Vote nya jangan lupa, ya!
Selamat membaca❤️
***
Aruna duduk diatas brankar yang ada diruang rawat inapnya. Ia tengah menunggu sang Mami selesai membereskan barang-barang yang harus dibawa pulang. Ya, hari ini, tepatnya di hari ketiga ia di rawat di rumah sakit ini, akhirnya Aruna diperbolehkan untuk pulang.
Aruna menghela napasnya seraya tersenyum. Akhirnya ia terlepas dari makanan yang tidak berasa yang disediakan oleh rumah sakit ini.
"Ayo, sayang," ujar Mami ketika sudah selesai membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang.
Aruna menoleh, "Udah selesai, Mi?"
"Udah. Ayo, Papi udah nunggu di parkiran,"
Aruna menganggukkan kepalanya seraya beranjak dari duduknya. Setelah itu, ia dan sang Mami pun berjalan menuju parkiran rumah sakit.
***
Aruna mendudukkan dirinya diatas kasur empuk yang ada dikamarnya. Ia telah sampai dirumah.
Gadis itu memandang sekeliling kamarnya. Sudah tiga hari ia tidak menempati kamar nyamannya ini.
Saat tengah memandangi sekeliling kamarnya itu, handphone Aruna yang sedang digenggam tiba-tiba bergetar, menandakan bahwa sebuah pesan masuk. Sontak, Aruna pun menyalakan handphonenya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan kepadanya.
~Mahesa :
Aruna,
Kenapa jarang sekolah?Aruna mengernyitkan dahinya ketika melihat pesan tersebut.
"Ngapain sih dia chat gue lagi?" ujar Aruna dengan nada ketusnya.
Sementara disana, Mahesa tengah mondar-mandir didalam kamarnya karena takut jika pesan nya ini tidak dibalas oleh Aruna.
~Aruna :
Sakit.Aruna membalasnya singkat. Ia mengubah posisinya menjadi berbaring diatas ranjang tersebut.
Mahesa langsung berhenti dari acara mondar-mandir nya dan mendudukkan dirinya diatas ranjang ketika mendapat pesan balasan dari Aruna.
"Singkat banget balesnya," keluh Mahesa dengan lesu.
~Mahesa :
Sakit apa?~Aruna :
Lambung sama inflamasi usus.~Mahesa :
Kambuh?~Aruna :
Iya.Mahesa memandang room chat tersebut seraya berfikir. Ia harus mencari topik pembicaraan lagi agar dirinya tetap bisa bertukar pesan dengan Aruna.
~Mahesa :
Sekarang gimana?Mahesa menggigit bibir bawahnya seraya mengacak rambutnya ketika mengirim pesan seperti itu.
"Pertanyaan apaan kayak gitu, Mahesa bodoh!" umpatnya kesal kepada dirinya sendiri.
Sementara itu, Aruna terlihat kesal. Mahesa ini banyak tanya sekali, batinnya.
Namun meski begitu, pesan dari Mahesa masih Aruna balas.
~Aruna :
Udah sembuh.~Mahesa :
Udah pulang dari rumah sakit?~Aruna :
Udah.~Mahesa :
Berarti besok sekolah?~Aruna :
Iya.~Mahesa :
Oke kalo gitu.Pesan chat terakhir dari Mahesa hanya dibaca saja oleh Aruna. Ia tidak ingin chat tersebut menjadi percakapan panjang dan berakhir dengan Aruna yang berharap kembali kepada Mahesa. Aruna tidak mau seperti itu.
Sementara Mahesa, ia menghela napasnya pasrah ketika chat terakhirnya hanya dibaca saja oleh Aruna.
***
Aruna menata bantalnya agar enak dipakai saat berbaring. Setelah dirasa posisi bantalnya sudah pas, Aruna pun membaringkan tubuhnya dengan perlahan.
Aruna menghela napasnya seraya meraba perutnya. Puji syukur udah sembuh perutnya, batin Aruna.
Ia berniat untuk tidur siang karena dirinya merasa ngantuk. Namun saat ia akan memejamkan matanya, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Aruna berdecak sebal. Kali ini siapa lagi yang mengganggu waktu istirahatnya? batinnya kesal.
Aruna pun dengan segera melihat handphonenya. Dan ternyata yang meneleponnya itu adalah Danis.
Tanpa berlama lagi, Aruna pun mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, Nis?"
"Hai, udah pulang, Ru?" sahut Danis dari seberang telepon.
"Udah,"
"Emangnya udah sehat?"
"Ya udah lah, makannya udah boleh pulang." ujar Aruna dengan sedikit ketus.
Danis tertawa disana, "Kan bisa aja lo minta pulang duluan sebelum sehat,"
"Nggak dong, Mami sama Papi mana mungkin ngizinin kalo kayak gitu."
Danis mengangguk-anggukkan kepalanya, "Sekarang udah di rumah berarti ya?"
"Iya, udah. Ini mau istirahat."
"Oh, mau istirahat? Sorry ya kalo gue ganggu lo." ujar Danis merasa tak enak.
"Nggak apa-apa, Nis, santai." sahut Aruna dengan tersenyum kecil.
"Yaudah, kalo gitu telponnya gue tutup deh, Ru. Lo istirahat aja sekarang. Sorry ya kalo gue ganggu, bye bye." pamit Danis dengan langsung memutuskan sambungan telepon tersebut.
Aruna menatap layar handphonenya dengan kening mengkerut. Namun sedetik kemudian, Aruna mengendikkan bahunya acuh. Ia mematikan handphonenya lalu melanjutkan niatnya untuk beristirahat.
Sementara itu, Danis tengah menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya tujuan ia menelpon Aruna itu untuk menanyakan Mahesa. Apakah Mahesa ada menghubungi Aruna lagi atau tidak. Karena sejak pertengkarannya dengan Mahesa kemarin, tak dapat dipungkiri bahwa Danis merasa takut. Takut akan hadirnya lagi Mahesa kedalam hidup Aruna.
Danis takut jika Mahesa sudah mulai menyesal karena telah menyelingkuhi Aruna dan berujung dengan Mahesa yang meminta Aruna kembali bersamanya.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...