Octagon 3- 722 : Mengarak Kematian Pt. 2

167 19 19
                                    

Kamis, 28 September 2023.

Yunho menghentikan laju mobilnya, tepat ketika berada di depan sebuah bangunan tinggi menjulang, tanpa masuk ke areanya. Bukan Yunho yang menginginkan, namun sosok yang berangkat bersamanya dari kampus. Tak lain dan tak bukan untuk melakukan kegiatan mereka kembali secara terpisah, untuk menjalani kehidupan, walau rasanya tengah tak ingin.

Sejujurnya Yunho khawatir.

Yunho lebih senang jika Seonghwa menangis dan mengatakan masalahnya, dari pada terlihat menyembunyikan seperti ini. Sampai Yunho harus menebak untuk itu, secara hati-hati. "Sekarang ini tentang Yooa itu, atau kamu khawatir terus samaHongjoong? Karena aku gak apa-apa kalau kamu mau ngobrol sama Hongjoong--temani dia--walau mungkin dia bakal terus nolak kamu. Orang-orang yang benar-benar bisa dekati dia sejak kemarin pun cuma Soobin. Atau Winter."

"Hongjoong perlu ketemu Nagyung."

Dari sana Yunho mendesahkan napasnya--memahami itu. "Ya, tapi keduanya juga butuh waktu. Kita juga gak nyangka kalau Nagyung bakal tau sekarang--dari Saerom."

Seonghwa, di sampingnya--pada samping kemudi--melepaskan sabuk pengamannya.

Lagi, Yunho harus bertanya. "Yooa, gimana?"

"Aku coba aduin semua ke Pak Soohyuk, tapi rupanya beliau pergi untuk lima sampai tujuh hari." Seonghwa menjawab tanpa melihatnya, dalam keadaan menunduk, dan mulai bergumam. "Ya... bukan benar-benar aduin sebenarnya. Aku cuma gak mau cari musuh."

"Kamu udah ketemu semua talent di Paradigm atau--"

"Dari total 33 talent sekarang, aku baru ketemu 7--tiga diantaranya benci aku." Barulah, Seonghwa mengangkat wajah untuk menatapnya. Sedikit tersenyum, walau tak menunjukan bahwa dirinya baik-baik saja. "Yang baik karena mereka talent dewasa--umur mereka di atas 40 tahun dan satu project juga buat Cherry Pop, dan satu lagi Hyoseop. Ya, Hyoseop baik sama aku sejak awal--aku cuma percaya dia sekarang."

"Di agensi perfilman itu agak susah ya, ketemu talent satu sama lain?"

"Gimana lagi." Seonghwa meraih tas di pahanya. "Ini PH sekaligus rumah talent--banyak yang kerja untuk project luar juga. Shooting bisa makan waktu paling sebentar itu 20 hari--ya, untuk yang latarnya gak banyak-banyak selain rumah. Paling lama, mereka bisa ada... mungkin 6 bulan di luar. Jadi gak ada waktu buat akrabin diri, dan sekarang aku cuma ngerasa safe sama satu orang, Yun."

Sedikitnya Yunho terkesiap, nada bicara Seonghwa agak tersinggung di akhirnya. "Aku... gak ngelarang kok?"

Seonghwa sendiri tampaknya tersadar dengan itu. Seonghwa yang merasa bersalah segera mendekat, menangkup pipi Yunho dengan satu tangan, untuk kemudian mengecup bibirnya secara lembut namun singkat. "Pulangnya gak perlu jemput. Aku mau dinner sama Lino dan Jinny."

Di poisisinya Yunho masih belum bereaksi--dengan pikiran penuhnya.

Namun Seonghwa yang memang sedang penuh, merasa sensitif sendiri. "Aku gak ada perasaan lagi ke Lino, lagipula ada Jinny juga."

"Seonghwa, aku gak ngomong apapun loh...?" tanya Yunho, nadanya terluka.

Seonghwa tak ingin memperpanjang dan segera membuka pintu yang terkunci untuknya keluar. Seonghwa pun menutup pintunya lagi setelah membawa diri, dan kemudian melambai sekilas dari luar, seperti menunggu Yunho untuk berlalu.

Dikarenakan Yunho tak ingin perpisahan yang buruk, dirinya menurunkan kaca mobil di bagian penumpang dan sedikit merendah untuk menatap Seonghwa.

Seonghwa sendiri ikut memiringkan kepalanya menunggu.

Selagi Yunho mencoba tersenyum untuknya. "Aku tau ini waktunya gak tepat untuk beberapa orang, tapi malam minggu nanti... dinner sama aku berdua, di luar, ya? Terus... satu malam aja kita gak pulang ke rumah Hongjoong--bukan aku gak mau hargai dia, tapi aku juga ingin... bisa selamatin hati kamu dari rasa gundah... kamu?"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang