar juga?"

Di sana Hongjoong mengernyit, ikut melirik ke belakang, tapi tak paham. "Entah. Mungkin sebentar lagi terlihat."

"Aneh..." gumam Winter sebelum kemudian tersenyum, mencoba untuk memikirkan dirinya dahulu. Ah, tepatnya mereka. "Kak Hongjoong..."

"Hm?" Hongjoong menoleh padanya. Duduk di kursi memanjang, cukup terpisah dengan teman-temannya karena mereka datang cukup akhir, Hongjoong mencoba membalas dengan tenang. "Ada apa?"

Winter sedikit mengulum bibir bawahnya, sebelum menyentuh tangan Hongjoong untuk menggenggamnya--tepatnya mengaitkan jemari di antaranya. Winter tersenyum lagi setelah itu, "cuma senang, akhirnya... bisa barengan lagi. Dan... di muka umum, selagi di kampus gak bisa sama sekali."

"Selagi kita--"

"Kak Hongjoong cuma perlu lihat Winter aja untuk masa sekarang, ya?" Tak disangka, Winter memotong cepat, takutkan sakit hatinya.

Hongjoong sendiri sadar, untuknya mengeratkan tautan jemari mereka, menyusul dengan anggukan darinya. "Iya, sayang. Cuma sama kamu untuk di masa sekarang--gak ada hati untuk orang lain."

"Baguslah." jawab Winter seraya melemahkan fokusnya pada Hongjoong untuk sekitar. "Winter gak mau--ah, Kak! Lihat!"

Di sana, Hongjoong dan Winter teralihkan dengan munculnya para groomsmen dari arah pintu, masuk seusai sambutan, untuk mengantar bagaimana Hajoon yang tampak begitu gagah dan tampan, berjalan sebagai fokusnya. Senyuman dari sosoknya benar mengembang, sebuah momen yang sangat ditunggu dalam kehidupannya, dan ah... apa San tidak termasuk groomsmen untuk acara sakral ini?

.

.

.

"Bagaimana cara kamu bertanggung jawab, hah? Bagaimana cara kamu menyelesaikan semua masalah dari kedua orang tua kamu?"

San mendadak diam, walau tatapannya tetap tertuju lekat pada Gemini, yang berhasil membawanya ke samping gereja, agar tak terlihat siapapun di sana. Nyatanya, jika Gemini tak melakukannya pun, San yang akan mengajaknya. Lantaran, haruskah di hari ini? San tahu semuanya akan terbongkar cepat atau lambat, tapi setidaknya... jangan sekarang?

Benar-benar masih ingat di bayangan San, dari kejadian yang baru saja tercipta sekitar sebulan yang lalu. San masih ingat betapa senangnya dia ketika semesta memperkenalkan ia pada teman-teman di pekerjaan Hyunyoung dan juga Hajoon, yang dalam sedetik berubah menjadi ketakutan lantaran nyatanya ada keterikatan antara mereka.

Tepatnya pada Gemini dan keluarganya, bersama kedua orang tua San.

Masalahnya... San tak tahu apapun.

Walau begitu, tentu harus San yang berdiri untuk dosa kedua orang tuanya, bukan?

"Tante--"

"Keluarga saya menderita karena semua yang dilakukan orang tua kamu!" Gemini menekan, memaksa tepatnya. Seolah San memiliki jawaban atas semua penderitaannya. "Bisa-bisanya... ah, ya Tuhan... saya tak habis pikir. Bisa-bisanya Hyunyoung kini menjadi Ibu angkat dari lintah darat, rentenir, mafia jahat seperti--"

San tersenyum, walau sebenarnya tengah menggertak giginya, dalam emosi tertahan. "Jika Tante lupa, kedua orang tua kandung saya sudah meninggal, jadi ada baiknya tidak bicara buruk tentang mereka. Tante bisa lihat sendiri, saya yang masih hidup di sini jadi--"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang