Satu bulan telah berlalu, dan selama satu bulan itu hubungan antara Aruna dan Mahesa kian romantis meskipun terkadang terjadi konflik-konflik kecil.
Hari ini adalah hari Jumat, dan hari ini adalah hari terakhir SMA Lentera Bangsa ujian semester.
Aruna sedang mengerjakan soal ujian mata pelajaran IPS. Ia sudah sampai di nomor 28, sementara soal keseluruhannya ada 30 nomor.
Saat tengah asyik mengerjakan, seorang pengawas yang mengawasi kelas Aruna pun berujar, "Hari Senin depan sampai hari Rabu ada acara porak ya?"
Semua murid yang berada dikelas itupun sontak mengangkat wajahnya untuk memperhatikan pengawas tersebut.
"Nggak tau, Bu. Tapi emang bakalan ada acara porak ya Bu?" tanya salah satu murid.
Pengawas tersebut mengernyitkan dahinya, "Loh kalian belum dikasih tau sama OSIS?"
Semua murid menggelengkan kepalanya, "Belum Bu." sahut mereka kompak.
"Yaudah, Ibu kasih tau aja. Hari Senin depan sampai hari Rabu depan bakalan ada acara porak. Nanti kelas kalian harus ada perwakilannya untuk mengikuti lomba tersebut."
Salah satu dari mereka mengangkat tangannya, "Maaf, Bu. Porak itu apa ya?"
"Porak itu pekan olahraga antar kelas."
"Ada lomba apa aja bu kira-kira?" tanya yang lainnya.
"Ibu kurang tau ya kalau soal itu, tapi yang ibu dengar sih ada lomba futsal, voli, basket dan catur."
Mereka semua menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Setiap kelas harus ada perwakilannya. Nanti kalau mau ikutan lomba, kalian bisa langsung menghubungi OSIS. Sekarang, kalian lanjutkan mengerjakan soalnya. Waktunya tinggal 10 menit lagi."
"Baik bu!" ujar mereka kompak.
Setelahnya merekapun kembali mengerjakan soal ulangan mereka masing-masing.
***
Bell tanda pulang pun berbunyi.
"Waktunya sudah habis, ayo semuanya segera mengumpulkan soal ujian kalian." ujar pengawas tersebut.
Mereka pun mulai mengumpulkan kertas ulangan mereka ke depan.
"Sekertaris di kelas ini siapa?" tanya sang pengawas.
Mendengar pertanyaan tersebut, sontak Aruna pun mengangkat tangannya. "Saya Bu." ujar Aruna.
"Tolong bantu Ibu bawakan lembaran soal ujian ini ke ruang guru."
"Baik Bu." sahut Aruna sembari mengangguk. Ia memakai tasnya terlebih dahulu, lalu beranjak menghampiri meja guru.
Pengawas tersebut berdiri dari duduknya. "Terima kasih semuanya, Ibu pamit undur diri. Kalian semua pulangnya hati-hati di jalan. Selamat siang."
"Selamat siang, Bu. Terima kasih." sahut semuanya.
Pengawas tersebut berjalan menuju ruang guru diikuti oleh Aruna dibelakangnya. Sebelum keluar dari kelas, Aruna mengkode Sahira dan Citra terlebih dahulu untuk mengikutinya ke ruang guru. Sahira dan Citra yang mendapat kode seperti itupun sontak berjalan mengikuti Aruna.
***
Sepanjang perjalanan menuju ruang guru, Aruna, Sahira dan Citra tak henti-hentinya mendengar bisikan murid-murid yang lain yang sedang membicarakan sesuatu.
"Ngeri banget ya, ternyata sekolah kita terlibat kasus tawuran antar pelajar." ujar salah satu murid.
"Iya, ngeri banget. Apa lagi sampai ada korban gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...