Vote nya jangan lupa ya!
Selamat membaca❤️
***
"Astaga Kak! Kamu kenapa?!" Itu seruan dari sang Bunda ketika Mahesa berjalan masuk kedalam rumahnya dengan dibantu oleh Zaky.
Mahesa meringis ketika mendengar seruan tersebut. "Kakak kecelakaan, Bun."
Bunda berjalan menghampiri seraya membatu si putra sulung untuk duduk diatas sofa. Setelahnya Bunda mengambil duduk di sebelah kiri putra sulungnya. Sementara Zaky, ia duduk di sebelah kanan Mahesa.
"Kecelakaan kenapa, Kak? Kok bisa? Ini tangan kamu patah lagi? Apa aja yang sakit sayang?" tanya Bunda dengan bertubi-tubi.
Mahesa mengumpat dalam hati. Kepalanya pening, tapi suara Bunda malah membuatnya semakin pening. "Nanya nya satu satu, Bunda. Kakak pusing nih,"
Bunda menghela napasnya sejenak serta menetralkan detak jantungnya. "Kakak kecelakaan kenapa?"
"Kakak nabrak pohon, Bunda. Kakak ngehindarin anak kecil yang lagi ngambil bola ditengah jalan."
Bunda menunjuk tangan kiri Mahesa yang memakai gips. "Ini tangan kamu patah lagi?"
Mahesa hanya mampu menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya saja.
"Ada yang sakit selain tangan ini nggak sayang?" tanya Bunda khawatir.
Mahesa mengangguk. "Ada. Lutut sama betis Kakak memar, karena ketimpa motor."
Bunda melirik kearah kaki kiri putra sulungnya. "Ya ampun, celana seragam kamu sampe robek kayak gitu,"
"Maaf, Bunda."
"Nggak apa-apa, Kak. Lain kali hati-hati kalo lagi berkendara." peringatnya. "Motor Kakak gimana?" lanjut sang Bunda.
"Motor Kakak lagi di bawa Haidar sama Danis ke bengkel biasa. Nanti Kakak minta tolong ke Ayah buat urusin motor Kakak, nggak apa-apa kan, Bunda?"
"Nggak apa-apa,"
Mahesa mengangguk-anggukan kepalanya seraya tersenyum. Lalu setelah itu, Mahesa teringat sesuatu. "Oh iya, Bun, dokter yang tadi nanganin Kakak menyarankan Kakak buat operasi tangan. Katanya karena tangan kakak dulu pernah patah juga, dan sekarang patah lagi, mau nggak mau harus di operasi."
Bunda yang mendengarkan hal itupun menatap sendu. "Iya, nanti kita bicarain sama Ayah."
Setelah itu hanya ada keheningan disana. Namun tak lama setelahnya, Bunda kembali bersuara ketika menyadari sesuatu. "Eh, Zaky, Bunda hampir lupa sama kamu, mau minum apa, Nak?"
Zaky menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Nggak usah, Bunda."
"Masa nggak usah. Sebentar ya, Bunda ambilkan dulu air minum." ujar Bunda seraya melengos pergi ke dapur.
Zaky hanya melihat kepergian Bunda Mahesa dalam diam.
Mahesa menyandarkan tubuhnya di sofa. Lalu memejamkan matanya sejenak. Pikirannya lagi-lagi melayang kepada ucapan Danis di depan parkiran sekolah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...