HB - 30

568 7 0
                                    

Vote nya jangan lupa, ya!

Selamat membaca❤️

Lita dan Intan berjalan tergesa menuju lapangan. Saat mereka berdua tiba disana, terlihat bahwa pertandingan kelas Mahesa sudah selesai. Lita menggulirkan pandangannya ke sekitar pinggir lapangan untuk mencari Mahesa. Hingga mata Lita tertuju kepada Mahesa dan teman-temannya yang sedang meminum air putih di dekat kelas X-A. Lita datang menghampiri Mahesa.

"Mahes!" panggil Lita dari kejauhan sembari berjalan kearah Mahesa.

Mahesa menoleh mencari asal suara. Sementara itu Haidar, Zaky dan Danis pun ikut mencari asal suara. Sampai Lita berada dihadapan mereka, Mahesa pun berujar, "Kenapa Ta?"

"Aruna, Hes," ujar Lita dengan nada panik.

Mahesa mengernyitkan dahinya, "Kenapa cewek gue?"

"Kening Aruna luka sampe lumayan ngeluarin banyak darah."

"Kok bisa?!" Mahesa terkejut.

"Kenapa bisa anjing?!" ujar Danis yang sama terkejutnya.

Sementara itu, Zaky dan Haidar sempat terheran dengan reaksi Danis.

"Gue nggak tau jelas kejadiannya gimana. Tapi gue denger dari Aruna nya langsung kalo dia tiba-tiba dilemparin batu kecil yang tajem sama si Praja. Dan batu itu kena keningnya Aruna." jelas Lita.

Mahesa khawatir sekaligus marah. Bisa-bisanya Praja berani mengganggu kekasih manisnya hingga terluka seperti itu. Tanpa berlama-lama lagi, Mahesa pun bergegas pergi ke kelas X-F dengan diikuti oleh Danis, Lita dan Intan. Sementara Haidar dan Zaky lebih memilih diam disana saja karena mereka berdua masih merasa cape.

***

"Aruna, sayang." panggil Mahesa saat ia memasuki kelas X-F.

Aruna menoleh keasal suara. Ia tersenyum tipis ketika melihat Mahesa yang menghampirinya. Aruna sudah tidak menangis lagi, namun kepalanya masih terasa pusing.

Mahesa mengambil duduk dibangku samping kanan Aruna. Ia merangkul pundak Aruna lalu menatap kening Aruna yang di perban menggunakan kapas dan plaster. Mahesa menatap iba. Ia mengangkat tangan kanannya untuk mengusap luka Aruna pelan.

Danis menatap interaksi itupun tersenyum kecut. Ia sama khawatirnya dengan Mahesa namun ia tidak bisa memperlakukan Aruna seperti itu karena Aruna bukan kekasihnya.

Sahira, Citra, Lita, Intan dan Zhalby yang melihat interaksi antara Mahesa dan Aruna pun hanya menggelengkan kepalanya. Mereka disini menjadi nyamuk!

Sementara itu, dibangku Praja, Praja sedang menundukkan kepalanya dalam. Ia sedang berdoa semoga ia tidak harus berurusan dengan Mahesa. Namun belum sempat mengaminkan doa tersebut, Mahesa sudah memanggilnya.

"Praja!" panggil Mahesa dengan nada tinggi hingga membuat mereka yang berada disana tersentak. Karena kelas yang semula hening kini menjadi berisik karena suara Mahesa.

Mahesa beranjak berniat menghampiri Praja. Namun tangan Mahesa malah dicekal oleh Aruna. Mahesa merubah tatapannya menjadi lembut saat menatap kedua mata Aruna.

"Aku nggak apa-apa. Jangan marahin Praja, dia udah minta maaf kok sama aku." bujuk Aruna agar Mahesa tidak memberi pelajaran kepada Praja.

Mahesa tersenyum tipis. "Tapi dia harus tanggung jawab sama apa yang udah dia lakuin ke kamu, sayang."

Aruna menggelengkan kepalanya. Sementara Mahesa hanya mengusap puncak kepala Aruna seraya beranjak untuk menghampiri Praja. Aruna pasrah saat Mahesa tidak mendengarkan perkataannya.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang