HB - 39

1.5K 33 0
                                    

Vote nya jangan lupa, ya!

Selamat membaca❤️

***


Aruna termenung seorang diri di bangku halte. Tadi ia sudah menghubungi Sahira untuk meminta jemput, namun Sahira menjawab jika ia tidak bisa menjemputnya karena sedang berada diluar kota bersama sang keluarga. Jadi Aruna memilih untuk merenung sendirian disini.

Mengapa Aruna tidak menghubungi Kakaknya atau Papinya untuk meminta jemput? Jawabannya karena Aruna tidak berani. Ia tidak berani memunculkan dirinya dihadapan keluarganya jika dengan keadaan mata sembab seperti ini. Karena jika nanti keluarganya tahu, sudah dipastikan ia akan di interogasi oleh mereka mengapa matanya bisa sembab seperti ini.

Handphone Aruna tiba-tiba bergetar, menandakan panggilan telepon masuk. Ia menyalakan handphonenya seraya melihat siapa yang menelepon kepadanya.

Begitu nama 'Lita' terpampang di layar handphone tersebut, Aruna pun langsung mengangkat panggilan itu.

"Kenapa, Ta?" ucap Aruna ketika sudah mengangkat telepon tersebut. Suaranya terdengar serak akibat menangis.

"Kamu dimana, Ru? Udah pulang?" tanya Lita dari seberang telepon. Suaranya terdengar sangat khawatir.

"Aku di halte. Lagi nunggu orang jemput." bohong Aruna. Padahal tidak akan ada yang menjemputnya sama sekali.

"Dijemput siapa? Kamu disana nunggu sama siapa?"

"Aku dijemput Sahira. Tenang aja, disini aku nggak sendirian kok. Ada banyak orang." lagi-lagi Aruna berbohong.

Lita menghela napasnya, "Nggak mau dianterin aja Ru, sama aku?"

"Nggak usah. Kamu lanjutin aja acaranya." sahut Aruna sembari menggelengkan kepalanya.

Hening beberapa saat. Tidak ada lagi yang berbicara diantara mereka.

"Ru, maafin Mahesa, ya? Aku tau kamu pasti nggak bakalan baik-baik aja setelah liat Mahesa sama Meysha ciuman gitu depan mata kamu. Tapi aku mohon, maafin dia ya? Maafin kelakuan dia yang nggak bisa ngehargain kamu sebagai pacarnya."

Aruna yang sebelumnya berusaha untuk tidak menangis kembali pun kini meluruhkan air matanya lagi ketika mendengar Lita mengucapkan kata seperti itu. "Nggak apa-apa, Ta. Aku udah maafin dia kok."

Lita tersenyum tipis disana. "Yaudah kalo gitu aku tutup ya telpon nya. Kamu hati-hati nunggu jemputannya ya."

"Iya, Ta." sahut Aruna singkat. Setelahnya panggilan tersebut pun terputus.

Aruna mematikan kembali handphonenya, lalu mengusap air matanya yang tadi turun ke pipi lagi. 'Jadi, selingkuhan Mahesa yang tadi itu namanya Meysha ya?' batin Aruna.

Jika dilihat-lihat, Meysha memang memiliki paras yang sangat cantik dibandingkan dirinya. Jadi pantas saja jika Mahesa selingkuh dibelakangnya. Apa lagi alasan Mahesa selingkuh itu karena sudah bosan berhubungan dengannya.

Bagaimana tidak bosan jika dirinya saja tidak seperti gadis lain yang mau diajak berciuman seperti Meysha tadi.

Aruna tersenyum miris. Jadi ini, alasan mengapa Mahesa melarangnya ikut serta dalam acara Karang Taruna kompleksnya? Andai saja ia menuruti perkataan Mahesa, mungkin ia tidak akan melihat kejadian seperti itu yang membuat hatinya berdenyut sakit. Bahkan sangat sakit. Tapi jika ia tadi tidak ada disana, mungkin ia tidak akan tahu bahwa Mahesa selingkuh dibelakangnya.

Lagi dan lagi bulir-bulir air mata Aruna menetes ke permukaan pipinya.

Seseorang menghentikan motornya dihadapan Aruna tanpa disadari oleh sang empu nya.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang