Octagon 3 - 653 : Pertunjukan Besar Pt. 3

191 26 10
                                    

Padahal seharusnya, Seonghwa bisa merasa senang hari ini, terlebih setelah rapat kemarin mengenai pembagian waktu dan jadwal yang sudah dibuat. Namun tentu saja, takkan bisa. Seonghwa duduk bersandar dalam resah, di common area agensinya dengan membolos satu mata kuliah, seraya tatapannya terus menempel pada ponselnya. Bergulir berulang, untuk membaca satu per satu berita, di saat pagi tadi Yunho sudah memberitahunya, bahwa orang-orang yang terlibat adalah anggota-anggota alumni.

Itu artinya sedang ada masalah di lingkaran dalam.

Dan jangan salahkan Seonghwa ketika dirinya begitu khawatir, karena Hongjoong, lagi, sulit untuk dihubungi. Bukan hanya olehnya, namun juga oleh Yunho, atau juga Mingi--ketika mereka bicara sebelum berpisah pagi sekali.

Sebenarnya Seonghwa sudah tahu, ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan masalah ini, di tempat yang jelas penuh dengan orang-orang yang tak ada urusannya dengan hal-hal tersebut. Walau begitu, Seonghwa tetap terkesiap, ketika seseorang duduk di sampingnya, dan menyambutnya dengan senyuman.

Karena itu Seonghwa langsung mengunci layar ponselnya, untuk membalas senyum.

"Pagi, Seonghwa." Hyoseop menyapanya dengan lembut. "Sudah siap untuk table-read hari ini?"

"Ya." Seonghwa mengangguk dalam senyumannya. "Selamat atas perannya."

"Selamat juga atas perannya." balas Hyoseop.

Memang, Seonghwa sendiri langsung merasa senang dan hangat, mendapati sambutannya. Nyatanya, casting kemarin meloloskannya untuk bermain dalam satu film layar lebar. Dengan peran yang cukup menonjol, walau bukan pemeran utama. "Sungguh, gak sabar."

"Anak-anak yang lolos dari agensi lain bentar lagi datang. Kira-kira satu jam lagi." ucap Hyoseop, lalu melirik jam tangannya.

Seonghwa hanya mengangguk saja.

Sampai Hyoseop teralih pada lengan Seonghwa, dan baru menyadari sesuatu. Hyoseop menyentuhnya secara hati-hati, untuk menunjuk jam tangannya sebenarnya. "Ini... oh saya tau jam tangan ini. Ini jam tangan yang bisa menelepon otomatis ya?"

"Menyambung pada nomor sebenarnya." Seonghwa menjawabnya dalam senyuman, sedikit mengoreksi.

Hyoseop memperhatikannya, sebelum melihat ke arah Seonghwa. "Ada yang jagain kamu?"

"Hm? Ada, tapi ini bukan--"

"Waktu itu bilang gak punya pacar?" tanya Hyoseop kembali.

Seonghwa mendadak terkesiap, tergagap sendiri. 

Beruntung, tiba-tiba saja, satu orang lainnya, seorang perempuan, bergabung dengan mereka--mendudukkan diri di sofa lainnya. Sembari mendesah lembut, melepaskan kancing pada kemeja di bagian pergelangan tangannya, dirinya menyapa lebih dahulu, seraya tersenyum pada Seonghwa. "Kita belum pernah bicara, ya, Seonghwa?"

"Oh, ya, Kak Yooa." Seonghwa membungkuk ringan, sebelum membenarkan posisi duduknya. Setelahnya, Seonghwa mengulurkan tangan, untuk menjabat salah seorang seniornya di Paradigm. "Salam kenal."

"Salam kenal." Yooa membalas dengan senyuman, pun jabatan tangan, sebelum kembali pada kancing kemejanya. Yang sebenarnya, Yooa tengah mencoba untuk menggulungnya. "Saya dengar tentang project baru ini. Hebat sekali, kamu bisa langsung masuk. Padahal biasanya dari kami harus menjadi cameo atau bermain dulu di televisi beberapa kali."

Hyoseop saat itu ikut membanggakannya. "Memang hebat, toh. Tak lihat videonya?"

"Video mana?" balas Yooa, seraya menyeringai.

Seonghwa yang sedang tersenyum mendadak menelan ludahnya.

Bersamaan dengan itu, Hyoseop meliriknya, sebelum meringis pelan--seolah keberatan dengan tingkahnya. "Video Titik Koma. Tentu saja."

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang