Octagon 3 - 770 : Darah Keturunan dan Dosa Pt. 2

220 18 6
                                    

Seluruhnya, pulang, dalam keadaan yang berbeda.

Tidak, Yunho tidak memikirkan pertemuannya dengan sepupu Younghoon--siapa namanya? Julie? Ya. Yunho tak memikirkannya. Juga, Yunho tak mencoba memikirkan penolakan dari Seonghwa, karena lihatlah... bukankah dirinya kurang ajar? Seharusnya, Yunho tahu batasan, seperti apa yang sudah menjadi perjanjian antara mereka, bukan?

Jika tak memikirkannya, semua akan menjadi ringan.

Seringan bagaimana Yunho mengangkat tubuh Seonghwa ke atas kasur, di kamarnya sendiri, begitu mereka sampai ke Lotus, untuk istirahat. Mungkin bukan istirahat namanya, ketika Yunho menatap Seonghwa penuh nafsu, seraya melucuti pakaiannya sendiri. Di mana Seonghwa pun, menelanjangi diri, dan membuat atmosfer di antara mereka, dipertahankan seperti demikian.

Penuh nafsu.

Tanpa perasaan.

Yang terpenting, jika Yunho bisa lebih fokus lagi seperti dahulu kala...

... persetubuhannya dengan Seonghwa takkan berakhir dengan perasaan. Semua akan terjalin sama seperti tahun lalu, ketika keduanya bersetubuh diam-diam, dan membuat adrenalin terpacu setiap melakukannya. 

Semua hal itu lebih baik... untuk keduanya.

Sehingga, ketika Yunho naik ke atas kasur, menerima Seonghwa yang mengundangnya untuk sebuah ciuman yang ingin dilanjutkan sesaat di parkiran lalu, dirinya mencoba menumpulkan diri.

Sulit... ketika Yunho bertarung dengan karmanya.

Namun... Seonghwa menginginkan seks.

Seonghwa hanya menginginkan seks.

Dan kini Yunho merasakan posisi orang lain, yang pernah digunakannya berulang kali, hanya untuk kebutuhan seks semata.

Jadi... bukankah impas?

Walau sakit hatinya.

.

.

.

Yeosang dan Jongho berakhir dengan berkeliling kota di malam itu, tanpa memiliki keinginan untuk pulang lebih cepat. Seolah, merasa sayang saja, hanya menghadiri pesta untuk beberapa jam, dan setelahnya akan melanjutkan keadaan dengan tidur. Tampaknya, dari keduanya, tak ada yang benar-benar ingin berpisah cepat. Walau kamar sendiri, hanya bersebrangan adanya, antara mereka.

Dengan mobil Yeosang, mereka berkeliling.

Kali ini, Yeosang membiarkan Jongho yang mengemudi, selagi dirinya sesekali tersenyum untuk melihatnya.

Tak ada banyak hal terjadi antara mereka.

Hanya sebuah kenyamanan, yang sulit diutarakan.

Jauh, di dalam diri Yeosang, yang penuh dengan penyesalan karena pernah menyakiti Jongho, berharap keadaan besok akan merubah segalanya. Berharap juga, bahwa dirinya dan Jongho, takkan pernah berakhir tanpa bicara lagi seperti sebelumnya.

Sedangkan Jongho sendiri...

Bagaimana dikata?

Jongho sangat merindukan Yeosang... sekalipun dirinya pernah dihancurkan habis-habisan.

.

.

.

Mingi tak bisa sedikitpun menghapus senyuman dari wajahnya.

Kali ini, Mingi sampai di rumah Soobin--bersamanya--tanpa berat hati. Mingi tersenyum selagi Soobin meraih lengannya, selepas keduanya turun dari motor, untuk mengajaknya masuk ke dalam rumah besar nan mewah yang ditinggalkan keluarganya.

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang