Octagon 3 - 620 : 16 Pt. 2

179 20 21
                                    

Yunho diam, terus, memperhatikan ponselnya sesekali.

Sampai bisa Hongjoong sadari, yang membuatnya teralih dari pembicaraannya bersama Kino, Byounggon dan Yuto, di depan gedung Fakultas Hukum tersebut. Hongjoong semula ingin mengabaikannya, tapi membawanya kemari, untuknya menjadi tak fokus, bukanlah sebuah jawaban. Sehingga Hongjoong segera bertanya padanya, dengan satu alisnya yang terangkat, dan posisinya yang tak beranjak.

"Lo ngapain?"

Yunho jelas terkesiap, tapi setelahnya menjauhkan ponselnya segera, untuk menatapnya kembali. "Gak."

Kino, Byounggon dan Yuto tak berkomentar.

Saat itu, Hongjoong memutar posisinya berdiri, agar bisa menghadap sosok jangkung yang semula berdiri di samping belakangnya. "Lo seharusnya bersyukur, lo bisa nyontoh apapun dari gue sekarang, buat bekal lo tahun depan."

"Ya." Yunho memasukkan ponselnya. Tak berniat untuk merusak suasana, hanya saja, setiap Hongjoong bicara--seolah tahu apa yang dipikirkannya di detik itu adalah Seonghwa--membuatnya cukup sensitif juga. "Gue paham."

Hongjoong tersenyum, malah menantangnya. "Pikiran lo ada di tempat lain?"

"Sekalipun gue mikirin seseorang, gue tau caranya nempatin diri gue di sini." Tak terduga juga, Yunho tampak tak keberatan untuk memperpanjangnya.

"Fokus kalau gitu."

"Gue cuma lagi butuh kabar dia, sebelum nanti malam, dia bakal pergi dengan--"

Setidaknya, Kino--dan Hunters yang lain sebenarnya--telah tahu akan ikatan hubungan antar orang-orang tersebut, membuatnya segera mendekat seraya terkekeh. Seolah Kino sendiri lupa bahwa dirinya masih cukup kesal karena keputusan Hongjoong kemarin, yang bahkan sampai titik ini, dirinya, pun Hyunjae, tak mau membocorkan alasannya. "Yo, yo, Hongjoong, Yunho."

"Sorry, Kak, tapi lo gak--"

"Sorry juga, Yunho." Kino langsung memotong. Tak suka jikalau ada yang tak paham, bahwa posisinya di sini adalah untuk Hongjoong dan Seonghwa tetap bahagia dengan pilihan mereka masing-masing sekarang. "Seonghwa cerita banyak ke gue, apalagi di hari ulang tahun Hyunjae kemarin. So, gue tau tentang hubungan lo sama dia, dan gue di sini berdiri di pihak Seonghwa, bukan Hongjoong. Lo tenang, tapi lo gak perlu perbesar ini."

Yunho merasa bukan dia yang memulainya. "Tapi Hongjoong yang mulai--"

"Lo juga diem." Kino langsung menyentuh dada Hongjoong, menyuruhnya mundur. "Grow up, Hongjoong. Lo udah lepasin Seonghwa."

"Gue bicara tentang profesionalitas--"

"Dan kami dengar cara ngomong lo tadi, okay?" Kino lagi, mendahului, berusaha bicara baik-baik. "Lo berdua akur. Seonghwa bakal sama-sama aman, mau di tangan lo--Hongjoong, atau di tangan Yunho. Sekalipun lo berdua gak becus juga ada gue."

Yunho terlihat mengeraskan rahangnya.

Selagi Hongjoong melihatnya, lalu tertawa kecil, nadanya agak merendahkannya. "Apa, Yun? Lo gak rela juga? Lo gak tau apa-apa tentang Hunters dan Seonghwa--"

"Yang gue tau, Seonghwa takut sama Hunters dulu."

"Ya, dan gak lagi." Byounggon harus ikut buka suara. Byounggon pun merenggangkan lengannya, merasakan ada hawa panas di sekitarnya. "To be honest, lo memang gak tau banyak hal tentang Seonghwa, lebih dari kami, gak termasuk Hongjoong--dia terlalu banyak. Di sini gue cuma mau bilang, lo tenang aja. Kami juga gak akan biarin Hongjoong sentuh Seonghwa lagi, setelah dia pilih orang lain buat dirinya sekarang."

Hongjoong refleks menekan lidahnya pada pipi dalam.

Selagi Kino tertawa, merasa bangga akan jawaban Byounggon. "Gue gak pernah tau, beef lo berdua lebih pekat, dari pada Hongjoong lawan siapapun, haha~"

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang