Jika ditanya apa yang paling Aruna takutkan di dunia ini, maka jawabannya adalah takut penyakit yang dideritanya kambuh ketika di sekolah.
Hari ini, guru-guru di SMA Lentera Bangsa mengadakan rapat, maka dari itu seluruh kelas di SMA Lentera Bangsa pun mendapatkan jam kosong. Dan hari ini, tepat di hari Selasa pukul 11.45 ketika Aruna sedang mengerjakan soal, penyakit asam lambung dan inflamasi usus yang diderita Aruna tiba-tiba kambuh.
Padahal, pada jam istirahat pertama tadi Aruna sudah memakan nasi yang ia bawa dari rumahnya. Kedua tangan Aruna ia gunakan untuk mencengkram perutnya, lalu keningnya ia tumpukan di atas meja. Aruna memejamkan matanya erat, sungguh, ini rasanya sakit sekali!
Citra, yang duduk satu bangku bersama Aruna pun sontak menolehkan kepalanya kearah Aruna saat dirasa Aruna sedang kesakitan. "Aru? Kenapa? Kamu sakit?" ujar Citra merasa khawatir.
Aruna mendongak, ia menoleh. "Perut gue Ci, sakit banget." ucapnya sembari menahan rasa sakit. Mata Aruna berkaca-kaca.
Mendengar itu, Citra pun membulatkan matanya, ia berdiri, "Fiona!! Aruna sakit! Cepetan bawa ke UKS!!" teriak Citra dengan panik.
Fiona yang mendengar teriakan Citra pun bergegas menghampiri Aruna. "Aru? Kamu sakit? Bisa berdiri nggak?"
Aruna hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya saja. Sementara itu, Fiona yang melihat respon dari Aruna pun langsung berlari menuju ruang UKS untuk membawa tandu.
Beberapa menit kemudian, munculah Fiona sembari membawa tandu seorang diri. "Temen-temen, mohon perhatiannya! Aruna sakit, ada yang bisa bantu aku buat bawa Aruna ke ruang UKS pake tandu ini nggak?"
Tiga orang murid laki-laki menghampiri, mereka bersedia membantu Fiona untuk membawa Aruna ke ruang UKS. Melihat itu, Fiona pun tersenyum.
Aruna mendekat kearah tandu tersebut dibantu oleh Citra dan Sahira. Setelahnya, Aruna pun berbaring diatas tandu itu. Lalu Fiona, dan ketiga laki-laki tadi menggotong Aruna ke ruang UKS diikuti oleh Citra dan Sahira dibelakangnya.
Disepanjang jalan menuju ruang UKS, Aruna memejamkan matanya dengan erat dan mencengkram perutnya tak kalah erat juga. Banyak murid-murid yang sedang menongkrong di depan kelas mereka masing-masing yang memperhatikan Aruna ketika Aruna digotong seperti itu.
Zaky dan Haidar yang sedang berjalan menuju kantin pun melototkan matanya saat melihat Aruna dibawa menggunakan tandu. Lalu, Zaky dan Haidar pun berputar balik. Mereka berlari menuju kelasnya untuk memberi tahu Mahesa.
***
Aruna kini sudah berada di ruang UKS. Ia membaringkan tubuhnya diatas brankar dengan bantuan PMR yang sedang berjaga di ruang UKS. Fiona dan ketiga murid laki-laki tadi pamit untuk kembali ke kelas, sementara Citra dan Sahira masih berada disana karna khawatir akan keadaan Aruna.
"Kenapa ini?" tanya seorang PMR yang sedang berjaga.
Citra dan Sahira mengambil duduk diatas brankar yang berada di pinggir brankar yang Aruna pakai. "Sakit katanya kak, perutnya." sahut Citra.
PMR tersebut menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Maaf, ikat pinggang nya Kakak buka ya." ujar Elsa, sang PMR tersebut sembari membuka ikat pinggang yang Aruna pakai.
Aruna hanya merespon dengan anggukan kepala saja.
"Kancing seragam yang bagian atas juga dibuka aja, sesak nanti kamunya."
Aruna pun membuka kancing seragam bagian atasnya sembari memejamkan matanya. Memang sesak.
"Baju nya bisa di naikin sebentar? Cuma sebatas perut aja kok, Kakak mau ngolesin minyak kayu putih ke perut kamu biar anget."
Aruna membuka matanya lalu mengangguk, ia menaikkan seragamnya. Lalu perutnya pun diolesi minyak kayu putih oleh Elsa. "Nah udah," ujarnya sembari menurunkan kembali seragam Aruna.
Dirasa sudah, Aruna pun kembali memejamkan matanya.
Elsa mundur. Ia mengambil duduk di kursi yang tidak jauh letaknya dari brankar yang Aruna pakai. "Kalian temennya?" tunjuk Elsa kepada Citra dan Sahira.
Citra dan Sahira pun mengangguk kompak. "Iya kak,"
Mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti, "Dia punya penyakit asam lambung?" tanya Elsa.
Citra dan Sahira mengangguk, "Iya Kak. Dia juga punya penyakit inflamasi usus."
"Waduh, udah parah ya sakitnya. Dia kalo makan, suka dijaga nggak?"
"Kadang bandel sih kak, dia doyan banget minum es sama makan mie."
Elsa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Sudah tau punya penyakit asam lambung, tapi masih saja mengkonsumsi makanan seperti itu.
Sesaat kemudian, seseorang membuka pintu ruang UKS dengan keras secara tiba-tiba. "Aruna? Mana Aruna?" tanya nya sembari berjalan masuk.
Citra, Sahira dan Elsa mengelus dada karna terkejut. Sementara Aruna, ia langsung membuka matanya saat mendengar suara Mahesa.
"Tuh Aruna." sahut Sahira dengan menunjuk kearah Aruna.
Mahesa buru-buru menghampiri brankar yang di pakai oleh Aruna, lalu duduk di sisi brankar tersebut. "Aruna sayang.. Kamu kenapa?" ujarnya dengan nada khawatir.
Aruna berusaha untuk bangkit, namun perutnya terasa sangat sakit. Mahesa menahan Aruna agar tetap berbaring. "Tiduran aja sayang." ujar Mahesa lagi dengan lembut.
"Perut aku sakit banget Sa." keluh Aruna dengan mata yang berkaca-kaca.
Mahesa mengusap-usap dahi Aruna menggunakan tangannya guna menenangkan. "Udah minum obat?"
Aruna menggelengkan kepalanya, "Aku baru ngolesin perut pake minyak kayu putih aja, kalo minum obat belum."
"Kalo mau minum obat, makan dulu. Kamu udah makan?" ujar Elsa.
Aruna menggelengkan kepalanya, "Aku tadi terakhir makan nasi jam 09.00, kalo sekarang belum makan lagi."
"Mau aku beliin roti ke minimarket depan sekolah?" tawar Mahesa.
"Nah iya, kamu pacarnya kan? Beliin dia roti biar dia minum obat." celetuk Elsa.
"Nggak usah, Sa. Ngerepotin kamu nanti." sahut Aruna.
"Aku seneng kalo direpotin sama kamu, sayang. Aku ke minimarket dulu ya?" ujar Mahesa sembari beranjak berdiri. Sebelum berlalu pergi, Mahesa menyempatkan diri untuk mengecup kening Aruna dulu. Lalu berjalan keluar.
Aruna mematung atas perlakuan Mahesa. Mahesa mengecup keningnya? Di sekolah? Di depan teman dan kakak kelasnya? Demi Tuhan! Ia tidak bisa mengatur detak jantungnya yang berdegup kencang karna terkejut dan salah tingkah.
Sementara itu, Citra, Sahira, dan Elsa menganga lebar tidak percaya. "Gila! Lo di cium sama Mahesa cuy!" ujar Citra dengan histeris.
"Mahesa yang terkenal cuek ke cewek-cewek di SMA Lentera Bangsa ternyata bisa bucin juga ya?" celetuk Elsa tidak menyangka.
"Syok berat gue anjir." ujar Sahira.
Aruna hanya tersenyum malu. Bisa-bisanya Mahesa mengecup keningnya disini.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...