HB - 03

652 15 0
                                    

Vote nya jangan lupa, ya!

Selamat membaca❤️

***

Kegiatan belajar mengajar di SMA Lentera Bangsa telah selesai. Kini Mahesa baru saja sampai di rumahnya setelah 8 jam berada di sekolah. Ia melepas sepatu sekolahnya seraya menyimpannya di rak sepatu. Kemudian, ia membuka pintu rumah dan masuk ke dalam.

Bunda Mahesa yang tadinya sedang duduk diruang keluarga pun melihat Mahesa masuk kedalam rumah. "Eh, Kakak, udah pulang?"  tanya Bunda kepada anak sulungnya.

Mahesa menghampiri, ia mencium punggung tangan sang Bunda. "Udah Bun, cape banget."

"Langsung ganti baju ya Kak, abis itu makan siang. Kalo udah selesai semuanya, langsung istirahat."

"Iya Bunda." ujar Mahesa sembari melengos pergi menuju kamarnya.

Mahesa membuka pintu kamarnya, kemudian masuk dan menutup kembali pintu kamar tersebut. Ia berjalan mendekati ranjang. Saat sudah berada di samping ranjang, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang itu.

Lelaki tersebut menghela napas lelah. Pikirannya melayang kepada gadis yang tadi ia ajak kenalan—Aruna. Ia tersenyum sendiri. Sesaat kemudian, ia teringat jika Alindya belum mengirimkan nomor whatsapp Aruna. Ia pun bergegas membuka handphonenya dan mengirimkan pesan kepada Alindya.

~Mahesa :
Lin.
Kirim nomor Aruna.

~Alin :
Oh iya sebentar.
👤: Aruna X-F

~Mahesa :
Thanks ya.

Mahesa tersenyum sumringah ketika melihat kontak Aruna yang baru saja dikirim oleh Alindya. Namun ia tidak langsung mengirimkan pesan kepada Aruna. Ia lebih memilih berganti pakaian terlebih dahulu lalu pergi ke ruang makan untuk makan siang.

Saat sudah makan siang, Mahesa beranjak dari meja makan dan pergi ke kamarnya. Namun sebelum masuk kedalam kamarnya, ia berbalik dan menghampiri sang Bunda yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

"Bun," panggil Mahesa seraya mengambil duduk di sofa.

Bunda Mahesa mengalihkan pandangannya dari layar televisi kepada sang anak sulung. "Kenapa Kak?"

"Kakak mau cerita deh,"

"Cerita apa?" sahut Bunda.

Mahesa menggigit bibir bawahnya. Ia akan menceritakan Aruna kepada sang Bunda, namun ia merasa malu.

"Kakak lagi suka sama perempuan, Bun," tutur Mahesa.

Bunda mengangkat sebelah alisnya. "Siapa namanya?"

"Namanya Aruna, satu sekolah sama Kakak. Cuman beda kelas aja. Kakak belum kenal deket sih sama dia. Tapi bisa Kakak liat kalo Aruna itu baik, Bun. Aruna juga manis,"

Bunda menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kalo Kakak suka, ya deketin. Tapi ingat! Jangan sampai menyakiti hati perempuan ya Kak."

Mahesa mengangguk mantap. "Siap bos!" sahutnya dengan semangat. "Tapi doain Kakak ya, Bun. Semoga Aruna nerima Kakak." lanjut Mahesa. Ia menunjukkan cengiran khasnya.

Bunda terkekeh, merasa lucu akan kelakuan anak sulungnya ini. "Iya, Bunda doain."

Mahesa tersenyum sumringah, "Makasih Bunda. Kalo gitu, Kakak ke kamar ya."

Bunda hanya merespon dengan anggukan kepala saja.

Setelahnya, Mahesa pun berjalan kearah kamarnya sembari tersenyum tanpa henti. Ketika sudah berada di dalam kamar, ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia membuka handphonenya, kemudian mengirimkan pesan kepada Aruna.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang