"Kelas kamu lemah banget, masa lawan kelas aku aja kalah?" ledek Mahesa kepada Aruna.
Kini Mahesa dan Aruna tengah berada di ruang kelas X-F. Mereka telah selesai foto berdua. Tadi sih, masih ada Sahira. Namun sekarang Sahira sudah kembali ke lapangan untuk bergabung lagi bersama teman-temannya. Katanya, ia tidak mau menjadi nyamuk jika terus-menerus berada di kelas.
Aruna memutar bola matanya saat mendengar itu. "Ya kamu pikir aja, anak kelas kamu banyak yang ikut ekskul futsal. Sementara kelas aku? Cuman Zhalby sama Rifa doang."
"Anak-anak kelas kamu kenapa pada nggak masuk ekskul futsal sih?"
"Ya enggak tau. Emang aku ibu nya mereka?" ketus Aruna.
Mahesa tertawa. "Ketus banget jawabnya."
Aruna hanya menjawab dengan delikan matanya saja. Hal itu berhasil membuat Mahesa semakin tertawa.
"Iya maaf, kelas kamu nggak lemah kok. Cuman kelas aku nya aja yang terlalu hebat." canda Mahesa.
"Kan! Ngeselin! Udah ah sana kamu ke lapangan lagi!"
"Tapi itu fakta, sayang."
"Iya tau fakta. Aku juga tau kalo kelas kamu lebih hebat dibanding kelas aku. Tapi nggak usah gitu juga!" kesal Aruna.
"Iya, maaf." ujar Mahesa sembari menahan tawanya.
"Sana kamu ke lapangan lagi! Bentar lagi kamu tanding voli kan?"
Mahesa mengangguk mengiyakan ucapan Aruna. "Kamu nggak bakal ke lapang nontonin aku tanding?"
"Enggak."
"Kenapa?"
"Aku mau charger hape aku dulu disini. Sekalian mau makan dulu, aku laper."
"Yaudah. Tapi nanti kalo udah selesai, langsung ke lapangan ya? Aku pengen kamu nontonin aku kalo aku lagi tanding."
Aruna mengangguk, "Iya, nanti secepatnya aku nyusul ke lapangan buat nontonin kamu."
Mahesa mengembangkan senyumnya. Ia mengacak puncak kepala Aruna sebelum ia pergi. "Aku tunggu di lapangan."
Aruna balas tersenyum sembari mengangguk. Setelahnya Mahesa pun pergi.
***
Aruna telah selesai menghabiskan bekal makannya. Baterai handphonenya pun telah terisi penuh. Aruna berjalan keluar kelas. Tujuannya kali ini adalah pergi ke lapangan untuk menonton Mahesa yang akan mengikuti pertandingan voli.
Namun saat Aruna baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba saja ada orang yang memanggilnya dari belakang.
"Aruna!" panggil orang tersebut.
Aruna menghentikan langkahnya, lalu berbalik. Saat melihat siapa yang memanggilnya, Aruna pun mengerutkan dahinya. 'Siapa mereka?' batin Aruna.
Kedua orang yang tadi memanggil Aruna pun mulai menghampiri. Saat sudah berada di hadapan Aruna, salah satu dari mereka bertanya. "Aruna pacarnya Mahesa kan?"
Aruna mengangguk tanpa mengucapkan apapun.
Lalu, orang yang tadi bertanya pun menyodorkan tangannya, "Kenalin, gue Hasna anak kelas XII-B."
Sejenak, Aruna memandang tangan tersebut. Kemudian ia pun menyambut sodoran tangan tersebut. "Aku Aruna."
Hasna tersenyum seraya mengangguk. "Gue udah tau kok."
Aruna hanya menjawab dengan senyum anehnya saja. Tangan mereka pun terlepas, lalu orang yang berada di samping Hasna berujar, "Gue Maira, anak kelas XII-B juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...