HB - 04

564 12 0
                                    

Vote nya jangan lupa, ya!

Selamat membaca❤️

***

Sudah lima hari ini Mahesa mendekati Aruna, dan Aruna pun meresponnya dengan baik. Perasaan Mahesa semakin membuncah selama lima hari itu. Ia semakin yakin terhadap Aruna. Tapi sementara itu, masih ada sedikit keraguan di dalam hati Aruna. Aruna ragu karena ia mengetahui masalalu Mahesa yang selalu berganti-ganti pasangan. Aruna takut, jika nanti Mahesa juga akan seperti itu.

Hari ini, rencananya Mahesa akan mengutarakan perasaannya kepada Aruna di sekolah. Ia sudah tidak bisa menundanya lagi. Ia ingin cepat-cepat menjadikan Aruna sebagai kekasihnya.

***


Aruna sedang berada dikelasnya. Ia tengah mengobrol dengan teman-temannya. Ketika sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja salah satu teman kelas Aruna yang lain memanggil.

"Aru!"

Aruna menoleh keasal suara.

"Dicariin Mahesa." ujar teman Aruna itu.

Aruna beranjak dari tempat duduknya seraya berjalan keluar kelas. Ketika sudah berada di depan kelas, di sana, Mahesa sedang berdiri bersama teman-temannya.

"Kenapa?" tanya Aruna keheranan.

"Aku mau bicara, boleh?" ujar Mahesa.

Sebetulnya Mahesa sangat gugup. Jika ditanya lebih gugup mana antara mengutarakan perasaannya kepada Aruna didepan teman-temannya atau bertanding badminton didepan para penonton, maka ia akan menjawab lebih gugup mengutarakan perasaannya di depan teman-temannya.

Pikiran bagaimana jika dirinya ditolak, membuat nyalinya menciut. Namun teman-temannya selalu meyakinkannya bahwa Aruna tidak akan menolaknya.

Aruna menganggukkan kepala. "Boleh, kenapa?"

Mahesa menghembuskan napasnya pelan. "Aku pikir ini waktunya udah tepat, Ru. Aku suka sama kamu, dari awal kita ketemu di kantin. Kalo kamu nanya alesannya kenapa aku suka sama kamu, jawabannya aku nggak tau. Suka nggak perlu pake alesan kan? Jadi, kamu mau nggak jadi pacar aku?"

Aruna mematung mendengar ucapan Mahesa. Jantungnya berdegup kencang. Ia malu menjadi pusat perhatian di depan kelas. Ya, menjadi pusat perhatian. Karena kini yang berada di depan kelas Aruna bukan hanya ia, Mahesa dan teman-teman Mahesa saja, melainkan ada dua puluh siswa siswi lainnya.

"Jadi, cewek itu yang udah bikin Mahesa jauh dari gue?" cetus salah satu gadis disana. "Liat aja, gue bakal terus gangguin hubungan mereka berdua!" sambungnya kesal.

"Aku.." Aruna menjawab dengan gugup.

Mahesa menaikkan sebelah alisnya sembari menatap Aruna dengan intens.

"Terima dong!" celetuk salah satu teman kelas Aruna.

"Iya! Terima Ru!" ujar siswa yang lainnya.

Aruna menundukkan kepalanya, ia tidak sanggup menatap kedua mata Mahesa yang membuatnya salah tingkah. "A-aku mau," ujar Aruna dengan tergagap.

Mahesa mengulum senyum ketika mendengar hal itu. "Mau? Mau apa Ru? Yang jelas ngomongnya." goda Mahesa.

"Mau jadi pacar kamu."

"Siapa?"

"Aku,"

"Aku apa? Yang jelas, Aruna,"

"Ih! Iya! Aku mau jadi pacar kamu!" terang Aruna dengan sedikit meninggikan suaranya karena merasa kesal.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang