HB - 52

1K 19 0
                                    

Jangan lupa vote nya, ya!

Selamat membaca❤️

***

Mahesa mengendarai motor kesayangannya dengan kecepatan diatas rata-rata. Perkataan Danis yang mengatakan bahwa ia harus membuang jauh-jauh harapannya untuk mendapatkan aruna kembali terus terngiang-ngiang di kepalanya hingga ia menjadi tidak fokus menyetir.

Karenanya, Mahesa sampai tidak menyadari bahwa ada seorang anak kecil yang akan mengambil bola ditengah jalan dengan berlari kecil.

"Adek! Awas!" teriakan seorang Ibu muda menyadarkan Mahesa dari lamunannya. Ia melototkan matanya ketika melihat seorang anak kecil itu.

Dengan gerakan cepat, Mahesa membanting stir motornya kearah kiri dan menabrak pohon yang ada dibahu jalan dengan kencang.

Mahesa dan motor kesayangannya terjatuh dengan posisi miring ke kiri. Tangan kiri Mahesa tertindih oleh beban tubuhnya serta motornya yang membuat Mahesa merintih kesakitan.

Warga disekitar sana yang melihat itupun sontak berlarian menghampiri Mahesa.

Salah satu warga membantu membangunkan motor tersebut, lalu yang lainnya membantu Mahesa untuk duduk.

Celana sekolah Mahesa sedikit robek. Tidak ada memar lainnya selain memar di area lutut dan betis sebelah kiri, serta tangan kiri yang terlihat terkilir.

"Aduh dek, makannya kalau bawa motor hati-hati. Jangan melamun. Untung anak saya tidak tertabrak." tegur seorang Ibu muda yang berteriak tadi.

Mahesa menoleh, ia menunduk merasa bersalah. "Saya minta maaf, Bu."

Ibu muda tersebut hanya bisa menghela napasnya.

"Bisa berdiri nggak, dek?" tanya salah satu warga.

"Bisa, Pak. Tapi lemes," sahutnya. Ia meringis ketika tangan kirinya berusaha ia gerakkan namun tidak bisa.

Salah satu warga yang melihat itupun bertanya, "Tangan kiri nya nggak bisa digerakin?"

Mahesa hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kayaknya patah itu dek, tangannya." ujar salah satu warga tersebut yang disetujui oleh warga lainnya.

"Kamu rumahnya dimana? Dari sini jauh nggak? Kalau jauh, kita anter ke rumah sakit aja. Tapi kalo nggak jauh, kita antar ke rumah."

"Jauh Pak kalo dari sini." jawab Mahesa yang berusaha menahan rasa sakit di tangan kirinya.

"Yasudah, kalau begitu kita antar ke rumah sakit saja ya, dek?"

Mahesa mengangguk mengiyakan ucapan tersebut.

"Antar pake motor saya saja pak," tawar yang lain karena melihat bahwa motor Mahesa kelihatannya tidak bisa dipakai untuk sekarang. Bagaimana bisa dipakai jika bagian depannya saja penyok dan body kirinya tergores seperti itu.

Para warga mengangguk, lalu dua orang diantara mereka membantu Mahesa untuk berdiri. Setelahnya, Mahesa pun mendudukkan dirinya diatas motor salah satu warga yang bersedia mengantarnya ke rumah sakit.

***

Mahesa duduk diatas brankar ruang UGD di salah satu rumah sakit terdekat. Ia disana sendirian, karena salah satu warga yang tadi membawanya ke rumah sakit ini sudah kembali ke rumahnya.

Dokter sudah memeriksanya tadi. Dokter mengatakan bahwa tangan kiri Mahesa patah. Dan dokter menyarankan Mahesa untuk operasi, karena sewaktu dulu, Mahesa pernah mengalami patah tulang tangan kiri juga karena jatuh dari pohon setinggi 10 meter.

Handsome Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang