HB - 50

1.3K 32 0
                                    

Jangan lupa vote nya, ya!

Selamat membaca❤️

***

Mahesa berlari kearah depan kelas X-F dengan keadaan tubuh setengah basah. Ia sedang bermain hujan, dan kebetulan ia melihat kedua sahabat Aruna di tengah lapangan sedang bermain hujan juga. Lelaki tersebut sempat menghampiri keduanya dan menanyakan keberadaan Aruna disaat ia tidak melihat atensi Aruna sama sekali. Kemudian, Citra menjawabnya jika Aruna berada dikelasnya. Maka dari itu, sekarang lelaki tersebut berniat menghampiri Aruna untuk mengajaknya bermain hujan bersamanya.

Mahesa masuk kedalam kelas X-F tanpa permisi. Ia menghampiri Aruna dengan perasaan gugupnya. Masa bodoh dengan gengsi, batinnya.

"Aruna," panggil Mahesa dengan lembut.

Aruna menoleh keasal suara. Ia terkejut bukan main ketika melihat Mahesa dihadapannya. Namun ia bisa mengatasi keterkejutannya itu.

"Kenapa, Hes?" tanya Aruna.

Mahesa diam-diam tersenyum pedih saat menyadari bahwa Aruna kini sudah tidak memanggilnya dengan sebutan Hesa lagi.

"Ikut ujanan sama gue yuk!" ajak Mahesa dengan semangat seraya menutupi rasa sakitnya itu. Tangannya terulur untuk digenggam oleh Aruna.

Aruna menatap uluran tangan tersebut. Ia terlihat menimbang-nimbang. Ia ingin ikut bermain hujan, namun ia baru saja sembuh.

Aruna mengendikkan bahunya. Nggak apa-apa lah, baru sembuh juga, batinnya.

Ketika Aruna akan menyambut uluran tangan Mahesa, tiba tiba saja seseorang menepis tangan Mahesa dengan kasar.

"Aruna baru sembuh, jangan diajakin yang aneh-aneh, Hes." sela Danis dengan tatapan tak suka.

Mahesa menatap Danis dengan tatapan tajamnya. Dasar pengganggu! batinnya.

"Gue nggak aneh-aneh, gue cuman ngajakin dia main ujan doang." sahut Mahesa dengan nada ketus.

"Itu sama aja aneh-aneh, Hes. Aruna kan baru sembuh kemarin, jadi jangan diajakin main ujan. Kalo nanti dia sakit lagi, gimana?"

"Ya nggak bakal lah! Dia kan kemarin sakitnya sakit lambung, bukan demam ataupun flu. Sakit lambung sama main ujan nggak ada hubungannya." timpal Mahesa.

Danis terkekeh geli. Bodoh, umpat Danis dalam hati. "Kalo main ujan, nanti Aruna bisa sakit demam, Mahesa Baswara. Lo berprestasi tapi rada goblok dikit ya, otaknya."

Mahesa yang mendengar kata 'goblok' yang dikeluarkan oleh Danis untuknya pun mulai naik pitam. "Maksud lo nyebut gue goblok apaan?!" sentaknya seraya mencengkram erat kerah seragam Danis.

Danis tersenyum smirk, menantang Mahesa.

Sementara itu, Aruna yang awalnya hanya memperhatikan pun menjadi panik karena Mahesa sudah mulai emosi kepada Danis. Ia beranjak dari duduknya dan menahan Mahesa. "Hes, udah,"

Mahesa menoleh kearah Aruna sejenak, lalu melepaskan cengkeramannya dari kerah seragam Danis. Ia melengos pergi tanpa sepatah katapun. Dirinya sudah terlanjur kesal kepada Danis, tapi ia tidak mau bertengkar bersama Danis dihadapan Aruna.

Danis dan Aruna terdiam menatap kepergian Mahesa. Setelah Mahesa sudah tidak dalam pandangannya lagi, Aruna pun menepuk pundak Danis dengan sedikit keras. "Lo sih! Ngambek noh pasti temen lo." ujar Aruna seraya duduk kembali di bangkunya.

"Biarin," sahut Danis dengan acuh. Ia ikut mendudukkan dirinya di bangku yang ada disamping bangku Aruna.

"Ngapain lo kesini?"

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang