HB - 45

1.5K 31 0
                                    

Vote nya jangan lupa, ya!

Selamat membaca❤️

***

Danis baru saja akan keluar dari kelasnya. Namun suara Haidar membuat Danis mengurungkan niatnya. "Malem ini jadi ya, ngopi di warung biasa."

Danis, Zaky dan Mahesa mengangguk serempak. Mereka berempat memang berniat nongkrong di warung yang biasa mereka pakai untuk ngopi santai, karena selama libur semester kemarin, mereka berempat tidak kumpul sama sekali.

Dirasa tidak ada hal penting lagi, Danis pun mulai melangkahkan kakinya menuju kelas X-F untuk menjemput Aruna. Tapi ketika ia baru saja sampai didepan kelas X-F, Citra, Sahira dan Jendra muncul dihadapan Danis.

Danis celingukan mencari Aruna. Karena biasanya Aruna bersama kedua sahabatnya ini.

Sahira, Citra dan Jendra mengangkat sebelah alisnya melihat tingkah Danis. Saat akan bertanya, Danis malah lebih dulu membuka suara, "Aruna mana?"

"Aruna udah pulang." sahut Citra.

Danis mengernyitkan dahinya, "Udah pulang?" beo Danis yang diangguki oleh Citra dan Sahira. "Kapan?" lanjutnya.

"Tadi jam 10-an," kali ini dijawab oleh Sahira.

"Hah? Jam 10?" ujar Danis merasa heran. Kok Aruna pulang jam 10? batinnya.

Sahira dan Citra kembali mengangguk. "Aruna pulang duluan, dia sakit."

Danis semakin terheran mendengar hal itu. "Sakit apa?"

"Penyakit asam lambung nya kambuh. Katanya dia nggak makan nasi selama satu minggu kemarin."

Danis merubah raut wajahnya menjadi khawatir. Ia mengambil handphonenya yang ada disaku celana seragamnya. Lalu menyalakan handphone tersebut seraya mencari nomor Aruna. Setelah menemukannya, tanpa berlama lagi ia langsung meneleponnya.

Sementara itu, Sahira, Citra dan Jendra mulai berjalan menjauh dari Danis. Mereka bertiga memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

***

Aruna sudah mendapatkan ruang VIP untuk dirinya dirawat inap. Ia kini tengah berbaring ditengah brankar dengan Mami, Arya, Arsen, dan Papi yang duduk dipinggir brankar tersebut.

Tadi setelah Arsen membayar administrasi untuk ruang rawat inap Aruna, Arsen langsung menghubungi Papinya dan Kakak sulungnya untuk memberitahu bahwa Aruna masuk rumah sakit.

Papi dan Arya yang mendengar kabar tersebut pun langsung bergegas menyusul ke rumah sakit.

"Adek nggak makan nasi selama seminggu kemarin?" tanya Papi seraya menatap anak bungsunya.

Aruna mengangguk kecil, "Maaf, Pi." cicitnya.

Papi tersenyum lembut, ia mengangkat tangannya untuk mengusap rambut sang putri. "Kenapa, hm? Adek lagi banyak pikiran?"

Aruna menggeleng, "Enggak, Pi."

"Terus? Kenapa nggak makan nasi?"

"Adek lagi nggak nafsu makan aja. Adek lagi males makan nasi." jawab Aruna yang membuat Arsen emosi.

"Bego! Kalo punya penyakit asam lambung itu pola makannya dijaga, jangan sampe males makan nasi. Terus apa-apaan coba lo punya inflamasi usus, tapi makanan yang lo makan malah mie, yang pedes-pedes, sama es." emosi sudah Arsen. Sebenernya ia tidak ingin memarahi Adiknya, tapi ia sudah terlanjur kesal. Arsen hanya khawatir atas kesehatan Adiknya.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang