Vote nya jangan lupa, ya!
Selamat membaca❤️
***
Danis membawa buah-buahan ditangannya dan masuk kedalam sebuah ruang rawat yang dikatakan oleh Aruna dengan mengetuk pintunya terlebih dahulu.
Didalam ruang tersebut, ternyata bukan hanya ada Aruna saja. Tetapi ada Mami dan Papi Aruna juga. Mami dan Papi Aruna terlihat sedang duduk santai di sofa yang ada disana sembari menonton televisi. Sementara Aruna, ia tengah mengabarkan kedua sahabatnya mengenai kondisinya.
Sahira dan Citra kemungkinan tidak bisa menjenguk Aruna. Karena mereka berdua sedang disibukkan oleh tugas. Dan Aruna memaklumi itu.
"Permisi, Om, Tante, Aruna," sapa Danis yang membuat ketiga orang tersebut mengalihkan pandangannya keasal suara.
Mami dan Papi Aruna sontak berdiri ketika melihat seorang laki-laki disana. Aruna tersenyum tipis ketika melihat Danis.
"Eh, Nis, masuk kesini." ujar Aruna.
Danis menganggukkan kepalanya. Ia berjalan kearah Mami dan Papi Aruna seraya mencium punggung tangan kedua orang tua Aruna. "Temannya Aruna?" tanya Papi.
Danis mengangguk kembali, "Iya, Om."
Mami tersenyum sekilas, lalu mempersilahkan Danis untuk menghampiri Aruna.
Danis menyimpan buah-buahan yang ia bawa di nakas yang ada disamping brankar. Lalu duduk di kursi yang ada disana.
Aruna yang melihat Danis menyimpan buah-buahan pun berujar, "Pake bawa buah-buahan segala, padahal mah nggak usah repot-repot, Nis,"
"Masa jengukin orang pake tangan kosong?"
Aruna menyengir. "Makasih ya,"
"Iya, sama-sama. Gimana keadaan lo?" tanya Danis.
"Udah lumayan mendingan sih, sakit perutnya. Sekarang lebih ke pusing sama mual aja."
Danis menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Jangan bandel bandel kalo punya penyakit kayak begini, Ru. Lo harus sayang sama diri lo sendiri." nasihat Danis.
Aruna tersenyum, "Iya, Danis."
"Eh, Sahira sama Citra udah jengukin lo?"
"Belum, kayaknya mereka nggak bakalan bisa jenguk gue, soalnya mereka bilang lagi disibukin sama tugas."
"Mampus! Nanti lo bakalan dapet banyak tugas susulan," ejek Danis.
Aruna cemberut mendengar hal itu. "Iya nih anjir. Males banget gue."
"Makanya jaga kesehatan, kalo udah sakit gini pasti banyak tugas susulan."
Aruna hanya berdecak kesal. Setelah itu, mereka berdua pun sibuk mengobrolkan hal-hal yang lainnya.
***
Setelah mengobrol banyak, tak terasa kini jam menunjukkan pukul 8 malam.
Handphone Danis berdering menandakan panggilan telepon masuk. Danis pun langsung mengambil handphonenya yang ada di saku celananya seraya melihat siapa yang meneleponnya. Nama Haidar tertera disana. Tanpa berlama lagi, Danis pun mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo?"
"Woi! Lo dimana setan! Kita bertiga udah sampe nih." cerca Haidar dari seberang sana.
Danis menjauhkan handphonenya terkejut ketika suara Haidar terdengar nyaring. "Gue lagi di rumah sakit, sebentar lagi gue kesana."
Haidar mengernyitkan dahinya disana. "Siapa yang sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomansaMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...